Miliarder Dato Sri Tahir Ungkap 2 Potensi Ekonomi Baru di Indonesia

Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir buka suara terkait dengan besarnya potensi yang dimiliki oleh sektor pertanian hingga perikanan tanah air, ia menyatakan hal ini dapat menjadi penopang baru untuk perkembangan ekonomi dari Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 20:00 WIB
Konglomerat Dato Sri Tahir Tukar Dolar ke Rupiah Senilai Rp 2 Triliun
Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir buka suara terkait dengan besarnya potensi yang dimiliki oleh sektor pertanian hingga perikanan tanah air, ia menyatakan hal ini dapat menjadi penopang baru untuk perkembangan ekonomi dari Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir buka suara terkait dengan besarnya potensi yang dimiliki oleh sektor pertanian hingga perikanan tanah air, ia menyatakan hal ini dapat menjadi penopang baru untuk perkembangan ekonomi dari Indonesia.

Ia mengatakan, banyak komoditas pangan yang masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari ekosistem bisnis kurang menunjang hingga tak efektifnya jalan produksi atau strategi bisnis yang dijalankan. 

Dato Sri mendorong pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada sektor pertanian dan sektor perikanan untuk menjadi bisnis, membuatnya menjadi sebuah lapangan yang menarik untuk digarap oleh pengusaha dari Indonesia.

“Industri ini (pertanian dan perikanan) seharusnya didorong oleh pemerintah, berikan pengusaha jalan untuk masuk ke dalamnya. Its very good actualy,” tegasnya dalam gelaran dari A Day with Dato Sri Tahir: Mimpi Sang Filantrofis Indonesia, Selasa (12/12).

Dato Sri juga mengingatkan kepada jajaran pengusaha bahwa semua hal membutuhkan apa yang disebut dengan proses, termasuk membangun bisnis dalam sektor pertanian dan pertanian. 

Ia menuturkan, kini semua pihak seharusnya berpikir untuk mencari jalan agar kedua sektor ini bisa dinikmati tak hanya nilai konsumsinya namun juga nilai produktifnya oleh masyarakat dari Indonesia.

“Pengusaha kita ini mau cepet, hari ini gua masuk, hari ini gw kaya. Selanjutnya diperparah dengan sikap latah. Semua dikejar,” ungkapnya.

Dato Sri menaruh harapan terkait pengembangan dua sektor ini kepada pemerintah. Ia menyatakan hal ini perlu diperhatikan secara khusus mengingat besarnya potensi baik dari segi ekonomi maupun ketahanan pangan dalam negeri.

“Mudah-mudahan nanti pemerintah yang baru mencari menteri yang dapat memaksimalkan potensi yang telah diberikan oleh tuhan untuk Indonesia….Hadirkan grand plan atau five years plan untuk Indonesia,” jelasnya.

 

Pertumbuhan Ekonomi

Konglomerat Dato Sri Tahir Donasikan Rp7,5 Miliar Untuk Palestina, Berfokus pada Sektor Kesehatan
Pemilik Mayapada Group sekaligus pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Tahir, telah memberikan donasi sebesar USD 500.000 atau sekitar Rp7,5 miliar untuk mendukung korban perang Palestina di Jalur Gaza. Sumbangan tersebut diserahkan secara resmi melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta pada Kamis, (26/10/2023). (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

Dato Sri Tahir juga memberikan pandangannya akan economy growth atau pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan angka dari hal tersebut di Indonesia.

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebenarnya tak bisa disimpulkan dengan begitu saja. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan baik atau buruknya suatu level pertumbuhan ekonomi yang dimiliki oleh suatu negeri, misalnya Indonesia.

“Kalau bicara terkait ekonomi, kita enggak bisa bicara hanya soal Indonesia. Jika kita bicara growth, itu relative. Tidak ada yang namanya absolute growth,” ujar Dato Sri dalam A Day with Dato Sri Tahir: Mimpi Sang Filantrofis Indonesia, dilansir pada Rabu (13/12).

Baiknya suatu pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh apa yang membangun pertumbuhan itu sendiri. Ia mengatakan jika pertumbuhan ini dipicu oleh sifat konsumtif, maka hasilnya tidak akan bagus. Sebaliknya, jika dipicu oleh sifat produktif maka pertumbuhan ini adalah pertumbuhan yang solid.

Dato Sri mengungkapkan, tahun depan merupakan tahun yang cukup dipenuhi kekhawatiran terkait dengan ekonomi, salah satunya adalah resesi. Namun efeknya dapat ditekan sedemikian rupa oleh sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah seperti hilirisasi. 

Hilirisasi ini menurutnya perlu diperluas, tak hanya fokus dalam satu komoditas tambang atau mineral seperti nikel, timah atau batu bara. Apalagi jika disempurnakan dengan aturan yang menunjang, efeknya akan besar bagi ekonomi dari Indonesia.

“Kita memang diselamatkan oleh community price. Tapi pemerintah mengambil langkah bijaksana dengan melakukan hilirisasi. Added value untuk komoditas kita bertambah, which is good,” jelasnya.

 

Subsidi

Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir
Founder & CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir buka suara terkait dengan jalan pelayanan kesehatan tanah air. Ini menyusul banyaknya persoalan yang masih ditemukan terkait hal ini di Indonesia. (Istimewa)

Di sisi lain, dirinya juga mengatakan subsidi yang bersifat konsumtif bisa diganti dengan subsidi bersifat produktif. Selain itu, windfall profit juga bisa menjadi penyelamat ekonomi dari Indonesia.

Hal lainnya yang bisa turut menunjang pertumbuhan ekonomi tanah air hingga menekan efek resesi adalah pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal ini merupakan kunci pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari Indonesia.

“Jadi fokus pembangunan infrastruktur yang diambil oleh pemerintah adalah langkah yang very-very right, bukan hanya bicara soal pemerataan dan lain-lain. Memang sekarang kita belum bisa melihat efeknya namun we do believe in twenty year or fifty year later, our new generation will enjoy it,” ujarnya.

Adapun hal lainnya yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah menghadirkan ekosistem sampai kebijakan yang dapat mengakomodir sektor industri-industri lokal yang belum optimal. Dato Sri mengatakan, dorongan pemerintah akan menjadi blessing tak hanya untuk perkembangan bisnis namun juga ekonomi dari Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya