Australia Hibahkan Rp 499 Miliar untuk Program Kolaborasi Riset dan Inovasi Indonesia

Program KONEKSI bisa memperkuat kerjasama antara Australia dan Indonesia menuju ke arah yang lebih transformatif. Karena kerjasama ini berkontribusi pada solusi yang inovatif untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Nov 2023, 14:16 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 14:16 WIB
Peluncuran Program Kemitraan Koneksi, di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2023). (Tira/Liputan6.com)
Peluncuran Program Kemitraan Koneksi, di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2023). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas bersama Pemerintah Australia meluncurkan Program Kolaborasi Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Australia dan Indonesia (KONEKSI).

Program KONEKSI merupakan hibah Pemerintah Australia dengan nilai komitmen mencapai AUD 50 juta atau setara Rp 499 miliar (Kurs Rp 9.997) yang akan dilaksanakan selama lima tahun, yakni 2023-2027.

Deputi Pembangunan Manusia Kementerian PPN, Amich Alhumami mengungkapkan, hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan Australia telah terjalin sangat kuat melalui kemitraan strategis yang terjalin selama 72 tahun.

Menurutnya, kerjasama strategis antara kedua negara yang dilaksanakan di berbagai sektor dan bidang berdampak signifikan terhadap proses pembangunan.

"Salah satu kerjasama penting antara pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia adalah di bidang peningkatan kualitas SDM dan pengembangan IPTEK," kata Amich dalam peluncuran Program Kemitraan Koneksi, di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Kerjasama dengan Australia ini sejalan dengan visi Indonesia emas 2045, sebagaimana tertuang dalam dokumen Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, yaitu mewujudkan negara bangsa Modern Indonesia berdaulat maju, adil dan makmur.

Amich mengungkapkan, program KONEKSI memiliki relasi tinggi dalam dua hal. Pertama, pengembangan riset ilmiah untuk melahirkan pengetahuan baru dalam bentuk invensi dan penciptaan inovasi teknologi untuk pembangunan yang inklusif yang dan berkelanjutan.

Kedua, pengembangan riset kebijakan yang diperlukan untuk proses perencanaan berbasis bukti untuk mendukung penyusunan rancangan teknokratif pembangunan.

 

Ekonomi Berbasis Pengetahuan

Peluncuran Program Kemitraan Koneksi, di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2023). (Tira/Liputan6.com)
Peluncuran Program Kemitraan Koneksi, di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (13/11/2023). (Tira/Liputan6.com)

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan peluncuran program KONEKSI bisa memperkuat kerjasama antara Australia dan Indonesia menuju ke arah yang lebih transformatif. Karena kerjasama ini berkontribusi pada solusi yang inovatif untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif.

Selain itu, Williams berharap KONEKSI bisa menghasilkan riset serta kemitraan yang multi disiplin untuk mendorong ekonomi berbasis pengetahuan. Ia optimis, kemitraan yang kuat kedua negara bisa mengatasi tantangan global saat ini, menciptakan peluang baru serta memperkuat solusi pembangunan berbasis bukti.

"Mewakili pemerintah Australia saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia atas kerjasama dan arahan strategis dan kepemimpinan yang kuat terhadap program KONEKSI," ujar Williams.

 

Sudah Diteken 2022

Sebagai informasi, dilansir dari laman resmi Bappenas, program KONEKSI sebenarnya telah diteken pada 2022 lalu, namun baru diluncurkan hari ini.

Penandatanganan dilakukan Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Taufik Hanafi bersama Minister-Counsellor for Governance and Human Development Kedutaan Besar Australia Kirsten Bishop.

Kedepannya, KONEKSI akan berfokus pada upaya penguatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk formulasi kebijakan pembangunan dan untuk aplikasi penciptaan inovasi teknologi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya