Liputan6.com, Ogan Komering Ilir Panen perdana kelapa sawit dalam program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat berhasil dilakukan di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pun merasa bangga atas panen perdana yang berhasil dilakukan ini.
"Tentu panen perdana ini sangat membanggakan, patut diapresiasi. Ini adalah prestasi dan bisa dijadikan penyemangat bagi para pekebun sawit lainnya di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga
Mentan SYL mengungkapkan bahwa pengoptimalan produktivitas dan penggunaan agroinput perlu dilakukan secara maksimal. Pasalnya, hal itu dapat berdampak besar bagi masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak segera dilakukan suatu langkah komprehensif.
Advertisement
"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kita perlu melakukan upaya perbaikan dari hulu perkebunan kelapa sawit rakyat dengan mengganti tanaman tua atau tidak produktif melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)," ungkapnya.
Mentan SYL mengatakan bahwa peningkatan produktivitas kelapa sawit terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui kegiatan peremajaan sawit rakyat sejak tahun 2017. Ia menyebut, kegiatan tersebut difokuskan untuk kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua, produktivitas rendah, dan sudah waktunya diremajakan.
"Setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektare yang tersebar di 21 provinsi sentra peremajaan sawit rakyat. Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan capaian realisasi program PSR terluas di Indonesia, yaitu 59.329 Hektare sekaligus pelopor program PSR di Indonesia," katanya.
"Sedangkan Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan kabupaten dengan realisasi program PSR terluas di Indonesia, yaitu 27.955 Hektare," imbuh Mentan SYL.
Target 200 Ribu Hektare
Mentan SYL berharap agar target program PSR tahun ini dapat mencapai 200.000 hektare dan itu dimulai dari Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir.
"Tantangan ini bisa kita capai asalkan kerja kolaboratif dan inovatif yang harus di kedepankan. Saya mengajak semua pihak yang terlibat dalam program peremajaan sawit rakyat, khususnya pekebun sawit program PSR di Kabupaten Ogan Komering Ilir, menjadikan hari ini sebagai momentum untuk mewujudkan komitmen bersama meningkatkan produktivitas kebun rakyat yang pada akhirnya memberikan peningkatan kesejahteraan pekebun sawit," ujarnya.
"Luar biasa petani di sini, sudah merubah mindset bahwa pengelolaan tanaman dari yang sudah tidak produktif menjadi lebih produktif, karena tanaman yang ditanam sekarang sudah melalui tahapan yang sangat ketat, mulai dari penentuan benih unggul, pola tanam dan sampai panen. Sukses untuk petani sawit di Ogan Komering Ilir," jelas Mentan SYL.
Mentan SYL juga berpesan agar para pekebun sawit tetap semangat dan terus merawat kebun sawit dengan baik.
"Masa depan sawit nasional berada di pundak kalian menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern. Selamat bekerja, jaga komitmen dan integritas, tetap semangat, jadilah pejuang dan pembela bangsa, ridha Allah SWT bersama kita," ujarnya.
Advertisement
Dorong Tata Kelola Perkebunan Sawit
Selain itu, Mentan SYL memberikan apresiasi terhadap Direktorat Jenderal Perkebunan yang telah mengupayakan dan mendorong konsep “Satu Sawit Indonesia Berkelanjutan".
"Program ini salah satu upaya untuk mendorong tata kelola Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat, dengan konsep satu regulasi yang mengatur hulu ke hilir kelapa sawit," ucapnya.
"Satu paket kelapa sawit untuk peremajaan kelapa sawit (PSR), Sertifikasi ISPO, Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan peningkatan kompetensi SDM. Konsep Satu Sawit ini juga melibatkan seluruh elemen dalam industri kelapa sawit melalui kerja inovatif dan kerja kolaboratif," jelas Mentan SYL.
Dirinya juga menegaskan bahwa berbagai upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Perkebunan patut didukung oleh seluruh pihak dengan berhasil mendorong integrasi seluruh sistem untuk semua berbasis spasial yang menjadi data induk dan dapat digunakan dalam setiap program kelapa sawit oleh pemerintah.
Mentan SYL juga mengatakan bahwa upaya pencapaian peningkatan produksi dan efisiensi, perlu dilakukan upaya mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja kebun sehingga perlu dioptimalkan pemanfaatan mekanisasi untuk komoditas kelapa sawit.
"Saat ini saya mengapresiasi adanya kolaboratif antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Direktorat Jenderal PSP dalam menginisiasi model taksi alat mesin perkebunan (TITAN). Program ini diharapkan dapat menekan biaya usaha kelapa sawit seminimal mungkin," katanya.
Sebagai informasi, paket TITAN menyediakan alsin mulai dari pengolahan lahan, tanam, budi daya, panen yang dapat di akses oleh petani melalui program SARPRAS BPDPKS atau melalui KUR.
(*)