Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS jatuh lebih dari 3% pada hari Senin setelah OPEC+ mengumumkan rencana untuk menghapus pemotongan produksi minyak sukarela yang totalnya mencapai 2,2 juta barel per hari.
Koalisi delapan anggota OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan mulai menghapus pemotongan tersebut selama 12 bulan mulai Oktober.
Namun, rencana penghapusan ini akan bergantung pada kondisi pasar dan bisa dibatalkan, kata para produsen. OPEC+ tetap mempertahankan pemotongan produksi terpisah yang totalnya mencapai 3,6 juta barel per hari hingga akhir 2025.
Baca Juga
Berikut adalah harga minyak pada penutupan hari Senin:
Advertisement
- Kontrak West Texas Intermediate untuk Juli: USD 74,22 per barel, turun USD 2,77 atau 3,6%. Tahun ini, minyak mentah AS telah naik 3,59%.
- Kontrak Brent untuk Agustus: USD 78,36 per barel, turun USD 2,75 atau 3,39%. Tahun ini, patokan global telah naik 1,7%.
- Kontrak RBOB Gasoline untuk Juli: USD 2,33 per galon, turun 3,38%. Tahun ini, futures bensin naik 11%.
- Kontrak Gas Alam untuk Juli: USD 2,75 per seribu kaki kubik, naik 6,53%. Tahun ini, gas naik 9,63%.
"Beberapa orang membaca pernyataan OPEC, terutama bagian tentang menambahkan barel kembali dari pemotongan sukarela, sebagai hal yang bearish," kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, kepada CNBC's "Worldwide Exchange."
"Mereka cukup jelas bahwa ini akan bergantung pada data," kata Croft. "Saat kita mendekati akhir Agustus, jika gambaran fundamental terlihat lebih buruk daripada yang kita miliki sekarang, mereka akan menghentikan penambahan itu."
Di bawah rencana tersebut, lebih dari 500.000 barel per hari minyak mentah akan kembali ke pasar pada bulan Desember, dan 1,8 juta barel per hari akan kembali pada bulan Juni 2025.
OPEC+ Perpanjang Pengurangan Produksi Minyak hingga 2025
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak atau the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)+ dan sekutunya sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah hingga 2025.
Mengutip CNBC, Senin (3/6/2024), keputusan itu sejalan dengan perkiraan analis dan delegasi OPEC+. OPEC+ diperkirakan memperpanjang pengurangan produksi yang sudah ada.
Berdasarkan kebijakan resmi, koalisi akan memproduksi minyak 39,725 juta barel per hari. Angka tersebut menandai tingkat produksi yang dibutuhkan masing-masing anggota sebelum menerapkan penyesuaian produksi tambahan dan faktor kepergiaan kelompok anggota lama OPEC, Angola pada awal Januari ini.
Hal ini juga mencakup peningkatan produksi Uni Emirat Arab (UEA) sebesar 300.000 barel per hari, yang akan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2025 hingga akhir September 2025.
Berdasarkan laporan dari Saudi Press Agency, bagian dari aliansi OPEC+, termasuk pemimpin Arab Saudi dan Rusia, mengatakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar hampir 1,7 juta barel per hari yang ditetapkan untuk habis masa berlakunya pada akhir tahun ini. Pengurangan ini kini akan diterapkan sepanjang 2025.
Kelompok kecil anggota OPEC+ ini juga akan memperpanjang putaran pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir kuartal ketiga tahun ini. Pemangkasan ini awalnya hanya dijadwalkan berlangsung hingga akhir kuartal kedua.
"Jumlah pengurangan sebesar 2,2 juta barel per hari ini kemudian akan dipulihkan secara bertahap setiap bulan hingga akhir September 2025,” bunyi pernyataan tersebut.
Sejumlah menteri yang mewakili negara-negara yang menerapkan pemotongan sukarela berkumpul di ibu kota Saudi, Riyadh untuk melakukan pembicaraan pada 2 Juni, bertepatan dengan pertemuan teknis OPEC, OPEC+, dan koalisi yang lebih luas pada hari yang sama.
Dalam jumpa pers Minggu, 2 Juni 2024, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman menekankan, pertemuan ini bukanlah hasil dari ketegangan antar anggota, tetapi bertujuan "untuk memastikan pihaknya berinteraksi satu sama lain, untuk memastikan pesan-pesan tersebut dipahami dan disepakati secara komprehensif".
Ia mencatat, tidak seperti dua komite kepatuhan dan studi pasar OPEC+ yang ada, kelompok yang terdiri dari delapan produsen sukarela ini "tidak seharusnya dilembagakan."
Advertisement