Manfaatkan Lahan 3,3 Ha, Meratus Buka Container Logistics Center Baru di KBN Cakung

Meratus membuka Container Logistics Center (CLC) di Kawasan industri KBN Cakung. CLC dengan luas lahan hingga 3,3 hektar di tahap awal ini akan secara khusus melayani kebutuhan kontainer logistik Main Line Operator (MLO)

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 25 Mei 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 20:30 WIB
PT Kawasan Berikat Nusantara
Meratus membuka Container Logistics Center (CLC) di Kawasan industri KBN Cakung. CLC dengan luas lahan hingga 3,3 hektar di tahap awal ini akan secara khusus melayani kebutuhan kontainer logistik Main Line Operator (MLO) (Foto: PT KBN)

Liputan6.com, Jakarta Meratus membuka Container Logistics Center (CLC) di Kawasan industri KBN Cakung. CLC dengan luas lahan hingga 3,3 hektar di tahap awal ini akan secara khusus melayani kebutuhan kontainer logistik Main Line Operator (MLO) dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor memanfaatkan berbagai fasilitas CLC. 

Selain kebutuhan ekspor-impor, Meratus CLC KBN Cakung menyediakan solusi menyeluruh mulai dari manajemen kontainer standar, hingga kegiatan bongkar muat, Refeer Plug, Repair Container, Washing Container, Reposition, dan Penyimpanan Container dalam satu lokasi.

Dengan pengalaman pelanggan yang prima, Meratus CLC KBN Cakung juga telah dilengkapi dengan auto-gate system untuk mempercepat alur administrasi serta tracking yang mudah diakses dari setiap kegiatan logistik yang ada di area CLC.

Pembukaan CLC baru di kawasan industri ini disambut baik oleh Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Ir. Subagyo. Dirinya berharap kehadiran Meratus CLC KBN Cakung ini dapat mendukung upaya pemerintahan untuk meningkatkan kualitas kinerja logistik di Indonesia.

“Tahun ini, 2023, Logistics Performance Index (LPI) Indonesia mengalami penurunan sehingga kami harapkan CLC Meratus KBN Cakung dapat menjadi salah satu alternatif dan upaya kita bersama dalam meningkatkan kualitas performa logistik dalam negeri, “ kata Ir. Subagyo.

Direktur Utama PT IPC Terminal Peti Kemas, Guna Mulyana juga turut memberikan apresiasi dan dukungannya untuk CLC Meratus KBN Cakung. Guna mengungkap bahwa inovasi-inovasi yang dikembangkan di CLC Meratus ini dapat menjadi contoh bagi depo-depo lainnya, sehingga bersama-sama dapat berkolaborasi memperkuat ekosistem logistik di Jakarta.

Meratus CLC KBN Cakung menerapkan standar keamanan tinggi bagi semua elemen yang melakukan aktifitas dalam depo demi keselamatan. Alat Pelindung Diri (APD) wajib digunakan dimulai saat pertama memasuki depo.

 


Pangkas Waktu

Meratus
Meratus sebagai perusahaan Integrator Logistik dan Maritim terkemuka di Indonesia, kembali memperkuat eksistensinya di Jakarta dengan membuka Container Logistics Center (CLC) di Kawasan industri KBN Cakung.

Bagi para pelanggan disediakan lounge yang nyaman serta proses administrasi yang singkat demi memangkas waktu agar kian efektif. Area merokok disediakan terpisah serta kebersihan di lingkungan CLC yang sangat diperhatikan.

“CLC adalah bagian dari visi grup kami untuk menjadi integrator logistik darat dan maritim di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan mengintegrasikan kedua moda transportasi ini, kami dapat memberikan solusi yang lebih efisien dan hemat biaya kepada pelanggan kami. Kami akan terus menunjukkan komitmen kami untuk selalu melakukan pelayanan berbasis customer centric," ucap CEO Meratus, Farid Belbouab dalam sambutannya ketika membuka CLC Meratus KBN Cakung pada 25 Mei 2023.

Meratus Group telah mengalokasikan investasi lebih dari 20 Juta USD di bidang infrastruktur logistik untuk meluncurkan CLC Meratus tidak hanya di kota-kota besar di pulau jawa tapi hingga ke pelosok nusantara seperti di Kupang, Kendari, Bitung dan Makassar.

Perluasan jaringan logistik darat ke wilayah Sulawesi, Kalimantan dan Nusa tengara ini sangat penting bagi perekonomian karena Meratus Group memiliki misi untuk meningkatkan konektivitas logistik dan maritim sebagai operator maritim di Indonesia.


Transformasi Digital Tuntut Industri Logistik Lakukan Modernisasi Layanan

Ilustrasi kargo
Bisnis logistik Indonesia masih sering menghadapi banyak kendala. Apa yang harus dilakukan?

Pengembangan aplikasi digital terus berlanjut dan berkembang untuk memberikan ease of use dan ease of doing business kepada para pengguna dan pelaku logistik.

Salah satunya mySPIL Reloaded sebagai bentuk pengembangan aplikasi logistik yang menjadi Logistics Super App pertama di Indonesia.

Chief Technology Officer (CTO) PT SPIL Yudi Mulyawan memaparkan, kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan meningkat menyebabkan pihaknya merasa perlu untuk selalu terus berinovasi dan mendorong limit.

"Kami ingin terus konsisten untuk menjadi pionir dalam industri logistik. Kami melihat kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan semakin meningkat," ujarnya, Kamis (16/3/2023).

Secara keseluruhan, Yudi mengatakan, aplikasi logistik sedang mengalami transformasi besar-besaran dalam industri logistik. Perkembangan terbaru dalam teknologi Al, blockchain, dan pengalaman pengguna semuanya berkontribusi melalul transformasi ini.

"Hal ini juga memungkinkan perusahaan logistik untuk beroperasi secara lebih efisien dan efektif. Seiring dengan terus berkembangnya industri logistik, kita mengharapkan adanya inovasi lebih lanjut dalam aplikasi logistik yang memberikan dampak positif bagi industri logistik," ungkapnya.

Melalui mySPIL Reloaded, ia mengutarakan, aplikasi ini menjangkau layanan logistik multimoda, mulai dari laut, darat dan udara.


Pelayanan Logistik

Ilustrasi Perusahaan Logistik.
Ilustrasi Perusahaan Logistik.

Pengguna mySPIL Reloaded dapat melakukan semua fungsi support pelayanan logistik, termasuk dengan adanya Value Added Services, seperti fitur fitur yang memungkinkan pembicaraan langsung kepada Customer Service, Bank Transfer (Virtual Account), Top Up e-Wallet, dan lain sebagainya.

"Bahkan pengguna saat ini dapat melakukan pembelian paket data dan pulsa, serta melakukan pembayaran PLN tanpa harus keluar dari aplikasi tersebut," imbuhnya.

Perkembangan terbaru dalam aplikasi logistik adalah integrasi teknologi kecerdasan buatan (Al) dan machine learning (ML). Melalui teknologi ini, aplikasi logistik dapat melakukan proses otomatisasi dalam mengelola pengiriman.

"Misalnya, aplikasi logistik yang dioperasikan oleh Al secara otomatis dapat mengoptimalkan rute pengiriman berdasarkan data lalu lintas real-time, memastikan pengiriman tiba di tujuan dengan lebih cepat dan tepat," paparnya.

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya