Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) menunjukkan data investigasinya sepanjang tahun 2023. Moda Pelayaran tercatat dari tahun 2013 sampai 2023, kecelakaan banyak terjadi karena kebakaran yang bersumber dari eksternal kapal, yakni truk (53%) dan kendaraan (47%) yang diangkut.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Dr Ir Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa kebakaran pada kapal roro ini disebabkan karena kapal memuat barang-barang yang berbahaya yang sulit diidentifikasi, terutama di penyeberangan.
Baca Juga
"Ini masih menjadi catatan kami karena banyaknya terjadi kapal terbakar karena muatan kapal tersebut khususnya kapal roro dimulai dari terbakarnya truk yang memuat barang-barang berbahaya. Terutama di penyebrangan ini sulit, karena tidak mungkin muatan kita bongkar satu satu, dan pengemudi pun tidak tahu isinya apa," terang Soerjanto saat Media Rilis KNKT pada Kamis (14/12/2023).
Diterangkan, barang-barang bahaya termuat di kapal yang dimaksud adalah muatan B3 (Hidrogren Peroksida) dan kendaraan yang memiliki arus kelistrikan dan rem.
Advertisement
Menurut data investigasi Moda Pelayaran, dibeberkan bahwa muatan truk merupakan sumber kebakaran yang paling banyak, dengan total 8 kejadian. 60% kebakaran kapal roro mengakibatkan kapal total loss atau korban jiwa.
Sistem Pemeriksaan Belum Maksimal
Saat ini, dipaparkan bahwa belum ada sistem pemeriksaan barang B3 di truk. Perubahan sistem keselamatan kapal roro dalam 10 tahun terakhir juga belum signifikan.
Soerjanto mengatakan bahwa KNKT akan mencoba solusi bagaimana mengurangi risiko kebakaran pada kapal ini, salah satunya adalah dengan meng-copy prosedur di dalam penerbangan.
"Kemarin di FGD kita mencoba copy prosedur di penerbangan. Kita ingin di laut aturan seperti di udara. Intinya mereka menerima barang perseorangan, kemudian diidentifikasi apakah berbahaya, kalau ada dimasukkan ke truk dan dilaporkan, kemudian truk tersebut diawasi CCTV, sehingga bisa ditangani bahaya B3," jelasnya.
Â
Hasil Kinerja KNKT 2023
KNKT menjelaskan hasil investigasinya sepanjang tahun 2023. KNKT mencatat bahwa moda yang paling banyak menyumbang angka terbesar kecelakaan adalah Moda Penerbangan.
Moda Penerbangan menyumbang sebanyak 7 kasus kecelakaan dan 13 kejadian serius, dengan jumlah investigasi kategori runway excursion (keadaan di mana pesawat meinggalkan permukaan runway dengan tidak tepat atau menyimpang) yang mendominasi.
Kemudian, Moda Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) mengikuti dengan menyumbang sebanyak 10 kecelakaan, Moda Pelayaran sebanyak 6 kecelakaan, dan Moda Perkeretaapian sebanyak 4 kecelakaan.
Moda LLAJ mencatat terjadi penurunan angka kecelakaan, yang mulanya ada 18 kasus di tahun 2021 dn 15 kasus di 2022, sekarang hanya 10 kasus di 2023.
Kasus paling menonjol di Moda LLAJ di antaranya adalah kasus kecelakaan tunggal jatuh bus pariwisata ke jurang di kawasan Wisata Guci, lalu kecelakaan di Exit Tol Bawen, dan kecelakaan truk tronton di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Â
Advertisement
Moda Kereta Api
Terakhir, dipaparkan Moda Perkeretaapian telah menyelesaikan 3 laporan awal, 1 laporan akhir, dan 1 draft laporan akhir.
Moda Perkeretaapian, tercatat mengalami penurunan kecelakaan secara tajam. Namun, masih ada beberapa kasus seperti kecelakaan KA 17 (Argo Semeru) di KM 520+4 dan beberapa kasus anjloknya rel kereta.