Liputan6.com, Makassar - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,6 triliun. Angka pembiayaan SMF ini meningkat 5,38 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp 4,3 triliun.
Untuk memenuhi pendanaan penyaluran pembiayaan, sampai dengan semester satu 2023, SMF telah menerbitkan Surat Utang dan menerima Term Loan sebesar Rp 3 triliun.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengungkapkan SMF semakin memperkuat komitmennya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam mengakselerasi pengembangan ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia melalui upaya-upaya pendanaan kreatif (creative financing).
Advertisement
Selain itu Perseroan bersinergi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) juga telah berhasil melakukan sekuritisasi yang merupakan EBA Syariah pertama di Indonesia dengan nilai transaksi Rp 325 miliar.
“Dengan rencana kerja 2023 ini, SMF akan terus bergiat mendorong bangkitnya industri perumahan di tanah air, baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah,” dalam konferensi pers, Jumat (11/8/2023).
Secara kumulatif Perseroan telah mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan sebesar Rp 94,63 triliun yang terdiri dari penyaluran pembiayaan dan pembelian KPR sebesar Rp 81,02 triliun, serta sekuritisasi KPR sebesar Rp 13,61 triliun. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1,87 juta debitur.
SMF juga aktif dalam merealisasikan penerbitan surat utang sebagai bagian dari upaya dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR.
Perseroan telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV 2023 dengan tingkat bunga tetap, sebesar Rp2 Triliun.
Obligasi ini merupakan penerbitan terakhir dari plafon penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI SMF untuk selanjutnya akan dibuka plafon penerbitan Obligasi Berkelanjutan VII SMF dan Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I SMF.
BSI Gandeng SMF Luncurkan EBA Syariah, Nilainya Rp 325 Miliar
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) resmi meluncurkan Efek Beragun Aset syariah (EBAS) yang pertama di Indonesia, yakni EBAS-SP SMF-BRIS01.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, pihaknya telah menunggu kehadiran instrumen tersebut sejak diberlakukannya aturan pada 2016.
"Kami berharap dapat mendorong inklusi pasar modal syariah Indonesia sekaligus dalam pembiayaan perumahan yang terjangkau dengan skema syariah bagi masyarakat Indonesia," kata Iman di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/6/2023).
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dengan adanya instrumen syariah ini akan memberikan dua manfaat bagi perusahaan, yakni mendapatkan likuiditas dan meningkatkan kemampuan pembiayaan griya.
"Benefitnya ada dua BSI dapat likuiditas lagi kan dapat duit bisa menyalurkan pembiayaan griya lagi terus yang kedua kalau itu cyclenya sering artinya kemampuan kita untuk menaikkan pembiayaan griyanya juga bagus," kata Hery.
Advertisement
Jadi Banyak Pilihan
Selain itu, ia menyebut, dari sisi pasar modal akan membuat investor memiliki banyak pilihan aset ataupun surat berharga untuk investasi. Sebab, untuk instrumen syariah ini dinilai agak terbatas.
"Terbatas jumlah surat-surat berharga di market apalagi ini kerjasama dengan BSI dan SMF dua institusi yang notabene adalah di belakangnya ada pemerintah kan ada kepemilikan pemerintah dan ini memperkuat investor yang memang ingin memiliki investasi di aset syariah, nanti tiap tahun kita akan cycle lagi," kata dia.
Dengan demikian, ia berharap produk pasar modal yang terkait dengan syariah bisa lebih banyak lagi. "Kami menghimbau bukan hanya BSI tapi temen temen yang lain juga ikut meramaikan," ujar dia.
Setali tiga uang, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo menuturkan, jika animo investor nya sudah ada, pihaknya akan menyuplai produknya.
"Produknya bisa terjadi supply kalau ada kolaborasi antara SMF si pemilik penyelenggara untuk EBASSP dengan bank-bank syariah," kata Ananta.