Liputan6.com, Jakarta PT Unilever Indonesia Tbk mengumumkan perubahan dalam struktur kepemimpinan dewan direksinya. Pergantian ini diumumkan melalui keterbukaan informasi yang disampaikan di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Proses pergantian direksi pada perusahaan terbuka skala multinasional seperti Unilever dipandang sebagai sebuah proses organik yang tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan pengembangan bisnis, tetapi juga pengembangan talenta-talenta terbaik lintas afiliasi, sekaligus upaya penyegaran kepemimpinan untuk menciptakan beragam peluang yang memberikan nilai tambah bagi bisnis dan seluruh karyawan.
Baca Juga
Menurut catatan, sebelum nya juga diumumkan bahwa Ira Noviarti, yang saat ini menduduki jabatan Presiden Direktur perseroan juga akan mengemban posisi barunya, masih tetap bersama keluarga besar Unilever. Calon pengantinya, yaitu Benjie Yap akan diajukan pada RUPS Perseroan pada Selasa, 19 Desember 2023 mendatang.
Advertisement
Dalam konteks ini, Engage and Grow Master Coach, CPTC-Transformational Coaching Lucia Nany Lusida memberikan pandangan yang menarik terkait pergantian direksi di Unilever Indonesia.
"Pergantian direksi di perusahaan berskala multinasional seringkali mencerminkan dinamika perkembangan bisnis yang terus berubah. Perubahan ini juga merupakan kesempatan untuk mengembangkan talenta-talenta Unilever di berbagai negara, yang tentunya akan menjadi energi perubahan baru dan perspektif baru untuk membuka peluang untuk inovasi dan pengembangan bisnis Unilever di Indonesia," jelas dia dikutip Selasa (28/11/2023).
Selain itu, perubahan dalam kepemimpinan direksi juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola budaya perubahan yang diadopsi di internal organisasi. Dalam era di mana krisis dan ekspansi tentu membutuhkan profil pemimpin yang berbeda, proses rotasi direksi Unilever Indonesia dapat dinilai sebagai proses sinergi prioritas dan fokus pengembangan bisnis dari waktu ke waktu.
Selanjutnya Alumni SBM ITB ini menekankan bahwa pergantian direksi adalah wujud keberlanjutan fondasi bisnis yang kuat yang diwariskan pemimpin sebelumnya.
"Penting untuk memahami bahwa pergantian direksi bukan selalu terkait dengan kinerja semata. Sebaliknya, hal ini bisa menjadi manifestasi dari kebijaksanaan manajemen dalam memastikan bahwa tim manajemen perusahaan senantiasa relevan dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Terkadang, perusahaan perlu penyegaran kepemimpinan untuk merespons perubahan cepat dalam lingkungan bisnis global," jelas Lucia.
Perubahan Direksi Sebagai Langkah Positif
Dengan pandangan ini, Lucia Nany Lusida mengajak untuk melihat perubahan direksi sebagai langkah positif yang mampu membuka peluang baru, mengoptimalkan strategi bisnis, dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat.
Pergantian direksi di PT Unilever Indonesia Tbk menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan mengelola dinamika dan budaya organisasionalnya secara sehat dan berkelanjutan.
Punya Banyak Talenta Unggul, Kinerja Unilever Masih Kinclong
PT Unilever Indonesia Tbk mengumumkan perubahan dalam struktur kepemimpinan dewan direksinya melalui keterbukaan informasi yang disampaikan di situs OJK.
Penyegaran ini mencakup rotasi dua direktur yaitu Sandeep Kohli, Direktur Beauty & Wellbeing, dan Shiv Sahgal, Direktur Home Care. Menanggapi perubahan ini, perusahaan akan segera mengumumkan penggantinya dalam waktu yang segera.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menjelaskan, Unilever memiliki banyak talenta di manajemen sehingga inovasi diyakini dapat dijalankan dengan baik. Selain itu, faktor kepemimpinan inklusif yang diterapkan juga akan membuat berbagai perubahan ke arah lebih baik tetap terarah.
"Multi expertise yang dimiliki Unilever itu sangat positif, mereka juga diuntungkan dengan berbagai talenta yang berasal dari market market dari advance ekonomi, bukan saja domestik atau Indonesia. Setidaknya terkait kepemimpinan inklusif yang paling penting adalah terapkan good corporate governance dengan baik, jadi kepemimpinan inklusif tetap harus diperkuat," ucap Nafan dikutip Sabtu (25/11/2023).
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Putu Chantika Putri kepada media beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa Unilever secara bertahap mulai berada di jalur perbaikan ditandai pendapatan UNVR naik 1,4% secara tahunan alias year on year (yoy). Walhasil, pendapatan bersih UNVR Januari-September mencapai Rp 30,5 triliun.
"Semua kategori mencatat pertumbuhan pendapatan positif di kuartal ketiga," kata Putu.
Advertisement
Kenaikan Penjualan UNVR
Putu mencermati, kenaikan penjualan UNVR di kuartal III berkat penjualan domestik yang berkontribusi sebesar 97% dari total penjualan yang tumbuh 3,3%. Pencapaian tersebut hasil dari transformasi saluran, yang juga diimbangi penyesuaian harga jual yang lebih rendah.
UNVR juga hari ini menyampaikan keterbukaan informasi terkait pembagian Dividen Interim untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023, sebesar Rp 63 per saham (Dividen Interim) atau seluruhnya berjumlah Rp 2.403.450.000.000 yang berasal dari laba bersih Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2023 kepada pemegang saham yang nama-namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada tanggal 8 Desember 2023 pukul 16:00 WIB.