Indonesia Ajak ASEAN Keluar dari Middle Income Trap Lewat Ekonomi Biru

Dampak dari Blue Economy, baru akan terlihat dalam jangka panjang. Sebab untuk mencapai stabilitas Blue Economy, perlu memiliki persamaan persepsi dan langkah antara negara-negara ASEAN.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2023, 14:20 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 14:20 WIB
Kegiatan masyarakat di Nusa Penida untuk budidaya rumput laut
Kegiatan masyarakat di Nusa Penida untuk budidaya rumput laut. (Dok: Liputan6.com/dyah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan peta jalan Ekonomi Biru (Blue Economy). Peta jalan Blue Economy bisa menjadi pedoman bagi negara-negara di ASEAN untuk memanfaatkan potensi nilai tambah maritim, namun tetap menjaga kelestarian.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adiniggar Widyasanti menjelaskan, peta jalan Blue Economy ini sebagai prakarsa Indonesia agar negara-negara di ASEAN dapat keluar sebagai negara dengan status middle income trap.

"Banyak negara ASEAN yang terjebak dalam middle income. Banyak upaya yang dilakukan. Kita harus lebih inovatif dan strategis supaya bisa keluar dari middle income trap, jadi Blue Economy adalah program jangka panjang untuk ASEAN," ujar Amalia dalam konferensi pers peluncuran peta jalan Blue Economy di Belitung, Senin (3/7/2023).

Amalia mengatakan bahwa negara-negara di ASEAN menyadari masalah yang sama yaitu terjebak sebagai negara middle income dalam waktu yang sangat panjang. Maka dari itu, mengingat potensi maritim ASEAN sangat besar, maka ini merupakan salah satu upaya yang dianggap strategis keluar dari middle income.

Dia juga menegaskan bahwa dampak dari Blue Economy, baru akan terlihat dalam jangka panjang. Sebab untuk mencapai stabilitas Blue Economy, perlu memiliki persamaan persepsi dan langkah antara negara-negara ASEAN.

"Ini bukan jangka pendek, targetnya blue economy framework untuk common understanding setelah itu tahap berikutnya kita akan mulai konkret pilot project next step kita akan membuat roadmap," ungkapnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

G20

KKP Dorong Ekspor Hasil Tangkap Ikan Nelayan Tradisional
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan laut di Muara Baru, Jakarta, Kamis (29/3). Untuk mendorong ekspor komoditas perikanan KKP akan memberikan bantuan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya pada 2021 lalu, blue economy juga mulai masuk dalam pembahasan di forum Development Working Group sebagai bagian dari G20. Di sini membahas mengenai peluang pengembangan dan upaya menuju transformasi ekonomi.

"Pada 2023 akan didorong jadi prioritas Indonesia dalam pembahasan di ASEAN 2023, karena Indonesia jadi ketua (forum) ASEAN pada saat itu. Dan Indonesia menjadi negara dengan laut terbesar, kita akan mengusung blue economy jadi salah satu upaya pemulihan ekonomi dan transformasi ekonomi di kawasan ASEAN," paparnya.

Tiga tujuan tersebut selaras dengan Prioritas 1 G20 Development Working Group. Yakni Strengthening Recovery from the Covid-19 Pandemic and Ensuring Resilience in Developing Countries, Underdeveloped Countries, and Archipelagic Countries through the three key pillars of Micro, Small, Medium Enterprises; Adaptive Social Protection; and Low-Carbon Green and Blue Economies.

 

Pondasi Penting

Prioritas tersebut menjadi fondasi bagi salah satu deliverables dalam DMM 2022, yakni the G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, Least Developed Countries (LDCs), and Small Island Developing States (SIDS).

Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk mendukung aksi bersama dalam memprioritaskan pembangunan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang rendah karbon di negara berkembang, terutama dari sisi perencanaan, peningkatan kapasitas, serta penyusunan rencana aksi terkait pembiayaan dan investasi.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya