Bursa Cecar Vale Indonesia Soal Petrosea Garap Proyek Blok Pomalaa, Begini Katanya

Corporate Secretary Vale Indonesia, Wiwik Wahyuni menjelaskan, pembangunan infrastruktur ini merupakan tahap awal yang penting sebelum INCO memulai kegiatan produksi di Blok Pomalaa.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 18 Feb 2025, 15:31 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 15:31 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) (Foto: tangkapan layar/laman Vale Indonesia)
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menegaskan komitmennya dalam pengembangan Blok Pomalaa dengan memastikan proses pengadaan dan konstruksi infrastruktur tambang berjalan sesuai rencana. (Foto: tangkapan layar/laman Vale Indonesia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menegaskan komitmennya dalam pengembangan Blok Pomalaa dengan memastikan proses pengadaan dan konstruksi infrastruktur tambang berjalan sesuai rencana.

Setelah melalui proses lelang yang transparan dan sesuai tata kelola perusahaan, PT Petrosea Tbk (PTRO) telah ditetapkan sebagai pemenang kontrak senilai Rp 2,8 triliun untuk pembangunan tambang di wilayah tersebut. Kontrak ini ditandatangani pada 3 Juli 2024 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 24 bulan hingga 2 Juli 2026.

Sebagai bagian dari strategi ekspansi bisnis, Vale Indonesia melihat proyek ini sebagai langkah krusial dalam mempersiapkan operasi tambang di Blok Pomalaa. Pekerjaan yang dilakukan oleh PTRO mencakup pembangunan infrastruktur pendukung, seperti jalan tambang, area penimbunan, sistem pengelolaan air, serta pekerjaan tanah lainnya yang menjadi pondasi utama bagi aktivitas pertambangan ke depan.

Corporate Secretary Vale Indonesia, Wiwik Wahyuni menjelaskan, pembangunan infrastruktur ini merupakan tahap awal yang penting sebelum INCO memulai kegiatan produksi di Blok Pomalaa. Dengan adanya fasilitas yang memadai, perseroan dapat memastikan kelancaran operasi dan meningkatkan efisiensi dalam jangka panjang.

"Setelah kontrak Pengadaan dan Konstruksi Pembangunan Tambang ini selesai, sehingga kegiatan penambangan dimulai, maka akan terdapat potensi penambahan pendapatan Perseroan," kata Wiwik dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (18/2/2025).

Dampak terhadap Kinerja Keuangan dan Operasional Dari sisi finansial, kontrak ini menjadi bagian dari investasi jangka panjang Vale Indonesia dalam pengembangan Blok Pomalaa. Pembangunan infrastruktur yang tepat akan mendukung peningkatan produksi di masa depan, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan perusahaan.

 

Perkuat Pengembangan Tambang

PT Vale Indonesia
PLTA Balambano telah mendukung proses transisi energi dari PT Vale Indonesia dimana dapat mengurangi penggunaan tenaga fosil pada aktivitas tambang. (Dok. PT Vale Indonesia)... Selengkapnya

Secara operasional, proyek ini akan memastikan kesiapan tambang sebelum aktivitas penambangan dimulai. Dengan PTRO sebagai mitra penyedia jasa konstruksi dan pengadaan, Vale Indonesia optimis bahwa proyek ini akan berjalan sesuai jadwal dan standar keselamatan serta keberlanjutan yang tinggi.

"Kontrak ini akan memperkuat pengembangan tambang Blok Pomalaa di mana PTRO akan menyediakan jasa pengadaan dan Konstruksi untuk tahap pelaksanaan pekerjaan tanah di Blok Pomalaa," kata Wiwik.

Dengan kontrak yang telah ditandatangani dan pekerjaan segera dimulai, Vale Indonesia menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam finalisasi perjanjian. Perusahaan akan terus mengawal perkembangan proyek ini untuk memastikan target dan kualitas pekerjaan terpenuhi sesuai dengan rencana pengembangan Blok Pomalaa.

 

 

Petrosea Raih Kontrak Tambang Vale Indonesia Rp 16 Triliun

PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmen untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Foto: MIND ID
PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmen untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Foto: MIND ID... Selengkapnya

Sebelumnya, emiten Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO) memperoleh kontrak baru dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai USD 1 miliar atau Rp 16 triliun. Kontrak tersebut dilakukan usai melalui proses lelang berdasarkan prinsip tata kelola perseroan.

Corporate Secretary Vale Indonesia Wiwik Wahyuni menjelaskan, setelah melalui proses lelang sesuai dengan tata kelola perusahaan, PT Petrosea Tbk (PTRO) terpilih sebagai pemenang untuk pekerjaan jasa penambangan di area Bahodopi Blok 2 dan 3, Sulawesi Tengah.

Adapun cakupan pekerjaan meliputi jasa pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang terkait dengan jasa pertambangan.

"Baik Perseroan maupun PTRO akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangan tersebut, yang diharapkan bisa selesai pada bulan Maret 2025," kata Wiwik dalam keterbukaaan informasi Bursa, Rabu (15/1/2025).

Wiwik menjelaskan, kontrak jasa pertambangan ini akan memperkuat operasional bisnis Perseroan dengan memperoleh tambahan produksi bijih nikel dari area Bahodopi Blok 2 dan 3 untuk melengkapi Blok Sorowako yang telah beroperasi selama ini.

 

Pemegang Saham Petrosea Restui Stock Split Rasio 1:10

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada Senin, 16 Desember 2024. Pada RUPS Luar Biasa tersebut, para pemegang saham menyetujui dilakukannya pemecahan saham Perusahaan (stock split) dengan rasio 1:10.

Dengan stock split ini, nilai nominal saham yang semula sebesar Rp 50 per saham, akan menjadi Rp 5 per saham. Pada RUPS Luar Biasa tersebut, para pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pasal 4 ayat 1 Perusahaan sehubungan dengan rencana stock split tersebut.

"Dengan dilakukannya stock split, diharapkan akan meningkatkan permintaan atas saham Perusahaan, menarik minat para calon investor baru dan memperluas basis pemodal, baik kelompok pemodal nasional maupun pemodal asing, serta klasifikasi pemegang saham perorangan dan badan usaha," mengutip keterangan resmi hasil RUPSLB Petrosea, Selasa (17/12/2024).

Saat ini, perseroan memiliki 1.008.605.000 lembar saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan, dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Setelah stock split dengan rasio 1:10, maka saham-saham yang diterbitkan dan disetor dalam perseroan akan berubah menjadi 10.086.050.000 lembar dengan nilai nominal Rp 5 per saham.

 

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya