Liputan6.com, Jakarta Pesawat Airbus A350 milik maskapai Japan Airlines (JAL) mengalami kebakaran di landasan pacu Bandara Haneda, Tokyo pada Selasa (2/1).Kecelakaan terjadi setelah tabrakan di landasan pacu dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang.
Melansir Japan Times, Rabu (3/1/2024) 367 penumpang dan 12 awak Airbus A350 Japan Airlines berhasil dievakuasi dengan selamat melalui perosotan darurat.
Laporan kantor berita NHK menyebut, sedikitnya 17 orang menderita luka-luka akibat Japan Airlines Terbakar. Lima dari enam orang di pesawat penjaga pantai tewas, dengan kapten selamat namun mengalami luka parah.
Advertisement
Menanggapi musibah tersebut, pihak maskapai Japan Airlines menyampaikan bela sungkawa terhadap korban tewas dalam kecelakaan yang melibatkan pesawatnya.
“Dengan menyesal kami informasikan bahwa pada malam hari tanggal 2 Januari (waktu Jepang), JL516 terlibat dalam tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang saat mendarat di Bandara Haneda, yang mengakibatkan kebakaran di landasan pacu,” tulis Japan Airlines di laman resminya.
"Pikiran dan doa kami bersama para anggota Penjaga Pantai Jepang yang telah meninggal dunia,” ucap mereka.
Maskapai lebih lanjut mengatakan, pihaknya telah memastikan bahwa seluruh penumpang dan awak penerbangannya telah dievakuasi.
'Kami ingin meyakinkan Anda bahwa kami akan memberikan kerja sama penuh kami dalam penyelidikan peristiwa malang ini,” jelasnya.
Dilaporkan, pesawat Japan Airlines mendarat di landasan pacu C Haneda dari Bandara New Chitose di Hokkaido saat tabrakan terjadi.
Saat itu, pesawat penjaga pantai hendak memulai misi ke pangkalan di Prefektur Niigata, untuk mengirim bantuan ke daerah yang terkena dampak gempa berkekuatan 7,6 yang melanda sejumlah kota di Jepang.
Pesawat tersebut bergerak di landasan ketika bertabrakan dengan pesawat JAL.
Penjaga pantai mengungkapkan bahwa kaptennya, Genki Miyamoto (39) melapor ke penjaga pantai sekitar pukul 17.55. bahwa pesawat Japan Airlines tersebut meledak di landasan pacu Haneda dan dia berhasil melarikan diri.
Fakta-Fakta Insiden Pesawat Japan Airlines Terbakar di Bandara Haneda Tokyo
Berikut sederet fakta terkait kecelakaan tersebut, seperti dirangkum dari berbagai sumber.
1. Kronologi Kejadian
Merujuk rekaman yang dirilis NHK, pesawat Japan Airlines yang membawa 367 penumpang dan 12 awak kabin itu terlihat menabrak sebuah pesawat, berujung menyebabkan kobaran api besar di landasan pacu Bandara Haneda.
Pesawat itu kemudian berhenti, sementara api besar berkobar di badan pesawat. Penumpang pun diselamatkan menggunakan perosotan darurat ketika petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api yang kian membesar.
Menurut informasi, pesawat Penjaga Pantai yang ditabrak Japan Airlines akan berangkat dari Bandara Haneda ke pangkalan udara di Prefektur Niigata untuk membantu pengiriman bantuan korban gempa.
2. Kabar Penumpang
Seluruh penumpang JAL penerbangan 516 yang berjumlah 379 orang, termasuk delapan anak di bawah usia dua tahun, berhasil dievakuasi dengan selamat dari pesawat penumpang, menurut maskapai tersebut. Namun, lima awak tewas di pesawat kedua, De Havilland Canada DHC-8, menurut Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito.
Advertisement
Dilarikan ke Rumah Sakit
Japan Airlines menginformasikan bahwa empat penumpangnya dibawa ke rumah sakit, tapi maskapai tersebut belum menerima laporan cedera tambahan, Wakil Presiden Senior JAL, Noriyuki Aoki, mengatakan saat konferensi pers Selasa malam, 2 Januari 2024.
3. Dramatisnya Proses Penyelamatan Penumpang
Rekaman dramatis dari dalam pesawat menunjukkan kabin dipenuhi asap saat penumpang dievakuasi. Tidak lama setelah itu, pesawat dilalap api meski ada upaya petugas pemadam kebakaran memadamkan si jago merah.
Pakar keselamatan penerbangan di Cranfield University Inggris, Graham Braithwaite, mengatakan pada Business Insider bahwa berdasarkan peraturan keselamatan, perancang pesawat harus menunjukkan sebuah pesawat dapat dievakuasi hanya dalam 90 detik dengan hanya 50 persen ketersediaan pintu keluar jika terjadi kecelakaan.
Namun, katanya, hal ini tidak memperhitungkan kepanikan yang melanda pesawat setelah insiden seperti yang terjadi pada kemarin. Juga, waktu tambahan yang dibutuhkan penumpang rentan, seperti anak-anak dan orang tua, untuk dsiselamatkan.
Dalam kondisi tersebut, kata dia, kinerja awak pesawat dalam mengevakuasi penumpang sangat baik, karena tidak ada korban jiwa dan hanya 17 penumpang yang mengalami luka ringan.
Keajaiban?
Pakar keamanan penerbangan Jeffrey Price menyebutnya sebagai "keajaiban" bahwa semua orang di penerbangan Japan Airlines dapat dievakuasi dengan selamat.
"Ini tidak hanya menunjukkan tindakan luar biasa yang dilakukan para awak pesawat, namun juga para penumpang itu sendiri yang mampu mengeluarkan begitu banyak orang dari pesawat secepat mungkin sebelum benar-benar dilalap api," Price, seorang profesor penerbangan di Negara Bagian Metropolitan Colorado Universitas Denver, mengatakan pada Business Insider.
"Yang lebih menakjubkan lagi adalah para penumpang tetap waspada dan tidak panik, mencegah risiko lebih banyak kekacauan dan korban jiwa," imbuhnya.
4. Investigasi Dimulai
Japan Airlines mengambil bagian dalam penyelidikan untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan mematikan itu, kata wakil presiden senior keselamatan dan keamanan perusahaan Tadayuki Tsutsumi, lapor CNN.
Badan penerbangan Prancis juga mengirimkan penyelidiknya ke Tokyo untuk menyelidiki tabrakan tersebut sebagai bagian dari tim investigasi yang dibuka Dewan Keselamatan Transportasi Jepang.
Advertisement
5. Kesaksian Maskapai
Dalam pernyataannya, Japan Airlines mengatakan awaknya telah diizinkan mendarat oleh pengatur lalu lintas udara sebelum tabrakan. Audio dari LiveATC.net merinci kru yang membacakan kembali perintah izin untuk landasan pacu 34, yang mengatakan "diizinkan untuk mendarat di kanan 34."
"Berdasarkan wawancara dengan kru operasi, mereka mengakui dan mengulangi izin pendaratan dari kontrol lalu lintas udara, dan kemudian melanjutkan prosedur pendekatan dan pendaratan," kata Japan Airlines. Pernyataan itu mengatakan bahwa setelah mendarat, Airbus A350 Japan Airlines "bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang dan terbakar."
Guy Maestre, seorang saksi mata, berada di pesawat yang berdekatan dengan pesawat JAL saat kecelakaan terjadi, Selasa, dan menggambarkan mendengar "ledakan besar." "Saya berharap semua orang selamat," kata Maestre, yang sedang mengunjungi Jepang dari Philadelphia, seraya menambahkan ia "terkejut melihat hal itu."
Mika Yamake sedang dalam perjalanan ke bandara untuk menemui suaminya, yang berada di dalam pesawat JAL, ketika berita kecelakaan itu tersiar.
"Saya tidak menyadari ini adalah insiden besar sampai saya melihat gambarnya di berita," katanya pada CNN. "Awalnya hanya laporan asap, tapi kemudian saya melihat gambar api dan saya merasa lebih khawatir. Saya baru menyadari suami saya ada di pesawat itu ketika ia menelepon saya."