Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun tajam pada perdagangan Jumat dan menuju kinerja minggguan terburuk dalam delapan pekan karena pernyataan hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) atau Bank Sentral AS.
Pernyataan dari pejabat The Fed ini sepanjang minggu ini mendukung taruhan untuk setidaknya satu kenaikan suku bunga lagi dan hal tersebut membuat nilai tukar dolar AS menguat sehingga menekan harga emas dunia.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Sabtu (22/4/2023), harga emas di pasar spot turun 1,4 persen menjadi USD 1.976,27 per ons pada pukul 12:18. ET. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,5 persen menjadi USD 1.987,10 per ons.
Advertisement
Harga emas batangan telah turun sekitar 1,2 persen sepanjang minggu ini, tertekan oleh kenaikan dolar AS, yang membuat emas batangan lebih mahal untuk pembeli di luar negeri.
Pejabat the Fed mengatakan pada hari Kamis bahwa inflasi tetap jauh di atas target 2 persen bank sentral. Gubernur Fed Michelle Bowman menegaskan kembali bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjinakkan inflasi.
Analis senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, kenaikan suku bunga pada awalnya akan mengurangi daya tarik emas, akhirnya justru mengirim harga emas ke level tertinggi sepanjang masa baru-baru ini.
Ia melanjutkan bahwa The Fed memiliki titik puncak di mana mereka tidak bisa lagi mendorong suku bunga ke level yang lebih tinggi tanpa melakukan kerusakan yang signifikan terhadap perekonomian.
Aktivitas Bisnis AS
Harga emas juga tertekan oleh survei S&P Global yang menunjukkan aktivitas bisnis AS melaju ke level tertinggi 11 bulan pada bulan April, yang bertentangan dengan tanda-tanda yang berkembang bahwa suku bunga yang lebih tinggi menurunkan permintaan.
Pasar sekarang melihat peluang 89 persen dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Fed 2-3 Mei.
Masih Ada Tren Kenaikan Harga Emas Pekan Ini, Tapi Tak Bakal Sentuh Rekor Tertinggi
Sebelumnya, harga emas tak mampu membukukan kinerja positif pada pekan lalu. Di penutupan perdagangan Jumat 14 April 2023, harga emas dunia mengalami tekanan jual sehingga menyerah di zona merah.
Namun, para analis melihat bahwa pekan ini harga emas dunia akan membukukan kinerja positif. Koreksi yang telah dibukukan pada pekan lalu akan memberikan dampak positif pada minggu ini.
Dalam survei harga Emas kantor Berita Kitco terbaru menunjukkan bahwa investor ritel tetap kuat sentimen bullish pada harga emas dalam waktu dekat ini. Namun, analis Wall Street mengambil sikap yang lebih hati-hati.
"Emas mengalami pergerakan yang bagus akhir-akhir ini, tetapi tampaknya momentum kenaikan sedikit melambat dan tampaknya karena koreksi teknis dengan potensi support di dekat USD 2.000 atau USSD 1.960," kata kepala analis SIA Wealth Management, Colin Cieszynski dikutip dari Kitco, Senin (17/4/2023).
kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, tidak mengherankan jika emas dan perak mengalami tekanan jual pada hari Jumat karena banyak berita bullish yang mendorong reli selama sebulan ini mulai memudar.
Dia mencatat bahwa pasar merasa nyaman dengan gagasan bahwa The Federal Reserve atau Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Mei 2023. Di saat yang sama akekhawatiran akan runtuhnya sistem perbankan AS mulai mereda, mengurangi permintaan safe-haven untuk emas.
Meskipun harga bisa tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat, Streible mengatakan bahwa pasar tetap dalam uptrend yang solid.
"Jika kita tutup di bawah USD 1.953, itu menandakan tren bullish telah berakhir, dan emas telah bergerak ke posisi netral," ujarnya.
Jim Wyckoff, analis teknis senior di Kitco.com, mengatakan bahwa dia tetap memperkirakan harga emas bakal bullish. Dia melihat aksi jual emas sebagai pullback korektif.
"Penurunan di bawah level terendah April di USD 1.965,90 akan meniadakan tren kenaikan harga emas jangka pendek untuk mulai menunjukkan puncak pasar sudah ada," katanya.
  Â
Advertisement
Hasil Survei Kitco
Minggu ini, sebanyak 23 analis di Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas yang dilakukan oleh kantor berita Kitco. Di antara para analis tersebut, sembilan analis, atau 39 persen memperkirakan harga emas akan bullish dalam waktu dekat.
Pada saat yang sama, enam analis atau 26 persen bersikap bearish untuk minggu ini dan delapan analis atau 35 persen melihat harga emas akan diperdagangkan mendatar.
Sementara itu, 1.347 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 930 responden atau 68 persen memperkirakan harga emas akan naik minggu ini.
Selain itu, 278 responden lainnya atau 20 persen mengatakan harga emas akan bergerak lebih rendah di minggu ini.
Sementara 156 pemilih atau 11 persen bersikap netral dalam waktu dekat.