Dinilai Belum Akurat, BPS dan PBB Gandengan Perkuat Data Migrasi Internasional

Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah berupaya untuk memperkuat data migrasi Indonesia maupun internasional.

oleh Arief Rahman H diperbarui 20 Des 2023, 15:10 WIB
Diterbitkan 20 Des 2023, 15:10 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah berupaya untuk memperkuat data migrasi Indonesia maupun internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah berupaya untuk memperkuat data migrasi Indonesia maupun internasional.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah berupaya untuk memperkuat data migrasi Indonesia maupun internasional. Nantinya, data ini akan terintegrasi sebagai acuan pembuat kebijakan terkait migran.

Penguatan data ini dituangkan dalam Satu Data Migrasi Internasional (SDMI) atas kerja sama BPS dan International Organization for Migration (IOM), bagian dari PBB untuk migrasi.

Deputi Bidang Peningkatan Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum berharap SDMI bisa jadi rujukan untuk membuat kebijakan yang tepat terkait migran Indonesia dan internasional. Maka, diperlukan data yang terpadu dan berkualitas yang diharapkan dapat dihasilkan melalui SDMI.

“Salah satu hambatan dalam pembuatan kebijakan terkait migrasi internasional selama ini adalah karena kesulitan memperoleh informasi dan data yang akurat," ungkap dia mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy, di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Integrasi Data

Sementara itu, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menilai, perlu adanya integrasi data yang telah tersebar di berbagai lembaga dan organisasi mulai dari tingkat desa hingga tingkat nasional.

Integrasi data terkait migrasi internasional perlu didukung dengan penguatan koordinasi lintas sektor dan sistem yang terpadu untuk memperkuat tata kelola dan manajemen data yang lebih baik.

“Untuk menciptakan migrasi internasional yang aman, tertib, dan teratur, dibutuhkan komitmen kementerian/lembaga terkait untuk terus berkolaborasi dan bekerja sama melalui SDMI, sehingga menghasilkan data yang akurat dan terintegrasi," kata dia.

"Dengan demikian, memberikan fondasi yang kuat bagi pemangku kebijakan untuk merumuskan kebijakan yang efektif dan berbasis bukti” sambungnya.

 

Diperkenalkan Sejak 2019

Informasi, SDMI dikembangkan dan diperkenalkan sejak tahun 2019 melalui rangkaian pertemuan konsultasi dan koordinasi. Sepanjang tahun 2023 ini, berbagai rangkaian kegiatan telah dilaksanakan.

Misalnya, pertemuan koordinasi awal, pertemuan konsultasi ke kementerian dan lembaga kunci, pertemuan dengan pemerintah daerah, pembangunan rancangan cetak biru dan peta jalan SDMI, penyusunan ringkasan kebijakan, penyusunan panduan konsep dan definisi SDMI, pembangunan portal, serta penyelenggaraan pelatihan terkait migrasi dan pembinaan penyusunan metadata dan standar data.

 

Blueprint SDMI 2023-2028

Kepala Misi IOM Indonesia Jeffrey Labovitz menegaskan pentingnya inisiatif SDMI untuk mewujudkan migrasi yang terkelola dengan baik dan berbasis bukti. Mulai tahun ini, pihaknya turut bekerja sama untuk menyusun cetak biru atau blueprint SDMI Indonesia.

“Manajamen migrasi yang baik dapat tercipta melalui implementasi kebijakan migrasi yang komprehensif, koheren, dan mengacu kepada hasil jangka panjang, hal ini sulit untuk diimplementasikan tanpa adanya bukti dan data yang mumpuni. Dalam hal ini, IOM telah berkolaborasi dengan BPS dan Sekretariat Satu Data Indonesia (SDI) dalam menyusun usulan rancangan Cetak Biru dan Peta Jalan SDMI 2023-2028 demi menyiapkan strategi yang jelas dalam pengembangan, implementasi, pengawasan, dan evaluasi SDMI.”

Kegiatan ini menjadi langkah awal implementasi SDMI dan diharapkan dapat mendorong dialog dan diskusi lebih lanjut untuk realisasi SDMI dengan mempertimbangkan ruang lingkup pengumpulan dan pengunaan data migrasi internasional di Indonesia.

Kemudian, pembagian peran dan tanggung jawab antar kementerian dan lembaga yang terkait, mekanisme koordinasi melalui forum SDMI, hingga aspek-aspek teknis, seperti pelindungan data pribadi, serta sistem pendukung interoperabilitas data yang dapat disepakati bersama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya