Menko Luhut Minta Presiden Baru Lanjutkan Program Jokowi: Kalau Disetop Dampaknya ke Generasimu

Menko Luhut menilai, program-program yang dicanangkan pemerintah Jokowi terbukti efektif untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah situasi sulit. Terutama dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2023, 14:10 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 14:10 WIB
Pemerintah Kucurkan Insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Mulai 20 Maret 2023
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3/2023). Keterangan pers tersebut terkait pemerintah akan mengucurkan insentif Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada 20 Maret 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan berakhir pada tahun depan atau 2024. Berbagai program telah dijalankan selama 9 tahun ini. Sebagian program Jokowi telah selesai dan beberapa program masih harus dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya seperti hilirisasi hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa program-program yang dicanangkan Presiden Jokowi tidak bisa dihentikan. Dia pun meminta calon presiden baru pengganti Jokowi untuk melanjutkan program yang sudah digagas oleh pemerintah.

"Program yang dibuat Pak Jokowi sekarang nggak bisa disetop. Karena kalau disetop ya dampaknya pada generasimu," katanya kepada awak media di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023).

Menko Luhut menilai, program-program yang dicanangkan pemerintah Jokowi terbukti efektif untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah situasi sulit. Terutama dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Dia mencontohkan sejumlah program yang digagas pemerintah Jokowi antara lain hilirisasi industri yang terbukti meningkatkan nilai tambah. Kemudian dekarbonisasi, digitalisasi, hingga dana desa.

"Karena kita sudah buktikan keadaan ekonomi yang paling susah pun kita punya ekonomi dengan downstream industry, dengan dekarbonisasi, dengan digitalisasi, dengan dana desa, tentu harga komoditas itu membikin ketahanan ekonomi kita jadi terbukti bagus," ungkapnya.

Meski begitu, Menko Luhut mempersilahkan kepada presiden baru yang akan memimpin Indonesia untuk melakukan modifikasi program yang telah dicanangkan Presiden Jokowi. Dia menyadari, sejumlah modifikasi diperlukan untuk mencapai sasaran pembangun yang telah dicanangkan pemerintahan Jokowi.

"Jadi kalau pola ini kita lakukan terus, dengan tentu presiden yang akan datang modifikasi sana-sini ya silakan," pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Jokowi: Kepemimpinan Ibarat Estafet, Bukan Meteran Pom Bensin

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pembentukan Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat, 7 Oktober 2022. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya keberlanjutan dan kesinambungan dalam kepemimpinan. Jokowi mengatakan kepemimpinan ibarat tongkat estafet, bukan meteran bensin yang harus dimulai dari nol.

"Kepemimpinan itu ibarat tingkat estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu dimulai dari 0 (nol) ya, sama ditunjukan ini apa kita mau seperti itu? Ndak kan," kata Jokowi dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (15/6/2023).

"Masa kaya meteran pom bensin. Mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, kempemimpianan berikut masuk SMA, universitas. Nanti kepemimpinan berikut masuk S2, S3, tidak maju mundur, poco poco," sambungnya.

Dia lalu menyampaikan pembangunan Indonesia-sentris dan hilirisasi industri sangat penting untuk terus dilakukan. Jokowi menyebut keberlanjutan dua hal ini akan membuat Indonesia melompat lebih baik.

"Misalnaya, urusan hilirisasi mineral, membangun ekosistem EV membangun EV baterai, gimana dulu kita ekspor hanya mentahan, bisa jadi katoda prekursor, bisa jadi lithium barerai," ujarnya.

Tak Mudah

Jokowi menuturkan tak mudah untuk mencapai ekosistem besar tersebut. Bahkan, kata dia, ada kemungkinan gagal meski sudah rutin dicek di lapangan.

"Gimana mencapai ekosistem besar ini, enggak mudah perlu kerja detail dan di cek di lapangan itupun bisa meleset apalagi tidak," jelas Jokowi.

Infografis Indeks Infrastruktur Indonesia
Infografis Indeks Infrastruktur Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya