SMF Cetak Laba Bersih Rp 245 Miliar pada Semester I 2023

Target laba bersih PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF hingga akhir 2023 Rp 430 miliar. Sedangkan untuk pendapat, SMF menargetkan Rp 2 triliun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Agu 2023, 16:45 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 16:45 WIB
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF
Pendapatan pada semester I 2023 Sarana Multigriya Finansial juga tercatat sebesar Rp 982 miliar sehingga SMF dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 245 miliar. (Dok PT Sarana Multigriya Finansial)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja bisnis PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF hingga semester satu 2023 berhasil mendongkrak sisi keuangan Perseroan. Per Juni 2023 SMF berhasil mencatatkan aset sebesar Rp 34,27 triliun atau tumbuh sebesar 4 persen dibandingkan posisi pada akhir tahun 2022.

Pendapatan pada semester I 2023 Sarana Multigriya Finansial juga tercatat sebesar Rp 982 miliar sehingga SMF dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 245 miliar. Capaian laba bersih tersebut lebih tinggi sekitar 26 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Bonai Subiakto mengungkapkan, target laba bersih perseroan hingga akhir 2023 Rp 430 miliar. Sedangkan untuk pendapat, SMF menargetkan Rp 2 triliun.

"Insya allah kita bisa capai target 2023 ini," ujar Bonai dalam konferensi pers kinerja perseroan, Jumat (11/8/2023) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Rencana Kerja 

Terkait strategi dan rencana kerja hingga akhir 2023, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengungkapkan Perseroan akan fokus pada dalam memperkuat peran dan fungsinya sesuai dengan perluasan mandat dari Pemerintah untuk dapat mendorong perkembangan ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia.

Pada Januari 2023 Perseroan ditunjuk sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan yang memiliki peran sebagai katalisator pengembangan sektor perumahan.

“Peran SMF sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan memiliki peran yang krusial sebagai wadah koordinasi antara pemangku kepentingan di sektor perumahan dan pembiayaan perumahan serta menghubungkan kebijakan pemerintah disandingkan dengan pemangku kepentingan di sektor perumahan,” jelas Ananta.

Sekretariat ini bertujuan membuka jalan bagi terciptanya sebuah Rencana Kerja Bersama pengembangan sektor perumahan yang harmonis, efisien, dan efektif.

BSI Gandeng SMF Luncurkan EBA Syariah, Nilainya Rp 325 Miliar

Peresmian pencatatan perdana efek beragun aset syariah berbentuk surat partisipasi sarana multigriya finansial-Bank Syariah Indonesia-EBAS-SP-SMF-BRIS01, Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)
Peresmian pencatatan perdana efek beragun aset syariah berbentuk surat partisipasi sarana multigriya finansial-Bank Syariah Indonesia-EBAS-SP-SMF-BRIS01, Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) resmi meluncurkan Efek Beragun Aset syariah (EBAS) yang pertama di Indonesia, yakni EBAS-SP SMF-BRIS01. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, pihaknya telah menunggu kehadiran instrumen tersebut sejak diberlakukannya aturan pada 2016.

"Kami berharap dapat mendorong inklusi pasar modal syariah Indonesia sekaligus dalam pembiayaan perumahan yang terjangkau dengan skema syariah bagi masyarakat Indonesia," kata Iman di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/6/2023).

Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dengan adanya instrumen syariah ini akan memberikan dua manfaat bagi perusahaan, yakni mendapatkan likuiditas dan meningkatkan kemampuan pembiayaan griya.

"Benefitnya ada dua BSI dapat likuiditas lagi kan dapat duit bisa menyalurkan pembiayaan griya lagi terus yang kedua kalau itu cyclenya sering artinya kemampuan kita untuk menaikkan pembiayaan griyanya juga bagus," kata Hery.

 

Banyak Pilihan untuk Investor

Seremoni penerbitan efek beragun aset syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP) bernama EBAS-SP-SMF-BRIS01 yang pertama di Indonesia, Senin (19/6/2023).  (Foto: BSI)
Seremoni penerbitan efek beragun aset syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP) bernama EBAS-SP-SMF-BRIS01 yang pertama di Indonesia, Senin (19/6/2023).  (Foto: BSI)

Selain itu, ia menyebut, dari sisi pasar modal akan membuat investor memiliki banyak pilihan aset ataupun surat berharga untuk investasi. Sebab, untuk instrumen syariah ini dinilai agak terbatas.

"Terbatas jumlah surat-surat berharga di market apalagi ini kerjasama dengan BSI dan SMF dua institusi yang notabene adalah di belakangnya ada pemerintah kan ada kepemilikan pemerintah dan ini memperkuat investor yang memang ingin memiliki investasi di aset syariah, nanti tiap tahun kita akan cycle lagi," kata dia.

Dengan demikian, ia berharap produk pasar modal yang terkait dengan syariah bisa lebih banyak lagi.  "Kami menghimbau bukan hanya BSI tapi temen temen yang lain juga ikut meramaikan," ujar dia.

Setali tiga uang, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo menuturkan, jika animo investor nya sudah ada, pihaknya akan menyuplai produknya. 

"Produknya bisa terjadi supply kalau ada kolaborasi antara SMF si pemilik penyelenggara untuk EBASSP dengan bank-bank syariah," kata Ananta.  

Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal
Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya