Ekspor Durian Juga Harus Masuk Sistem Simbara

Selain pemasukan negara, Simbara diyakini bakal membuat proses bisnis industri menjadi lebih ramah lingkungan. Jika ada yang tidak sesuai, kata Menko Luhut, sistem Simbara otomatis akan memblokirnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Jul 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 16:45 WIB
Musim Durian Tiba, Yuk Cari Tahu tentang Buah Berduri yang Memiliki Aroma Sangat Kuat Ini (Foto Buah Durian/Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Musim Durian Tiba, Yuk Cari Tahu tentang Buah Berduri yang Memiliki Aroma Sangat Kuat Ini (Foto Buah Durian/Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meminta agar proses niaga seluruh komoditas sumber daya alam Indonesia masuk ke dalam satu pintu digital. Tidak hanya komoditas mineral saja, namun juga untuk ekspor durian.

Permintaan itu disampaikan Luhut kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, lantaran ekspor durian Indonesia terhitung masih rendah dari yang seharusnya.

"Saya baru kirim tim ke Parigi, Sulawesi, itu sekarang (ekspor durian) mereka USD 1 miliar, dan angka itu bisa lebih banyak dari itu. Jadi bukan hanya mineral," ujar Luhut dalam acara peluncuran Simbara untuk Nikel dan Timah di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (22/7/2024).

Luhut ingin Simbara bisa turut menaungi data perdagangan durian dan hasil kekayaan alam lainnya. Adapun sejak 2022, Simbara baru memantau tata niaga komoditas batu bara mulai dari produksi hingga ekspor.

Dengan masuknya nikel dan timah ke dalam sistem tersebut, ia menyebut negara bisa mengantongi pemasukan sampai Rp 10 triliun dari royalti.

 

"Hanya dari royalti kita bisa dapat Rp 5-10 triliun. Hanya royalti, kita tidak bicara pajak," tegas Luhut.

 

Selain pemasukan negara, sistem digital juga diyakini bakal membuat proses bisnis industri menjadi lebih ramah lingkungan. Jika ada yang tidak sesuai, kata Luhut, sistem Simbara otomatis akan memblokirnya.

"Jadi dia oleh Bea Cukai enggak bisa ekspor. Siapapun dia, mau pakai baju kuning, merah, hitam, enggak bisa. Mau tentara/polisi yang backing-in enggak bisa, karena sistem tersebut," ungkap dia.

Ringankan Beban KPK

Menurut dia, sistem digital proses tata niaga ini juga akan memperingan tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Luhut tampak jengah dengan cara lama KPK memberantas koruptor dengan cara operasi tangkap tangan (OTT).

"Ketika ada KPK marah saya bilang OTT kampungan, memang kampungan karena kita sendiri buat kampungan. Kita harus membangun sistem sehingga tidak perlu lagi terjadi hal itu," seru Luhut.

Seperti diketahui, Simbara telah diluncurkan pada 2022. Namun inisiasinya telah lahir pada 2020. Inisiasi ini untuk mengintegrasikan proses bisnis dan sistem di antara Kementerian Lembaga dalam rangka pengawasan peningkatan pelayanan dan juga optimalisasi penerimaan negara.

Kemudian, pada 2022, Simbara digunakan untuk menata usahakan, menata kelola proses pengusahaan batu bara. Tercatat pada 2022, realisasi penerimaan negara dari Sistem Minerba ini, mencapai Rp 183,5 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indonesia Bakal Ekspor Durian ke China, Segini Nilai Peluang Cuannya

Kafe Durian
Buah durian terlihat di kafe Mao Shan Wang di Singapura (26/1). Restoran yang menyediakan beragam aneka rasa durian ini telah menarik banyak pengunjung untuk datang mencicipi buah durian di kafe tersebut. (AFP Photo/Nicholas Yeo)

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sejumlah rencana investasi dan proyek kerja sama dengan China.

Hal itu disampaikan Luhut setelah melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok pada dua minggu lalu, yang ia bagikan melalui akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.  "Kemarin dengan Pak Wang Yi baik dalam bilateral, kami hampir tiga jam ketemu berdua maupun juga dengan tim, kemudian kita tindak lanjuti semua. Masalah itu sebenarnya adalah perencanaan dan eksekusi dari perencanaan," kata Menko Luhut, dikutip Kamis (27/6/2024).

Dia menuturkan, perencanaan dan eksekusi yang baik adalah syarat keberhasilan kerjasama bilateral maupun sebuah investasi. Itulah yang ia lakukan pada kunjungan ke Tiongkok dua minggu lalu guna mendorong implementasi beberapa proyek kerjasama antara kedua negara mitra, Indonesia dan China.

Beberapa rencana investasi yang ia bahas bersama Tiongkok antara lain terkait rencana ekspor durian Tiongkok yang nilanya mencapai USD7-8 miliar atau setara Rp131 triliun (1 USD=Rp16.405). "Orang mungkin pada aneh, tapi durian ini sebesar USD 7-8 miliar mereka impor," ujar dia.

 


Manfaat Ekonomi

Dia menuturkan, bisa dibayangkan bila satu kabupaten di Indonesia, katakanlah hanya berpenduduk 80 ribu hingga 100 ribu jiwa, bisa ekspor USD 100 juta  durian ke Tiongkok per tahun. Kabupaten tersebut bisa mendapat pemasukan sebesar Rp 1,5 triliun.

"Tentu akan memberikan manfaat perekonomian yang signifikan di suatu daerah. Jadi, jangan dianggap enteng. Nah, makanya kerja sama ini betul-betul kita buat dengan BGI Genomics untuk research, sehingga betul-betul durian itu durian yang bagus," tutur dia.

Meskipun membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk berbuah, tetapi dari sekarang Pemerintah telah mulai menanam pohon durian di Humbang Hasundutan, di Fakfak Barat yang ditanam dilahan 100 hektare.

Kemudian, Pemerintah juga akan menanam pohon durian di Palu, dan di beberapa tempat yang duriannya oleh National Development and Reform Commusion (NDRC) Tiongkok dianggap bagus.

Selain itu, pihaknya juga membahas beberapa kerja sama di bidang energi hijau, peningkatan kualitas alat-alat dan fasilitas kesehatan dalam negeri, serta Investasi perusahaan tekstil berskala besar.

Infografis Data Ekspor Bahan Segar
Infografis Data Ekspor Bahan Segar.  (Liputan6.com/|Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya