Liputan6.com, Jakarta Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan akan mencapai 324 juta jiwa. Angka ini bertambah sekitar 54,42 juta orang dari posisi tahun 2020 yang jumlah penduduk saat itu 271,4 juta jiwa.
“Hasil proyeksi dengan skenario 1 jumlah penduduk tahun 2045 akan mencapai 324 juta atau bertambah 54, 42 juta jiwa,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Suharso Monoarfa dalam Musrenbang RKP 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2023).
Skenario 1 yang dimaksud Suharso yakni trend business as usual atau tanpa ada kebijakan, yang hasilnya angka kematian terus menurun sampai 1,9 di tahun 2045. Selain itu dengan diiringi angka kematian bayi (infant mortality rate) mencapai 7,85.
Advertisement
Suharso mengatakan pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun.
“Melambat terus setiap tahun,” kata dia.
Tak hanya itu, proporsi jumlah angkatan muda setiap tahun juga terus menurun. Tercermin dari proporsi penduduk usia 0-14 tahun di tahun 2020 ada 24,56 persen. Sedangkan di tahun 2045 nanti, jumlah penduduk di kelompok ini pun terus menurun menjadi 19,09 persen.
“Proporsi orang berusia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada tahun 2020 menjad 19,61 peren tahun 2045,” kata dia.
Penduduk Usia Tua
Hal sebaliknya terjadi pada kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas. Di tahun 2020, proporsi jumlah penduduk kelompok ini hanya 6,16 persen. Namun di tahun 2045 akan menjad 16,03 persen.
“Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas dari 6,16 persen menjadi 16,03 persen pada tahun 2045,” kata dia.
Begitu juga dengan penduduk angkatan kerja yakni 15-64 tahun yang terus menurun. Di tahun 2020 proporsinya mencapai 69,28 persen, menjadi 6488 persen pada tahun 2045.
Advertisement
Bank Dunia Puji Indonesia dalam Kurangi Kemiskinan Ekstrem
Country Director World Bank Indonesia, Satu Kahkonen memuji kemajuan yang dicapai Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan.
“Selama 20 tahun terakhir, kita telah melihat kemajuan yang luar biasa dalam kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia,” kata Satu Kahkonen dalam acara Indonesia Poverty Assessment yang digelar Bank Dunia di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Seperti diketahui, pada 2021, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan upaya pemerintah untuk memberantas kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen pada tahun 2024.
Di 2023 ini, dengan tingkat kemiskinan ekstrim di Indonesia yang berkurang sebesar 1,5 persen, Kahkonen menyakini, target ini pada dasarnya tercapai.
“Ini adalah pencapaian yang mengesankan. Dan saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia dan Pemerintah Indonesia atas pencapaian yang luar biasa ini,” ujarnya.
Ketika melihat ke depa, dengan Indonesia yang kini berdokus fokus pada transisi ke status berpenghasilan tinggi, Bank Dunia menyarankan, akan membutuhkan kebijakan.
“Hal ini tidak hanya menyesuaikan kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, tetapi juga memperhatikan pendapatan yang lebih tinggi dan ketahanan ekonomi ekonomi bagi masyarakat Indonesia,” jelas Kahkonen.
Oleh karena itu, sejalan dengan ambisi tersebut, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan perluasan definisi masyarakat miskin, katanya.
Hal ini dapat dilakukan, menurut Kahkonen, misalnya dengan menggunakan garis kemiskinan internasional sebesar USE 3,20 alih-alih garis USD 1,90 yang saat ini digunakan.
“Jika kita menerapkan definisi kemiskinan yang lebih luas ini, ada sekitar satu dari enam orang Indonesia yang dalam kondisi miskin, atau sekitar 40 juta orang,” ungkapnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com