Atasi Perubahan Iklim, Tengok Agenda Keberlanjutan Lippo Karawaci hingga 2030

Lippo Karawaci berkomitmen untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan mewujudkan dampak positif berskala besar bagi masyarakat Indonesia di seluruh nusantara, termasuk generasi mendatang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Mei 2024, 13:20 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 13:20 WIB
PT Lippo Karawaci Tbk memiliki Agenda Keberlanjutan 2030 yang mengartikulasikan ambisi ESG perusahaan melalui hasil nyata yang bermanfaat. (Dok LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk memiliki Agenda Keberlanjutan 2030 yang mengartikulasikan ambisi ESG perusahaan melalui hasil nyata yang bermanfaat. (Dok LPKR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah memiliki rencana jangka panjang dalam agenda berkelanjutan. Rencana ini disusun hingga tahun 2030 untuk mengatasi permasalahan krisis iklim di Indonesia.

Group CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, di dalam kondisi ekonomi global yang terus dinamis di tahun 2023 akibat dari perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi di masa depan, aspek keberlanjutan menjadi fondasi ketangguhan bisnis.

"Di Lippo Karawaci, diyakini bahwa keberlanjutan adalah strategi yang sangat penting yang dapat menggerakkan penciptaan nilai dan pertumbuhan jangka panjang bagi organisasi kami," kata John Riady dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2024).

Oleh karena itu, Lippo Karawaci menekankan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis utama, pekerjaan, dan manajemen risiko, guna memastikan agar Direksi dan tim Manajemen organisasi menerapkan pendekatan menyeluruh yang menyertakan berbagai aspek ESG dari bisnis, sekaligus memaksimalkan potensi dari peningkatan efisiensi dan peluang-peluang baru.

Seperti diketahui, pada awal tahun 2023, Lippo Karawaci meluncurkan Agenda Keberlanjutan 2030, yang menetapkan target ESG yang terukur untuk menggerakkan kinerja dan keterbukaan terkait dampak iklim, dampak sosial, dan penyelenggaraan tata kelola organisasi.

Sepanjang tahun Lippo Karawaci juga secara aktif melibatkan pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap prioritas perseroan, terutama dalam memastikan bahwa target-target grup dan rencana aksi dapat diterjemahkan sampai ke tingkat unit bisnis.

Sebagai perusahaan yang berwawasan ke depan, Lippo Karawaci berkomitmen untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan mewujudkan dampak positif berskala besar bagi masyarakat Indonesia di seluruh nusantara, termasuk generasi mendatang.

 

 

Emisi Operasional dan Pengolahan Air

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), tetap berkomitmen mengembangkan infrastruktur di kawasan yang dikelolanya. (Dok LPKR)
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), tetap berkomitmen mengembangkan infrastruktur di kawasan yang dikelolanya. (Dok LPKR)

Lippo Karawaci memiliki Agenda Keberlanjutan 2030 yang mengartikulasikan ambisi ESG perusahaan melalui hasil nyata yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dan meningkatkan akuntabilitas.

Lippo Karawaci berkomitmen penuh untuk mendukung dan mempercepat Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 di Indonesia, dan bercita-cita untuk menjadi pemimpin dalam bidang ESG di Indonesia.

Kinerja ESG Lippo Karawaci sendiri di tahun 2023 dibandingkan dengan target tahun 2030 dapat dilihat dari beberapa sisi. Misalnya, dari sisi emisi operasional, pada tahun 2023 Lippo Karawaci telah mengurangi 28% intensitas emisi bangunan dengan baseline pada tahun 2019 sebesar 0,176 ktCO2e/m2.

Pada tahun 2030, Lippo Karawaci menargetkan pengurangan intensitas emisi bangunan hingga 15% dan 35% pada tahun 2035.

Dalam manajemen air, Lippo Karawaci merealisasikan 24% konsumsi air dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2023. Diharapkan pada tahun 2030 konsumsi dari sumber air berkelanjutan mencapai 20%.

 

Pengalihan Limbah

Selama bertahun-tahun, Lippo Karawaci telah menanam lebih dari 160 ribu pohon di tiga kawasan, yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan di Tanjung Bunga. (dok LPKR)
Selama bertahun-tahun, Lippo Karawaci telah menanam lebih dari 160 ribu pohon di tiga kawasan, yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan di Tanjung Bunga. (dok LPKR)

Adapun untuk pengolahan air, LPKR mencapai 139% peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan pada tahun 2023, dari baseline 520.000 m3 pada tahun 2019. Pada tahun 2030, perusahaan menargetkan peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan mencapai 30%.

Terakhir, terkait pengalihan limbah, LPKR mengalihkan 3.200 ton limbah ke tempat pembuangan akhir (TPA) pada tahun 2023. Pada tahun 2030, LPKR menargetkan menggandakan realisasi pada tahun 2022 (sebagai baseline) sekitar 1.400 ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya