Microsoft Sebut 8,5 Juta Perangkatnya Kena Dampak Gangguan IT CrowdStrike

Microsoft menyatakan CrowdStrike membantu mengembangkan solusi terukur untuk percepatan perbaikan.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jul 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 08:00 WIB
Microsoft Sebut 8,5 Juta Perangkatnya Kena Dampak Gangguan IT CrowdStrike
Pemadaman informasi teknologi atau information of technology (IT) yang terkait dengan pembaruan perangkat lunak oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike berdampak ke Microsoft (Logo Microsoft. Liputan6.com/Iskandar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemadaman informasi teknologi atau information of technology (IT) yang terkait dengan pembaruan perangkat lunak oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike berdampak pada hampir 8,5 juta perangkat Microsoft.

Demikian disampaikan Microsoft dalam sebuah blog pada Sabtu, 20 Juli 2024 seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (21/7/2024). "Saat ini kami memperkirakan pembaruan CrowdStrike mempengaruhi 8,5 juta perangkat atau kurang dari satu persen dari seluruh mesin Windows,” demikian dikutip.

Microsoft menyebutkan, CrowdStrike telah membantu mengembangkan solusi terukur yang akan membantu infrastruktur Azure Microsoft mempercepat perbaikan.

Raksasa teknologi itu juga bekerja sama dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform untuk berkolaborasi dalam pendekatan paling efektif.

Penumpang pesawat di seluruh dunia menghadapi penundaan, pembatalan penerbangan, dan kesulitan saat check-in karena bandara dan maskapai terjebak dalam pemadaman TI yang berdampak pada banyak industri mulai dari bank hingga perusahaan media.

Sebelumnya, Microsoft merilis pernyataan yang menjelaskan situasi saat pemadaman IT global.

"Kemarin, CrowdStrike merilis pembaruan yang mulai berdampak pada sistem TI secara global,” tulis CEO Microsoft Satya Nadella yang diunggah di X.

"Kami menyadari masalah ini dan bekerja sama dengan CrowdStrike dan seluruh industri untuk memberikan panduan teknis dan dukungan kepada pelanggan agar dapat membawa dengan aman sistem mereka kembali online,”

Penerbangan, Bank, Stasiun Televisi hingga Pasar Saham Kolaps Gara-gara Gangguan IT CrowdStrike

Ilustrasi bandara, airport, penerbangan, pesawat terbang
Ilustrasi bandara, airport, penerbangan, pesawat terbang. (Image by 4045 on Freepik)

Sebelumnya, layanan keuangan, stasiun televisi hingga penerbangan di seluruh dunia tengah kolaps, imbas insiden gangguan pada raksasa keamanan siber CrowdStrike. Perusahaan terkena masalah saat melakukan pembaruan perangkat lunak pada teknologi terbarunya.

CEO perusahaan George Kurtz memastikan jika perusahaannya secara aktif bekerja mengatasi layanan yang terkena dampak cacat yang ditemukan dalam satu pembaruan konten untuk host Windows. Sementara host Mac dan Linux tidak terpengaruh.

“Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan,” katanya di media sosial melansir CNBC, Jumat (19/7/2024).

Di sektor penerbangan, perjalanan udara sangat terpukul karena pesawat dilarang terbang dan pelayanan yang tertunda sehingga menyebabkan penumpukan penumpang di bandara.

Maskapai United Airlines memperkirakan gangguan jadwal penerbangan akan terus berlanjut sepanjang hari Jumat waktu setempat.

Layanan lain yang terganggu adalah sektor perbankan dan penyedia layanan kesehatan. Dua bank besar di Afrika Selatan, Capitec dan Absa, mengaku layanan pelanggan akan terganggu akibat gangguan teknis tersebut.

Stasiun televisi juga tidak bisa beroperasi. Di Inggris, Bursa Saham London ikut merasakan dampaknya. Secara garis besar dunia usaha di seluruh dunia bergulat dengan permasalahan IT yang terjadi. 

 Secara terpisah, layanan cloud Microsoft dipulihkan setelah adanya gangguan operasi, meskipun banyak pengguna terus melaporkan masalah tersebut. Imbas kejadian ini, harga saham CrowdStrike anjlok sekitar 10%.

Minta Maaf

Ilustrasi Crowdstrike (Foto: Laman Crowdstrike)
Ilustrasi Crowdstrike (Foto: Laman Crowdstrike)

Kurtz meminta maaf kepada mereka yang terkena dampak. “Saya ingin memulai dengan mengatakan kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, siapa pun yang terkena dampak hal ini, termasuk perusahaan kami,” jelas dia.

Dia mengakui saat ini sistem sedang melakukan pembaruan, dan pembaruan tersebut memiliki bug perangkat lunak di dalamnya dan menyebabkan masalah dengan sistem operasi Microsoft.

"Dan kini kami bekerja sama dengan setiap pelanggan untuk memastikan bahwa kami dapat menghadirkan mereka kembali online,” tambah dia.

Kurtz menambahkan bahwa pembaruan tersebut merupakan hal yang normal dan merupakan bagian dari proses rutin perusahaan untuk mencegah risiko keamanan, namun ia mencatat bahwa penyelidikan akan diperlukan untuk melihat hal apa yang salah.

Konfirmasi ini muncul setelah meluasnya laporan masalah teknis, dengan banyak pengguna Microsoft di seluruh dunia menghadapi masalah “layar biru”.

 

Bursa Saham Kembali Normal

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, gangguan IT skala besar global baru-baru ini picu kekacauan di banyak negara. Termasuk berbagai layanan publik. Namun beberapa bursa efek global tampak sudah beroperasj secara normal setelah kejadian tersebut.

Para pejabat di New York Stock Exchange dan Nasdaq mengatakan mereka sudah beroperasi pada hari Jumat, meskipun masalah CrowdStrike telah melanda banyak hal mulai dari maskapai penerbangan, bank, hingga banyak bisnis lain di seluruh dunia.

"Pasar NYSE beroperasi penuh dan kami memperkirakan pembukaan normal pagi ini," kata juru bicara bursa, dikutip dari CNBC International, Sabtu (20/7/2024).

Demikian pula Nasdaq yang merupakan tempat perdagangan favorit bagi saham-saham teknologi yang sedang naik daun, mengatakan pihaknya telah berhasil melewati masalah yang disebabkan oleh pembaruan yang diterapkan oleh CrowdStrike, sebuah perusahaan keamanan siber global.

"Pasar Eropa dan pra-pasar AS kami beroperasi normal. Kami memperkirakan pasar AS akan dibuka normal,” kata Nasdaq. 

Indeks Russell AS, yang mencakup indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 yang diawasi ketat, tidak melakukan perhitungan setelah pasar dibuka. Snafu tampaknya teratasi keesokan paginya.

"Karena masalah teknis pihak ketiga, kami saat ini mengalami dampak pada platform real-time kami, yang mencegah klien mengakses dan menerima data,” kata FTSE Russell dalam sebuah pernyataan. Gangguan tersebut rupanya memengaruhi indeks real-time FTSE Russell.

Tim FTSE Russell lantas secara aktif menyelidiki masalah ini untuk menyelesaikannya sesegera mungkin. Sementara CrowdStrike sendiri sahamnya diperdagangkan lebih dari 10% lebih rendah pada aksi sore hari. Meskipun indeks Russell tidak diperbarui pada platform digital, berbagai indeks dihitung tanpa gangguan. Layanan pulih sekitar pukul 10:54 ET setelah terhenti selama sekitar empat jam.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya