Liputan6.com, Jakarta Konsorsium Garuda Nusantara dan PT Bina Karya (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama untuk pembangunan perumahan PNS di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Melalui kerja sama ini, Konsorsium Garuda Nusantara dan PT Bina Karya (Persero) direncanakan membangun hingga 40 tower rusun ASN di IKN. Total komitmen investasi yang disiapkan oleh Konsorsium Garuda Nusantara untuk proyek ini sekitar Rp 20 triliun.
Baca Juga
Chairman PT Globalasia Infrastructure Fund (GIF) Witjaksono mengatakan, pihaknya yang menghimpun dana investasi asing untuk pembangunan IKN telah mengantongi persetujuan dana dari Bank of China senilai Rp 10 triliun.
Advertisement
Uang tersebut diminta untuk dihabiskan secepatnya sebagai bentuk kepastian investasi. Oleh karenanya, GIF yang berada di bawah Konsorsium Garuda Nusantara secara dadakan mengajak Bina Karya untuk melakukan kerjasama pembangunan 40 tower rusun ASN.
"Ini dadakan, makanya Bina Karya kita verified, kita teken hari ini. Insya Allah kita akan bangun 40 tower untuk ASN," ujar Witjaksono di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Pakai Teknologi
Secara rencana, lanjutnya, hunian vertikal bagi para abdi negara tersebut akan dibangun dengan menggunakan teknologi tinggi yang berbeda. Tak hanya tempat tinggal, rusun ASN itu juga diklaim akan memiliki shopping mall dan fasilitas penunjang lainnya.
Desain daripada itu semua nantinya akan disetujui oleh Bina Karya, dengan menarik Ridwan Kamil sebagai kurator. Tahap selanjutnya, Konsorsium Garuda Nusantara akan meminta persetujuan dengan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dari Menteri Keuangan.
"Kalau tidak molor, akhir tahun akan groundbreaking," imbuh Witjaksono.
Â
Target Bangun 211 Tower
Sementara Direktur Utama PT Bina Karya (Persero) Boyke Soebroto mengatakan, inisiasi pembangunan 40 rusun ASN dilakukan guna mengejar target pembangunan 211 tower hunian PNS di IKN.
"Sekarang baru 2 (tower). Jadi artinya kesempatan masih banyak. Itu lah makanya kita mengundang para investor. Kalau ada investor equity-nya kurang, kita bisa chip in di situ dengan pool of fund," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengutarakan jika pembiayaan untuk pembangunan IKN bisa dilakukan dengan beberapa model. Selain dari APBN, moda pendanaan bisa dicari dengan skema crowd funding hingga direct Investment.
"Selama ini kan kita menggantungkan pada APBN. Kita sebutnya pool of fund. Karena itu ada beberapa investor, mungkin yang berminat yang menaruh duitnya di situ, dikelola oleh GIF untuk dijadikan equity," urainya.
"Karena untuk project financing kita bisa dapatkan dari perbankan. Tapi untuk equity harusnya dari funding yang sangat murah," pungkas Boyke.
Advertisement