Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang yang setiap kali bercerita kepadanya, dia akan memutarbalikkan interaksi untuk membuat cerita semuanya tentang dirinya?
Anda mungkin pernah bertemu dengan seorang "narsisis percakapan".
Baca Juga
Istilah yang diciptakan oleh sosiolog Charles Derber ini menggambarkan seseorang yang sering mendominasi percakapan, dengan sedikit memperhatikan sudut pandang orang lain.
Advertisement
Memonopoli percakapan dapat mencerminkan harga diri yang tinggi atau bahkan rasa tidak aman yang mengakar, dan dapat menguras tenaga untuk berada di pihak lawan bicara.
Sebagai seorang ilmuwan perilaku yang dilatih di Harvard, inilah cara bagaimana mengenali dan merespons orang yang narsis percakapan:
1. Mereka Tidak Memberi Pertanyaan
Anda mengajukan pertanyaan kepada seseorang dan mereka dengan senang hati terjun ke dalam monolog tentang semua hal yang terjadi dalam hidup mereka. Setelah selesai, alih-alih membalas, mereka malah beralih ke topik baru.
Bagaimana cara menanggapinya: Arahkan percakapan dengan lembut kembali ke dialog yang lebih seimbang. Gunakan teknik yang disebut "conversational threading" untuk menangkap kata kunci atau topik yang mereka sebutkan dan memasukkannya ke dalam tanggapan Anda.
Sebagai contoh, "Kedengarannya seperti akhir pekan yang penuh aksi. Pengalaman saya juga serupa..." Hal ini akan menciptakan sebuah petunjuk alami bagi Anda untuk masuk kembali ke dalam percakapan.
2. Mereka Tidak Sadar Akan Obrolan Mereka yang Berlebihan.
Anda sedang berbicara dengan seseorang yang sangat bersemangat tentang apa yang mereka bicarakan sehingga mereka jarang berhenti sejenak untuk mengukur reaksi Anda. Anda akhirnya merasa seperti penonton yang nyaman untuk monolog terbaru mereka.
Bagaimana cara menanggapi: Gunakan kalimat yang bijaksana seperti, "Saya juga memiliki beberapa pemikiran tentang hal itu," atau, "Saya ingin sekali berbagi pengalaman saya sendiri." Ini adalah cara yang tegas namun sopan untuk mengarahkan percakapan ke arah pertukaran yang lebih timbal balik.
Jika cara ini tidak berhasil, siapkan strategi keluar. Ini bisa berupa panggilan telepon yang sudah dijadwalkan sebelumnya atau rapat yang harus Anda hadiri yang dapat dengan mudah mempersingkat percakapan.
Advertisement
3. Mereka Membawa Kembali ke Kepentingan Sendiri
Saat percakapan berbelok dari mereka, mereka menemukan cara untuk mengalihkannya. Anda berbagi kegembiraan Anda tentang liburan yang akan datang ke Singapura, misalnya, tetapi tanpa gagal, mereka mengungkit perjalanan yang mereka lakukan ke Malaysia tiga tahun yang lalu.
Bagaimana menanggapinya: Anda dapat menggunakan teknik "Saya butuh saran", yang melibatkan pengajuan pertanyaan langsung dan meminta orang lain untuk tetap berada pada topik pembicaraan.
Misalnya, "Sepertinya Anda bersenang-senang di Malaysia. Apakah Anda memiliki tips perjalanan yang perlu saya ingat saat saya mempersiapkan diri untuk ke Siangapura?"
Atau, gunakan pendekatan "akui dan lanjutkan": "Kedengarannya bagus sekali! Yang ingin saya bagikan tentang situasi saya sendiri adalah..."
4. Mereka Terus-menerus Merendahkan
Seorang teman atau kolega menggunakan bahasa yang merendahkan atau meremehkan. Mungkin tidak disengaja, tetapi terkadang sulit untuk mengukurnya dan mereka ingin Anda melihat bahwa mereka adalah orang yang paling berpengetahuan di ruangan tersebut.
Bagaimana menanggapinya: Tetapkan batasan yang jelas dan tahan keinginan untuk merespons secara defensif. Anda bisa mengatakan, "Saya senang untuk melanjutkan percakapan ini selama kita tetap saling menghormati."
Jika Anda berada dalam sebuah kelompok, Anda dapat memfasilitasi orang lain untuk masuk ke dalam percakapan dengan mengatakan, "Jess juga memiliki pengalaman di bidang ini, bukan? Apa pendapat Anda tentang hal ini?"
Advertisement
5. Mereka Berulang Kali Mengungguli
Setiap kali Anda berbagi pencapaian, mereka membalas dengan kemenangan mereka yang lebih besar dan lebih baik. Anda mungkin bercerita, "Akhirnya saya mendapatkan promosi yang telah saya perjuangkan selama ini!" Dan mereka menjawab, "Saat saya dipromosikan, saya mendapatkan kantor di pojok ruangan dan mobil perusahaan."
Bagaimana menanggapinya: Menghadapi setiap contoh sikap sok tahu bisa melelahkan. Namun, memanggil orang yang narsis sering kali merupakan pendekatan yang paling efektif.
Anda bisa mengatakan, "Saya perhatikan bahwa setiap kali kita berbicara, percakapan kita berubah menjadi kompetisi. Saya akan sangat senang jika kita bisa berbagi tanpa berusaha mengungguli satu sama lain." Ingat, Anda tidak pernah berkewajiban untuk melanjutkan percakapan yang terasa tidak memuaskan.