Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC mengungkap adanya kebobolan 204 juta data Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie buka suara soal dugaan kasus kebocoran data KPU tersebut.
Ia menyatakan bahwa data yang bocor itu hanya seperti tanggal lahir dan sebagainya. Menurutnya hal itu tidak usah dipermasalahan lebih lanjut.
Baca Juga
"Data itu sudah biasa (yg bocor) cuma tanggal lahir. Apa sih yang dikhawatirkan, data kamu? Tabungan kamu berapa? Cewek simpenan kamu siapa, itu baru," kata Budi kepada Media, saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/12).
Advertisement
Perlu diketahui, sebelumnya Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengungkap adanya kebobolan 204 juta data Data Pemilih Tetap (DTP) KPU.
Menurutnya, seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.iddan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
“Sebelumnya pada tahun 2022 peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU,” kata Pratama kepada Merdeka.com, Rabu (29/11/2023).
Akun anonim "Jimbo" tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
“Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi, di mana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik dimana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan,” jelasnya.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Siber Polri Usut Dugaan Kebocoran Data KPU
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengusut dugaan kebocoran Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol Adi Vivid mengatakan indikasi kebocoran data KPU itu ditemukan saat jajarannya melakukan patroli siber.
“Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami,” ujar Adi Vivid saat dikonfirmasi, Rabu (29/11).
Atas adanya temuan tersebut, Siber Polri tengah melakukan penyelidikan sembari berkoordinasi dengan pihak lain yang berkaitan perihal data KPU diretas itu.
“Saat ini Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) sedang koordinasi langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan,” kata Adi.
Sebelumnya, Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC mengungkap adanya kebobolan 204 juta data Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
“Sebelumnya pada tahun 2022 peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU,” kata Pratama dalam keteranganya, Rabu (29/11).
Advertisement
Verifikasi Kebenaran
Akun anonim "Jimbo" tersebut juga membagikan 500 ribu data contoh yang berhasil dia dapatkan pada salah satu postingannya di situs BreachForums yang biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.
“Jimbo juga menyampaikan dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi, di mana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik di mana jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari dengan 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan,” katanya.