Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah melemah pada hari Selasa karena kekhawatiran pasar berkurang terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Timur Tengah. Selain itu, yang menggerakkan harga minyak dunia yaitu data yang menunjukkan peningkatan produksi dari OPEC dan Amerika Serikat.
Dikutip dari CNBC, Rabu (1/11/2023), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember, ditutup 4 sen lebih rendah pada USD 87,41 per barel, menjelang habis masa berlakunya pada hari Selasa. Kontrak Januari yang lebih banyak diperdagangkan turun USD 1,33, atau 1,4%, menjadi USD 85,02.
Minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Desember turun USD 1,29, atau 1,6%, menjadi USD 81,02. Sedangkan untuk pengiriman Januari turun USD 1,18 menjadi USD 80,50.
Baca Juga
Perdagangan berombak dengan harga naik sebanyak USD 1 selama sesi tersebut, namun harga tetap di bawah USD 90 per barel.
Advertisement
Sentimen Perang Hamas-Israel
Juru bicara Hamas mengatakan pihaknya akan membebaskan sejumlah tawanan asing dalam beberapa hari mendatang.
“Kami telah menghilangkan sebagian dari biaya perang,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
Produksi minyak mentah OPEC naik 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Oktober, menurut survei Reuters, terutama didorong oleh Nigeria dan Angola.
Produksi lapangan minyak mentah AS juga naik ke rekor bulanan baru pada bulan Agustus sebesar 13,05 juta barel per hari, kata Badan Informasi Energi (EIA).
Ekonomi Global
Data aktivitas manufaktur dan non-manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan di Tiongkok memicu kekhawatiran akan melambatnya permintaan bahan bakar dari konsumen minyak nomor dua dunia tersebut.
Inflasi zona euro pada bulan Oktober berada pada level terendah dalam dua tahun, turun menjadi 2,9% dari 4,3% pada bulan September, menurut perkiraan awal Eurostat. Hal ini berarti Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Pertumbuhan ekonomi global yang lambat akan membuat harga minyak mentah berada di bawah USD 90 per barel pada tahun ini dan tahun depan, kecuali konflik Israel-Hamas menarik lebih banyak negara di Timur Tengah dan memperburuk ketatnya pasokan, menurut jajak pendapat Reuters pada hari Selasa.
Advertisement
Israel Tolak Gencatan Senjata
Investor tetap mewaspadai potensi negara lain ikut serta dalam konflik. “Sementara perkembangan di Timur Tengah belum berdampak pada minyak, seiring dengan semakin intensifnya invasi darat, risiko keterlibatan Iran meningkat, sehingga memicu kekhawatiran terbatasnya pasokan,” kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan penghentian pertempuran untuk meredakan krisis kemanusiaan, ketika pasukan Israel menyerang Hamas di jaringan terowongan di bawah eksklave Palestina.
Menjelang pertemuan Federal Reserve AS yang berakhir pada hari Rabu, para analis memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga stabil, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh alat Fedwatch CME.