Gantikan Batu Bara, Tandan Sawit Dijajal jadi Bahan Bakar PLTU Sintang

PT PLN Indonesia Power terus memperluas penerapan cofiring, menggantikan batu bara dengan memanfaatkan biomassa yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit sebagai energi primer pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sintang.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Jul 2024, 19:30 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 19:30 WIB
Economic Scale Biomassa dapat Tercipta dengan Pengimplementasian Cofiring PLTU
PT PLN Indonesia Power terus memperluas penerapan cofiring, menggantikan batu bara dengan memanfaatkan biomassa yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit sebagai energi primer pembagkit listrik tenaga uap (PLTU) Sintang. (Foto:Dok.Kementerian ESDM)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power terus memperluas penerapan cofiring, menggantikan batu bara dengan memanfaatkan biomassa yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit sebagai energi primer pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sintang.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Sintang melaksanakan kegiatan uji coba cofiring menggunakan pelet tankos (tandan kosong) Kelapa Sawit untuk pelaksanaan program cofiring yang bertujuan untuk mengakselerasi transisi energi untuk mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060.

 

"Pada tahun 2023 sebelumnya PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Sintang telah berhasil menggunakan bahan bakar biomassa cangkang dan woodchip sebagai bahan bakar," kata Edwin, Minggu (28/7/2024).

Menurutnya dari target 7,432 GWh listrik yang dihasilkan atas penggunaan energi primer biomassa PLN telah mencapai 11,74 GWh atau lebih tinggi 158% dalam 1 semester, PLN Indonesia Power pun akan terus memperluas pemanfaatan biomassa sebagai energi primer pembangkit.

Edwin melanjutkan, dengan nilai kalori pellet tankos yang bisa mencapai 4000 Kcal/Kg, maka dengan 1 kilogram pelet tandan tangkos dapat menghasilkan energi bersih 0.83 kwh. PT PLN IP UBP Sintang pun telah berhasil uji coba menggunakan pellet tankos.

Pemanfaatan Tandan Kelapa Sawit

Potensi pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk biomassa pun besar sebab sumbernya melimpah, secara geografis di Kalimantan Barat yang mayoritas memiliki kebun sawit dimana salah satu produk turunannya adalah tankos. "Merujuk data areal perkebunan sawit Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, hampir seluas 15,38 juta Ha produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mencapai 47 juta ton," jelas Edwin.

Edwin pun berharap, kegiatan pengujian bahan bakar pellet tangkos dapat berhasil dan dapat menambah nilai ekonomis dari tangkos, sebagai produk turunan dari pohon kelapa sawit serta dapat mengurangi emisi karbon dengan mengembangkan green energy.

"Uji coba ini sebagai bentuk komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung program pemerintah terkait Net Zero Emision.

Sebelumnya PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Sintang sudah sukses produksi listrik menggunakan 100% menggunakan biomass cangkang sawit yang dilakukan pada tahun 2023," tutup Edwin.

 

PLN EPI Target Serap Biomassa 2,2 Juta Ton untuk PLTU di 2024

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berkomitmen mendukung program pengurangan emisi karbon pada sektor kelistrikan, dengan memperkuat rantai pasok biomassa sebagai energi primer pembangkit.

Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantaramengatakan, PLN EPI tengah mengimplementasikan program co-firing, yaitu substitusi batu bara dengan biomassa pada rasio tertentu. Program ini merupakan langkah nyata menuju pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan biomassa. Pada tahun 2021, PLN Group telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU. Tahun 2022, jumlah ini naik menjadi 500.000 metrik ton, dan pada tahun 2023 mencapai lebih dari 1.000.000 metrik ton. Tahun ini, target kami adalah menyediakan 2,2 juta ton," kata Iwan, Sabtu (27/7/2024).

Wakil Ketua IV Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) Widi Pancono, menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya menebang pohon karet tua untuk biomassa, tetapi juga menyiapkan tanaman pengganti.

Pemanfaatan biomassa untuk co-firing dan pengganti batu bara mendapat dukungan dari Kementerian ESDM. Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang

“Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap” telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum penggunaan biomassa.

Peraturan ini masih menunggu harmonisasi dengan Peraturan Menteri Keuangan yang sementara dalam proses untuk direvisi.

 

Transisi Energi

Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, juga menekankan pentingnya transisi energi menuju penggunaan energi hijau.

Djoko menambahkan bahwa optimalisasi pemanfaatan biomassa melalui program co-firing dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.

"Tujuan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) adalah memberikan arah dalam upaya mewujudkan kebijakan Pengelolaan Energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, keterpaduan, efisiensi, produktivitas, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya Kemandirian Energi nasional, Ketahanan Energi nasional, dan pemenuhan komitmen Indonesia dalam Dekarbonisasi," tutupnya.

PLN Energi Primer Indonesia Raup Pendapatan Rp 20,22 Triliun di 2023

Program subtitusi batubara dengan biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) atau cofiring membuka lapangan kerja yang masif.
Program subtitusi batubara dengan biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) atau cofiring membuka lapangan kerja yang masif. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu meninggalkan kampung halamannya. (Istimewa)

Subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar Rp20,22 triliun pada 2023 atau tumbuh sekitar 29,77 persen Year on Year (YoY) dibandingkan capaian tahun 2022 yang sebesar Rp15,5 triliun.

Direkur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI berkomitmen dalam menjaga kelancaran pasokan energi pembangkit listrik dalam rangka menjaga keamanan pasokan energi nasional.

Komitmen ini tercermin dari perbaikan tata kelola bisnis secara menyeluruh oleh PLN EPI yang berbuah manis pada raihan kinerja positif perusahaan sepanjang tahun 2023. Atas Capaian ini PLN EPI menjadi subholding PLN yang berkontribusi besar terhadap pendapatan beyond kWh PLN yakni sebesar Rp5,08 triliun.

“Dari segi upaya menjaga keandalan pasokan energi primer, PLN EPI telah melakukan Mekanisme kontrak penyediaan batubara dengan skema multi destinasi sehingga terdapat fleksibilitas pasokan untuk PLTU PLN Grup,” kata Iwan, Sabtu (13/7/2024).

PLN EPI merupakan garda depan PLN untuk memastikan keandalan pasokan energi primer untuk kelistrikan. Hal tersebut terlihat dari terjaganya rata-rata Hari Operasi Produksi (HOP) batu bara selama 25 hari, BBM 7,15 hari, dan pemenuhan pasokan gas sebesar 99,99 persen dari konfirmasi nominasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya