Liputan6.com, Jakarta - Kalimantan Timur masuk dalam wilayah dalam kategori waspada rawan pangan. Ini termasuk juga wilayah Penajam Paser Utara, tempat dibangunnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Data itu tertuang dalam Peta Komposit Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi (SKPG) Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kaltim jadi provinsi berwarna kuning, sebagai tanda waspada. Mengingat, ada tiga indikator warna; hijau untuk kategori aman, kuning untuk waspada, dan merah untuk menunjukkan wilayah rawan pangan.
Baca Juga
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, kedepannya, kehadiran IKN bisa mengubah status tersebut. Misalnya dimulai dari berkembangnya geliat ekonomi di Kalimantan Timur.
Advertisement
"Bukannya ini malah keren? Malah keren itu begini, begitu ada ikn di Kalimantan Timur, artinya kegiatan ekonomi juga suka gak suka dia situ akan menggeliat, akan lebih tinggi," ujar Arief di Hotel The Margo, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).
Guna mengerek status kerawanan pangan tadi, Arief bilang, daerah lain di sekitar Kaltim bisa mendistribusikan pasokannya. Di samping itu, Bapanas juga akan mulai melakukan penanaman di IKN guna menunjang ketahanan pangan di 'kota masa depan' itu.
"Suplainya bisa dari Sulawesi Tengah, bisa daerah Kalimantan dan sekitarnya. Dalam waktu dekat pak Sestama (Sekretaris Utama Bapanas) dengan salah satu deputi juga akan kita mulai tanam di sana untuk menyiapkan tadi, untuk mempersiapkan storage dan lain lain di sana," bebernya.
Informasi, Kalimantan Timur masuk dalam daftar 11 provinsi dalam kategori waspada rawan pangan. Wilayah lainnya yakni, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, NTT, Maluku Utara dan Papua Barat.
Bapanas Kejar Target
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi tengah menggenjot upaya untuk menurunkan jumlah wilayah yang rentan pangan. Tahun ini, dia membidik tersisa 12 persen wilayah Indonesia yang masuk kategori rawan pangan.
Arief menjelaskan, pihaknya menyusun peta kerawanan pangan nasional guna mengindentifikasi berbasis ketahanan pangannya. Cakupan penilaiannya adalah kabupaten/kota dan provinsi.
"Berbagai upaya pengendalian rawan pangan terus kita dorong sehingga target kita bersama 2024 turun jadi 12 persen. Ini PR kita semua," kata dia dalam Rapat Koordinasi Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi, di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/2/2024).
Advertisement
Daerah Rawan Pangan Turun
Arief mengaku telah berhasil melalukan upaya untuk mengurangi jumlah daerah yang rawan pangan. Pada 2023 lalu, Bapanas mencatat, tersisa 68 kabupaten/kota dalam kategori rawan pangan dari sebelumnya 74 kabupaten/kota.
"Daerah rentan pangan turun jadi 68 kabupaten/kota atau 13 persen. Ini sejalan dan penuhi target nasional," tegasnya.
Pada konteks ini, Bapanas punya target untuk memenuhi masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan. Kemudian, bisa memenuhi konsumsi dari produksi dalam negeri.
"Bapanas tentu berupaya capai target target itu. Melalui tiga aspek ketahanan pangan, pertama ketersediaan. Ini bolak balik sampai hari ini kita kerjakan. Utamanya 9 bahan pokok strategis yang jadi wewenang Bapanas," paparnya.