Potret Hanggar Terbesar Lion Air di Batam, Kulit Asal Garut Jadi Pelapis Kursi Pesawat

Bengkel pesawat di Bandara Hang Nadim bernama Batam Aero Technic (BAT) dimiliki oleh Lion Air Group. Kompleks BAT memiliki luas 30 hektar, sudah dapat sertifikasi dari otoritas penerbangan internasional.

oleh Tim Bisnis diperbarui 21 Mar 2024, 23:48 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 17:45 WIB
Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi di antara kursi-kursi pesawat yang sedang diperbaiki (Foto: Liputan6.com)
Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi di antara kursi-kursi pesawat yang sedang diperbaiki (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bengkel pesawat itu letaknya hanya selemparan batu dari Bandara Hang Nadim. Namanya Batam Aero Technic (BAT), terbesar yang dimiliki Lion Air Group. Kompleks BAT memiliki luas 30 hektar, sudah dapat sertifikasi dari otoritas penerbangan internasional.

Fasilitas di dalam Batam Aero Technic ini antara lain untuk pusat perawatan dan pengerjaan penanganan perbaikan pesawat udara atau maintenance, repair, overhaul (MRO). Berbagai pesawat bisa ditangani, termasuk Boeing, Airbus dan ATR.

Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi mengungkapkan, selain dari Indonesia, BAT juga melakukan reparasi kapal terbang dari sejumlah negara.

 

"Ada dari India, Bangladesh, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste, " kata dia dalam acara Visit BAT, Kamis 21 Maret 2024.

 

Dia menambahkan, ada sejumlah manfaat yang diperoleh dari BAT. Salah satunya, penyerapan tenaga kerja. Saat ini jumlahnya sekitar 2.000-an orang. "Kita berharap ada 10.000 anak bangsa yang bisa dipekerjakan," kata Daniel.

Manfaat lainnya diyakini bakal menguntungkan para penumpang pesawat. "Kalau ada yang bertanya, apakah ini akan menurunkan harga tiket, harapannya demikian, " tambah dia. Maskapai tidak perlu mengirim pesawat ke luar negeri untuk perbaikan dan perawatan.

Pemberdayaan UMKM 

UMKM pun ikut diberdayakan. Misalnya, lapisan terluar kursi pesawat dipasok dari pengrajin Garut. Kulit sapi asli, bukan sintetis. Dan harus memenuhi standar: bisa ditarik, tidak mudah sobek, dan tidak terbakar.

"Kami challenge industri lokal untuk membuat kulit standar pesawat," kata Daniel.

Sementara, busa lapisannya masih harus impor. Syarat-syarat yang harus dipenuhi banyak sekali. Tak hanya tidak mudah terbakar tapi nilai apungnya 80 persen. "Selain life vest, busa dudukan kursi pesawat bisa dijadikan pelampung," kata Daniel.

Berkunjung dari satu hanggar ke hanggar lain, memantau fasilitas-fasilitas di dalamnya, warehouse, perbaikan propeler, pengujian mesin, hingga perawatan kursi membuktikan, pesawat itu rumit.

"Kompleks sekali. Jangankan komponennya, mur atau bautnya pun ada standarnya sendiri," kata Daniel.

Penasaran seperi apa penampakan Batam Aero Technic (BAT)? Yuk simak foto-foto berikut:

Batam Aero Technic (BAT) resmi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Batam Aero Technic (BAT) resmi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (dok: Lion Group)
Bengkel pesawat Batam Aero Technic (BAT) yang yang terletak di Bandara Hang Nadim Batam. Perosotan darurat harus diperiksa berkala (Foto: Liputan6.com)
Bengkel pesawat Batam Aero Technic (BAT) yang yang terletak di Bandara Hang Nadim Batam. Perosotan darurat harus diperiksa berkala (Foto: Liputan6.com)
Batam Aero Technic (BAT) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak 2014 telah menjadi pusat perawatan dan pengerjaan penangan perbaikan pesawat udara di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam. (Dok Lion Air)
Batam Aero Technic (BAT) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak 2014 telah menjadi pusat perawatan dan pengerjaan penangan perbaikan pesawat udara di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam. (Dok Lion Air)
Batam Aero Technic (BAT) memproduksi 1.000 baju pelampung tiap bulannya. Dites satu persatu sebelum dipakai (Foto: Liputan6.com)
Batam Aero Technic (BAT) memproduksi 1.000 baju pelampung tiap bulannya. Dites satu persatu sebelum dipakai (Foto: Liputan6.com)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya