Libur Nataru, Garuda Indonesia Bidik Jumlah Penumpang Naik 30 Persen

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membidik ada kenaikan penumpang maskapai di libur Nataru akhir tahun ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2023, 14:00 WIB
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membidik ada kenaikan penumpang maskapai di libur Nataru akhir tahun ini.. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membidik ada kenaikan penumpang maskapai di akhir tahun ini. Utamanya karena ada momen kampanye dan libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru 2024).

Irfan mengatakakan, setiap tahun biasanya ada kenaikan 25 persen pada momen Nataru. Namun, dengan posisi tahun ini yang ditambah dengan masa kampanye, peningkatan penumpang diprediksi lebih besar.

"Nataru ini kan secara tradisional selalu ada peningkatan jumlah penumpang, jadi kita sedang memonitor Ini sebenarnya peningkatan sejauh apa. Tapi seperti tahun sebelumnya kita perkirakan ada kenaikan sekitar 20-30 persen penumpang. Tahun ini sih kita berharap mendekati 30 persen karena selain liburan ada kampanye," paparnya kepada wartawan, ditulis Sabtu (18/11/2023).

Tambah Penerbangan

Dia mengungkap pihaknya bersama Citilink akan menyediakan tempat duduk yang cukup untuk menampung prediksi kenaikan tadi. Tak cuma itu, yang sudah dilakukan maskapai pelat merah ini adalah menambah frekuensi penerbangan.

Misalnya, dengan tambahan penerbangan ke destinasi wisata sebagaimana tren tiap tahun-tahun sebelumnya. Irfan tak menutup kemungkinan adanya penerbangan lain ke titik-titik kampanye.

"Beberapa yang kita sudah tambah adalah frekuensi penerbangan. Karena secara tradisional memang akhirnya tempat berlinur yang menjadi tujuan libur nataru," kata dia.

"Ditambah lagi juga akan disibukan dengan kampanye, jadi kita tentu akan mewaspadai apabila ada pergerakan terkait dengan kampanye. Itu yang lagi kita siapkan, juga terhadap pesawat nya," imbuh Irfan.

 

Destinasi Favorit

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Lebih lanjut, Irfan masih memegang ada 2 destinasi favorit bagi pengguna Garuda Indonesia. Pertama, penerbangan ke Bali. Kedua, penerbangan ke Singapura.

Kendati begitu, dia mengatakan ada potensi destinasi wisata lainnya yang bisa menjadi favorit. Misalnya, ada Labuan Bajo. Irfan mengaku turut ikut mendukung pengembangan destinasi wisata lainnya.

"Ya sekarang kita banyak mendorong destinasi yang dipromosikan oleh negara, Labuan Bajo, Lombok dan kota dukung itu. Tapi peningkatan tidak sefantastis Bali dan Singapura. Bali itu lebaran nomor satu dan nataru juga begitu pasti," pungkasnya.

 

Trafik Naik Jelang Konser Coldplay

Garuda Indonesia Tutup 97 Rute Penerbangan
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku ada peningkatan jumlah penumpang maskapai menjelang konser Coldplay di Jakarta. Namun, peningkatan yang terjadi dinilai tak terlalu signifikan.

Diketahui, grup band asal Inggris, Coldplay menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Konser ini mendapat minat yang cukup tinggi dari para penggemar di Indonesia.

"Ada peningkatan, tapi nggak terlalu signifikan," kata Irfan saat ditemui di DPR RI, Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Irfan tidak merinci persentase kenaikan jumlah penumpang maskapai pelat merah itu. Dia menduga banyak basis penggemar Coldplay dari Jakarta atau lebih hadir di Jakarta sejak jauh hari sebelum pelaksanaan konser.

Tak Terlalu Banyak

"Nggak banyak sih, ya ada satu dua penerbangan, keliatannya lebih banyak yang di Jakarta, kedua mungkin meraka pada jauh jauh hari," tuturnya.

Dia berkelakar peningkatan tak signifikan karena konser Coldplay hanya berlangsung satu hari. Berbeda halnya jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

"Tapi oke, ini juga nggak terlalu ada peningkatan karena kan ini cuma sekali, mungkin kalo tahun depan Coldplay maen seminggu, lebih terasa," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya