Desa Wisata Jadi Salah Satu Tempat Favorit Warga Indonesia untuk Liburan

Sanfiaga Uno menjelaskan sektor wisata yang mengalami pemulihan sejauh ini yaitu taman rekreasi, dan hotel-hotel, terutama hotel bintang 3 ke atas yang cenderung pulih.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2023, 17:30 WIB
Kota Tua Jakarta
Wisatawan berfoto dengan latar belakang Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (8/6/2019). Selama libur lebaran 2019, jam berkunjung ke berbagai museum di kawasan wisata sejarah Kota Tua diperpanjang hingga pukul 20.00 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Momen cuti bersama dan libur nasional yang panjang pada Lebaran Idul Fitri 2023 membuat masyarakat berbondong-bondong untuk berwisata. Usai bermaaf-maafan dengan sanak saudara, sebagian masyarakat menghabiskan waktunya untuk berwisata. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudi Uno menjelaskan, tingkat kunjungan destinasi wisata di tahun ini mengalami kenaikan sebesar 47 persen dibandingkan tahun lalu. Hal itu terlihat dari destinasi wisata yang menjadi tempat terfavorit berdasarkan wilayah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

"Kemarin kita baru kelar survei ada 3 destinasi utana pertama pegunungan, pantai, taman rekreasi dan juga alhamdulilah desa wisata juga masuk di tiga besar," ujar Sandiaga Uno, kepada media, Jakarta, Sabtu (22/4/2023).

"Masih Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan kalau di Jawa Barat tetep puncak, Pangandaran, Jawa Tengah itu Borobudur, Jawa Timur Bromo, Tregger, Semeru," lanjutnya.

Dia menjelaskan sektor wisata yang mengalami pemulihan sejauh ini yaitu taman rekreasi, dan hotel-hotel, terutama hotel bintang 3 ke atas yang cenderung pulih.

"Yang paling menonjol itu," terang dia.

Sandi menerangkan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akan memberikan dampak positif ke perekonomian. "Kita sudah melihat ini, kalau kita kawal UMKM secaa baik, akan meningkat secara signifikan," jelasnya.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Covid-19 Terkendali, Jumlah Kunjungan Wisman ke Indonesia Naik 567,3 Persen

FOTO: PPKM Level 2, Tempat Hiburan Anak Kembali Dibuka
Anak-anak didampingi orangtua saat berwisata di Pantai Lagoon, Ancol, Jakarta, Kamis (21/10/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyesuaikan sejumlah aturan kegiatan dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jumlah kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Indonesia meningkat 567,3 persen pada Maret 2023. Peningkatan tersebut dikarenakan kondisi pandemi covid-19 sudah terkendali.

"Indonesia terus mengalami perbaikan di sisi kunjungan wisman. Kunjungan wisman kita naiknya 567 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa April 2023, Senin (17/4/2023).

Menkeu mengatakan, jika dibandingkan tahun 2020 dan 2021, jumlah wisman masih terkontraksi lantaran adanya pandemi covid-19 yang membatasi pergerakan wisman. Namun, sejak semester II-2022 hingga Maret 2023, jumlah kunjungan wisman kembali pulih.

"Tahun 2020 dan 2021 kita memang sangat didominasi oleh pandemi, sehingga memang kunjungan wisman sangat dipengaruhi. Kita lihat tahun 2023 sudah mulai pulih bahkan mulai sejak 2022 semester kedua," ujarnya.

Meskipun kunjungan wisman masih didominasi dari negara-negara di ASEAN, namun dalam hal ini wisman Korea Selatan dan India juga mulai mengalami kenaikan.

"Share dari wisman kita cukup meskipun masih didominasi oleh negara-negara dari ASEAN. Tapi kita lihat dalam hal ini Korea dan India juga sudah mulai mengalami kenaikan," ujar Menkeu.

Adapun pada Februari 2023, jumlah wisman yang masuk melalui pintu utama mencapai 701,9 ribu kunjungan atau 4,62 persen lebih rendah, namun tumbuh 567,3 persen secara tahunan pada Maret 2023.

 

Pertumbuhan Ekonomi Domestik

Lebih lanjut, Menurut Menkeu, meningkatnya jumlah kunjungan wisman dipengaruhi oleh adanya kepercayaan dari konsumen yang masih baik, investasi, pertumbuhan dari ekspor-impor Indonesia yang relatif masih stabil, dan neraca perdagangan surplus.

Tak hanya itu saja, pertumbuhan ekonomi domestik juga relatif stabil. Bahkan IMF melakukan revisi ke atas terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen dari sebelumnya 4,8 persen.

"Ini karena kondisi dari berbagai faktor yang menyumbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang membaik pada tahun pada bulan Maret ini," pungkas Sri Mulyani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya