Liputan6.com, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat ada 326 kabupaten/kota di Indonesia yang harga cabai rawitnya berada di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP).
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono, mengatakan salah satu komoditas yang menjadi sorotan adalah cabai rawit merah.
Advertisement
Baca Juga
Bapanas mengakui bahwa kenaikan harga cabai rawit sejak awal Januari 2025 cukup tajam, dengan harga di Kabupaten Tanimbar pada 12 Januari 2025 menembus angka Rp160.000 per kilogram, jauh melebihi HAP sekitar Rp50.000 per kilogram.
Advertisement
"Kita pantau di cabai rawit kenaikannya juga lumayan ada 326 Kabupaten/kota yang diatas HAP," kata Maino dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (13/1/2025).
Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai rawit dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah cuaca ekstrem yang menyebabkan gangguan produksi, seperti curah hujan tinggi, banjir, dan angin puting beliung.
Selain itu, serangan hama organisme pengganggu tumbuhan (OPT) juga mengurangi hasil panen, sehingga pasokan cabai ke pasar berkurang. Penurunan pasokan ini mengarah pada lonjakan harga cabai yang cukup tajam.
Langkah-Langkah Bapanas dalam Menanggulangi Kenaikan Harga
Sebagai respons terhadap masalah ini, Bapanas telah mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait pada 9 Januari 2024. Dalam rapat tersebut, hadir Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, pelaku usaha cabai, serta petani cabai, untuk menyusun strategi menanggulangi lonjakan harga yang berkelanjutan.
Beberapa rencana aksi yang disepakati antara lain adalah, pertama, penyediaan cabai dengan harga yang lebih terjangkau langsung dari petani kepada konsumen.
Kedua, pemantauan perkembangan harga cabai setiap minggu untuk melihat apakah harga akan terus naik. Jika kenaikan berlanjut, Bapanas akan melakukan langkah-langkah konkret seperti fasilitasi distribusi pangan (FDP) dan penjualan cabai di lokasi Gerakan Pangan Murah (CPM).
Ketiga, yakni ukungan dari pemerintah daerah (Pemda) dalam bentuk subsidi harga dan/atau transportasi untuk memastikan distribusi yang lancar dan harga cabai rawit tetap stabil.
Harga Cabai Mahal, Petani Curhat Gagal Panen Gara-gara Cuaca Ekstrem
Petani mengeluhkan kondisi gagal panen yang disebabkan oleh cuaca ekstrem di sentra-sentra produksi cabai. Imbasnya, harga cabai ikut naik di tingkat konsumen imbas penurunan pasokan.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro mengungkap kondisi petani yang gagal panen di awal 2025 ini.
"Dilihat dari lapangan memang terjadi gagal panen di berbagai sentra yang ada, terkait hujan ekstrim pada akhirnya gagal panen sangat tinggi," kata Tunov kepada Liputan6.com, Sabtu (11/1/2025).
Dia mengatakan, salah satu sentra produksi di Jawa Tengah bahkan mengalami gagal panen sangat tinggi. 70 persen dari total lahan panennya mengalami kebusukan imbas curah hujan yang tinggi.
"Di Jateng (Jawa Tengah) bisa mencapai 70 persen gagal panen karena layu fusarium, antraknose dan rontok bunga," ungkapnya.
Menurutnya, hujan juga menjadi tantangan petani. Pasalnya, para petani tidak bisa memanen hasil ladang ketika hujan di pagi hari. Alhasil, stok yang didistribusikan menjadi berkurang.
Tunov bilang, sederet upaya sudah dilakukan sejak akhir 2024. Kendati begitu, tanaman cabai diakuinya sensitif terhadap cuaca. Dia menyebut kenaikan harga imbas berkurangnya pasokan kerap terjadi.
"Pemerintah dengan kami petani sudah berupaya mengantisipasi dari akhir tahun tapi memang tanaman cabai sangat bergantung cuaca maka tidak bisa berbuat banyak kecuali mempertahankan yang masih bagus dan mengganti tanaman yang sudah rusak," tuturnya.
"Ya memang sudah pola cabai, kalau cuaca ekstrim harga pasti fluktuasi karena tanaman cabai memang bergantung cuaca," tambah Tunov.
Advertisement
Harga Cabai Pedes Banget, Tembus Rp 130 Ribu per Kg
Harga cabai naik di pasaran tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan. Bahkan, angka tertinggi mencapai Rp 130.000 per kilogram di Kalimantan Timur.
Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat adanya tren kenaikan harga cabai. Baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah.
Mengutip data yang ditampilkan, Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah naik ke Rp 130.000 per kilogram (kg) di Kalimantan Timur. Sementara itu, harga terendah ada di Sumatera Barat dengan Rp 55.520 per Kg.
Masih mengacu data yang sama, harga cabai rawit merah di DKI Jakarta pada Jumat (10/1/2025) bertengger di Rp 120.000 per Kg. Angka ini turun dari Rp 150.000 per Kg pada Selasa (7/1/2025).
Sementara itu, jika dihitung secara nasional, harga rata-ratanya berada di Rp 77.940 per kilogram.
Â