Liputan6.com, Jakarta - Rupiah kembali mengalami pelemahan pada Selasa, 17 Desember 2024. Rupiah ditutup melemah 98 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah melemah 100 poin di level 16.099 dari penutupan sebelumnya di level 16.001.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.080 – Rp 16.170,” ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Baca Juga
Rupiah melemah setelah pengumuman Pemerintah Indonesia menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025.
Advertisement
Untuk mengurangi beban masyarakat dari kenaikan tersebut, Pemerintah mempersiapkan paket kebijakan insentif fiskal, salah satunya pada barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat yang masih akan dibebaskan PPN.
Adapun barang/jasa lain yang diberikan insentif meski dikenai PPN 12 persen. Setidaknya ada 12 insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk tahun depan. Belasan kebijakan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu insentif untuk masyarakat berpendapatan rendah, insentif untuk kelas menengah, dan insentif untuk UMKM/wirausaha/industri.
Sementara itu, pasar tengah menunggu keputusan suku bunga dari bank sentral utama akhir pekan ini, sementara data ekonomi China yang lemah yang dirilis sehari sebelumnya mengikis sentimen risiko.
"Selain pertemuan The Fed, keputusan suku bunga dari Jepang dan Indonesia, menjadi fokus minggu ini," kata Ibrahim.
Dalam pertemuan pekan ini, The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS diperkirakan memangkas suku bunga hingga 25 basis poin tetapi juga menandai laju pemotongan yang lebih lambat untuk 2025.
"Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan Fed di masa mendatang telah menimbulkan keraguan pasar," beber Ibrahim.
Adapun data ekonomi China yang lemah mengaburkan prospek permintaan. China mencatat pertumbuhan penjualan ritel yang lambat tajam pada November 2024, di bawah ekspektasi dan menyoroti kelemahan yang terus-menerus dalam belanja konsumen.
Utang Luar Negeri RI Menurun pada Oktober 2024
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 mencapai USD 423,4 miliar atau setara Rp6.774 triliun (asumsi kurs Rp16.000/USD).
Angka ini menandai penurunan USD 5,1 miliar, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar USD 428,5 miliar. Sedangkan secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy, menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta.
Total ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD 201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada September 2024 yang tercatat sebesar USD 204,1 miliar.
Advertisement
Kurs Rupiah Hari Ini 16.028 per USD, Loyo Lawan Dolar AS
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi turun 26 poin atau 0,17 persen menjadi 16.028 per USD dari sebelumnya sebesar 16.002 per USD.
Sementara, indeks dolar AS bergerak sedikit lebih rendah di angka 106,77 dibandingkan pergerakan pagi kemarin yang sebesar 106,85.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah masih bisa melemah karena sentimen positif yang diterima oleh dolar Amerika Serikat (AS).
“Dolar AS terlihat melakukan konsolidasi terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS pada 19 Desember dini hari,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (17/12/2024).
Di samping itu, Federal Reserve (The Fed) diperkirakan bakal memangkas suku bunga acuan di bulan ini sebesar 25 basis points (bps). Namun ke depan, The Fed mungkin akan memberikan sinyal menahan suku bunga lebih lama karena data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan.
Misalnya ialah data Purchasing Managers Index (PMI) komposit AS bulan Desember yang semalam dirilis sebesar 56,6, lebih bagus dari sebelumnya, yaitu 54,9.
Data inflasi AS juga menunjukkan kesulitan untuk bergerak lebih rendah dari sebelumnya.
“Pergerakan rupiah versus dolar AS mungkin bisa menguat karena harga di sekitar area resisten penting 16 ribu per USD, tapi karena sentimen terlihat masih positif untuk dolar AS, rupiah masih bisa melemah lagi. Peluang penguatan ke arah 15.950 per USD, dengan potensi pelemahan ke arah 16.020 per USD pada hari ini,” ungkap Ariston.