Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara soal proses divestasi saham Vale Indonesia oleh Holding BUMN Industri Pertambangan Mind ID. Rupanya, hingga saat ini divestasi saham tersebut masih belum rampung.
"Posisi saya jelas bahwa Vale kita ingin terbuka untuk tadi kepemilikan, saya tidak mendorong langsung 50, mungkin 30 berapa persen. Tetapi yang saya ingin dorong pertanggungjawaban relinquish (melepas porsi saham)," kata Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (1/8/2023).
Baca Juga
Dengan demikian, Vale Indonesia tetap harus melepas saham kepemilikannya kepada MIND ID. Sebab, Freeport maupun pengusaha lainnya pun melakukan hal serupa.
Advertisement
"Bahwa pertanggungjawaban dengan Vale tentu punya bagian dari artinya wilayah yang memang selama ini sudah menjadi haknya, tapi hak negara Indonesia ketika kontraknya habis, sebagian dikembalikan kepada negara. Freeport melakukan, pengusaha nasional melakukan, kenapa Vale tidak? tidak boleh ada eksklusivitas. Jadi saya bertahan di situ," kata dia.
Erick mencermati Vale Indonesia baru terjun ke hilirisasi dalam beberapa waktu belakangan ini. Itupun baru dilakukan saat nikel memiliki prospek yang positif.
"Proses relinquish vale harus terjadi. Kenapa? freeport melakukan, pengusaha nasional melakukan. Jangan juga ketika memberikan investor, aset ini didiamkan saja sampai puluhan tahun. Ketika nikel bagus, berbondong bondong diinvestasi, diproses. Investasi baru kita kasih, 3-4 tahun, bener nggak diinvest? kalau cuma didudukin ya buat apa apa? baru sekarang ketika nikel bagus, berbondong-bondong investasi? sabar, selama puluhan tahun ke mana? saya jadi ambil posisi relinquish," ujar dia.
Di sisi lain ia menyebut, kepercayaan investasi asing dinilai memang penting. Akan tetapi, kembali lagi harus kepada investor asing yang bertanggung jawab, mau berkontribusi untuk masyarakat Indonesia dan bukan hanya ambil license-license yang tidak dibangun.
"Ketika ada negosiasi, relinquish dulu baru kita negosiasi. Berapa persen diproses harus diambil," ujar Erick Thohir.
Masela Sudah, Kepastian Akuisisi Vale oleh MIND ID Jadi Bulan Ini?
Pemerintah tengah berupaya mengakuisisi kepemilikan sejumlah lapangan atau blok minyak dan gas (migas) di Tanah Air yang dikuasai perusahaan asing. Terbaru, PT Pertamina (Persero) Tbk melalui Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Petronas sudah menandatangani perjanjian jual beli akuisisi kepemilikan Shell di Blok Masela.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat mengatakan, keputusan perpanjangan kontrak dan rencana divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk ke BUMN Holding Pertambangan, MIND ID akan diputuskan bulan ini.
Lantas, apakah akuisisi kepemilikan Vale Indonesia oleh MIND ID jadi dipastikan di akhir Juli 2023 ini?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap, pencaplokan saham Vale Indonesia bisa terjadi pada sisa bulan ini. Jokowi disebutnya juga akan mengumumkan pembahasan terakhir antara MIND ID dengan Vale Indonesia.
"Mudah-mudahan bulan ini. Nanti kan akan dilaporkan ke Presiden," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Adapun saat ini MIND ID baru memiliki 20 persen saham Vale. Perusahaan tambang dan pengolahan nikel tersebut pun menawarkan untuk melepas 14 persen saham tambahan. Angka itu lebih besar dari rencana sebelumnya yang sebesar 11 persen.
Soal kesepakatan akhir keduanya, Arifin melihat sudah ada lampu hijau. "Mereka berproses, dan sejauh ini kelihatannya sudah ada titik temu," imbuhnya.
Terkait pencaplokan 14 persen saham Vale, MIND ID juga memberi syarat ingin menjadi pengendali operasional dan konsolidasi keuangan. Arifin bilang, Vale untuk urusan pengendali operasional sebenarnya lebih unggul.
"Operasi kan kemampuan pengoperasian pertambangan kan mereka kan unggul. Kalau mengenai keuangan, itu akan diselesaikan antara dua pihak," pungkas Arifin.
Advertisement
Caplok Saham Vale Indonesia, Wamen BUMN Ingin Jadi Mayoritas
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menginginkan porsi saham mayoritas dalam proses divestasi saham Vale Indonesia. Meski begitu, dia masih lebih dulu menunggu arahan dari Kementerian ESDM.
Pria yang karib disapa Tiko ini mengatakan masih menunggu negosiasi saham Vale Indonesia yang masih berjalan soal besaran saham yang akan dialihkan.
"Kalau vale kan kita masih menunggu arahan dari Kementerian ESDM terkait dengan hal-hal yang menjadi pemenuhan persyaratan mereka untuk pengalihan KK jadi IUPK, itukan teritorinya ESDM," ujar dia saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Jika nantinya sudah ada kesepakatan soal aturan antara keduanya, Tiko berharap porsi Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID bisa menjadi mayoritas di Vale Indonesia. Dia merujuk nantinya porsi PT Aneka Tambang (Antam) bisa menambah jumlah saham dari Vale.
"Kita lihat kemungkinan kita untuk menaikkan kepemilikan saham dari Antam, kita inginnya Antam bisa naik menuju majority kalau memungkinkan," katanya.
Terkait porsi saham sendiri, Tiko membuka kemungkinan kalau saham mayoritas bisa dikempit MIND ID. Mengingat dalam proses negosiasi ada perubahan besaran saham yang akan didivestasikan.
"Kita lagi negosiasi, range-nya kan 4 persen terus ke 10 persen, dan kita lagi bicara untuk bisa naik ke 34 persen, tapi nanti tergantung dari Vale," urainya.
Di sisi lain, dia juga akan memasukkan pertimbangan soal komitmen perusahaan pertambangan asal Brasil itu dalam hilirisasi di Indonesia.
"Tapi kita utamakan komitmennya dulu, apakah mereka komitmennya untuk peningkatan produksi dan downstream, untuk baterainya jalan atau enggak," pungkasnya.