Produksi Gula Petani di Jawa Timur Melonjak, Ini Kuncinya

Petrokimia Gresik melanjutkan tren positif program Makmur dalam rangka mempertahankan posisi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional berkolaborasi dengan Pabrik Gula (PG) Rajawali I.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Okt 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2023, 12:30 WIB
Petrokimia Gresik melanjutkan tren positif program Makmur dalam rangka mempertahankan posisi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional
Petrokimia Gresik melanjutkan tren positif program Makmur dalam rangka mempertahankan posisi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional berkolaborasi dengan Pabrik Gula (PG) Rajawali I. (Dok. Petrokimia Gresik)

Liputan6.com, Jakarta Petrokimia Gresik melanjutkan tren positif program Makmur dalam rangka mempertahankan posisi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional berkolaborasi dengan Pabrik Gula (PG) Rajawali I.

Demikian disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo pada acara Panen dan Tanam Program Makmur Komoditas Tebu di Desa Bakalan, Kec. Bululawang, Kab. Malang, Jumat (29/9) yang diikuti oleh Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Zuriyati Simbolon.

Dwi Satriyo menyampaikan bahwa, hasil panen Program Makmur musim tanam 2022-2023 ini mampu mencapai 112 ton per Hektare (Ha) atau meningkat sekitar 9,4 persen dibandingkan produktivitas petani tebu sebelumnya, yaitu hanya 102,4 ton/Ha.

Data Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menyebutkan, tahun 2022 produksi gula di Jawa Timur mencapai 49,55 persen atau sebanyak 1,19 juta ton dari total produksi gula nasional yang berada di angka 2,4 juta ton. Melalui Program Makmur komoditas tebu salah satunya di Kab. Malang yang merupakan lumbung gula jawa timur, mampu berkontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas gula nasional.

"Dampak positif lainnya dari peningkatan hasil panen ini, pendapatan petani pun turut bertambah menjadi Rp 105 juta untuk setiap Hektarnya, dari sebelumnya hanya memperoleh Rp 96 juta. Artinya ada peningkatan pendapatan sebesar Rp 9 juta per Hektare," ungkap Dwi Satriyo dikutip Minggu (1/10/2023).

Program Makmur

Sementara itu, pada tahun ini Petrokimia Gresik mendapatkan amanah untuk menjalankan Program Makmur di lahan seluas 99.000 Ha dengan berbagai komoditas.

Adapun hingga akhir Agustus 2023 kemarin, Petrokimia Gresik telah berhasil merealisasikan Program Makmur seluas 102.589 Hektare (Ha), atau  104 persen dari target. Sedangkan khusus pada komoditas tebu, telah terealisasi di lahan seluas 35.481 Ha. Realisasi tersebut salah satunya berhasil dicapai melalui kerjasama dengan PG Rajawali I di Kab. Malang ini.

Selain PG Rajawali I, berhasilnya Program Makmur di Malang ini juga hasil kolaborasi dengan sejumlah stakeholder penting lain, seperti Pemerintah Kabupaten Malang, Bank BNI, Bank Jateng, Bank BTN, serta pihak terkait lainnya. Dengan demikian, Program Makmur ini menjadi kolaborasi di antara perusahaan BUMN, sekaligus ekosistem yang saling terintegrasi dan berkelanjutan dengan melibatkan stakeholder pada hulu dan hilir bidang usaha pertanian.

Dalam program ini, Petrokimia Gresik bertugas menjamin pasokan pupuk komersil dan melakukan pendampingan budidaya mulai dari layanan Mobil Uji Tanah, hingga penyediaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman bekerja sama dengan anak perusahaan Petrokimia Gresik.

“Sebagai bagian dari Pupuk Indonesia dan BUMN, Petrokimia Gresik akan terus mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, salah satunya melalui Program Makmur ini,” ujar Dwi Satriyo.

 

 

Kekuatan Pangan

Petani Tebu
Seorang petani membawa tebu untuk dijual di pabrik gula di Modinagar di Ghaziabad, New Delhi, (31/1). Pemerintah India akan fokus pada sektor pertanian dalam anggaran tahunannya yang dirilis pada 1 Februari. (AFP Photo/Prakash Singh)

Sementara, Zuryati Simbolon di hadapan awak media menyampaikan bahwa program ini lahir atas kesadaran bersama jika kekuatan pangan itu ada pada upaya dalam membangun ekosistem.

"Dari sisi keasdepan kami, ada pupuk, ada Bulog, ada RNI (PT Rajawali Nusantara Indonesia). Kami sebenarnya sebagian besar dari ekosistem pangan ini, khususnya tebu. Jadi kenapa tidak kita integrasikan dan kita bentuk ekosistem yang kuat," jelasnya.

Program Makmur ini, tambahnya, bukan hanya untuk tebu saja. Saat ini juga berfokus pada padi, tebu, jagung, dan kopi. Tapi karena ekosistem ini berhasil meningkatkan produktivitas, kesejahteraan petani, maka tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di komoditas pangan lainnya.

"Saya berharap (program Makmur) tidak hanya berbicara dari hulu ke hilir, tapi juga pada riset varietas, khususnya tebu. Program Makmur pada komoditas tebu cukup berhasil, ekosistemnya sangat kuat," tandas Zuryati Simbolon.

Di tempat yang sama, Frans Marganda Tambunan, Direktur Utama ID FOOD atau induk holding RNI mengaku siap mendukung suksesnya program Makmur melalui inovasi-inovasi, seperti mekanisasi yang bisa membantu petani menaikan tebu ke atas truk dengan mudah. Ia juga mengapresiasi inovasi Petrokimia Gresik yaitu pengunaan pupuk ZA Plus dan NPK Phonska Plus yang dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk ZK, dimana hasilnya juga lebih baik.

"Melalui inovasi-inovasi ini diharapkan mitra petani yang tergabung dalam program Makmur semakin banyak lagi," tandasnya singkat.

 

Tanam Bersama

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain panen, pada kesempatan yang sama juga dilakukan tanam bersama tebu menggunakan produk pupuk unggulan Petrokimia Gresik yaitu Petroganik Premium sebanyak 500 kg/Ha, Petro ZA Plus sebanyak 600 kg/Ha, NPK Phonska Plus sebanyak 400 kg/Ha. Pupuk Petro ZA Plus merupakan produk komersil baru dari Petrokimia Gresik, yang diperkaya dengan tambahan unsur hara mikro yaitu Zinc sebesar 1.000 ppm.

Sedangkan NPK Phonska Plus sendiri adalah adalah pupuk NPK unggulan dengan formula NPK 15-15-15 yang diperkaya sulfur sebesar 9% dan zink sebesar 2.000 ppm. 

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesuburan dan memperbaiki kualitas unsur organik di dalam tanah pada kegiatan tanam demplot kali ini juga menggunakan pupuk Petroganik Premium, atau pupuk organik dengan mutu yang lebih premium karena diperkaya makro dan mikro nutrien. Sehingga, dengan penggunaan Petroganik Premium dapat mengefisienkan proses pemupukan.

Di kesempatan ini, Petrokimia Gresik juga memberikan bantuan sarana pertanian untuk menunjang keberhasilan budidaya tebu. Antara lain Cultivator diberikan kepada Koperasi Unit Desa (KUD) Gondang Legi dan pompa diesel untuk KUD Sari Bumi.

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer
Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya