Pelni Mau Beli Kapal Baru, Cari Produsen ke Asia hingga Eropa

Direktur Utama Pelni, Tri Andayani mengatakan, negara mana yang akan garap kapal Pelni ditentukan lewat lelang.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Agu 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 14:45 WIB
Pelni Mau Beli Kapal Baru, Cari Produsen ke Asia hingga Eropa
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni tengah menjajaki sejumlah negara untuk memproduksi kapal laut. (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni tengah menjajaki sejumlah negara untuk memproduksi kapal laut. Menyusul, rencana Pelni membeli sebanyak 5 kapal baru dalam waktu dekat.

Direktur Utama Pelni, Tri Andayani mengatakan ada sejumlah negara yang dijajakinya sejak beberapa tahun terakhir. Dia tak merinci negara yang didatanginya, hanya saja kawasan Asia dan Eropa masuk dalam opsinya.

"Kemarin ada, saya enggak perlu sebut negaranya ya, cuma ini kita sudah dengan Eropa dan Asia, itu aja," ungkap Andayani, di kawasan Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (2/7/2024).

Dia mengatakan, negara mana yang akan menggarap kapal pesanan Pelni akan ditentukan lewat lelang. Persiapan menuju lelang sendiri telah dilakukan sejak lama.

Misalnya, Pelni menggandeng PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk menentukan konsultan desain kapal. Kemudian nantinya akan masuk ke pemilihan desain kapal hingga ke proses produksinya.

"Nah, ini juga apa namanya, dan kita enggak tahu nanti dengan ini siapa, nanti bidding-nya juga bidding terbuka, silahkan saja begitu," ujarnya.

Andayani menegaskan tak condong pada beberapa negara tertentu saja. Meski, diketahui banyak kapal Pelni yang berasal dari Jerman.

"Nggak ada, kita netral. Jadi, mungkin kalau sekarang juga banyak negara yang lain juga memiliki kemampuan untuk membangun kapal," urainya.

 

Diusulkan Dapat PMN Lagi

Pelni mendapat alokasi 15 kapal Sabuk Nusantara (Sanus) baru dari pemerintah.
Pelni mendapat alokasi 15 kapal Sabuk Nusantara (Sanus) baru dari pemerintah.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pemerintahan selanjutnya untuk memberikan alokasi penyertaan modal negara (PMN) ke PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni. Menurutnya, dukungan modal itu perlu dilakukan guna menunjang pelayanan Pelni.

Menhub Budi menyoroti peran Pelni yang mengoperasikan layanan di pelosok-pelosok negeri, utamanya di Indonesia Timur. Belum lagi, banyak masyarakat yang dinilai terbantu dengan hadirnya Pelni.

Maka, dia meminta pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melihat urgensi tersebut, misalnya untuk membeli kapal baru. Hal ini disampaikan di hadapan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohammad Hekal yang juga seorang politisi Partai Gerinda.

"Saya tetap kepada pak Hekal untuk pemerintahan yang akan datang kasih PMN kepada Pelni," ucap Menhub Budi dalam Talkshow Pelni, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

"Ini penting untuk kita berikan. Karena memang secara ekonomis susah kalau ini komersial," ia menambahkan.

Bakal Kantongi Rp 4 Triliun PMN

Kemenhub menyiapkan kapal Pelni sebagai tempat isolasi mandiri para pasien penderita Covid-19 yang bergejala ringan. Dok Kemenhub
Kemenhub menyiapkan kapal Pelni sebagai tempat isolasi mandiri para pasien penderita Covid-19 yang bergejala ringan. Dok Kemenhub

Asal tahu saja, Pelni sudah dijadwalkan mendapat alokasi PMN sebesar Rp 1,5 triliun dari dana cadangan investasi tahun 2024. Kemudian, Kementerian BUMN juga mengusulkan Rp 2,5 triliun PMN dari anggaran tahun 2025. Dana itu akan digunakan untuk membeli kapal baru dan menggantikan armada yang sudah terlalu tua.

Menhub Budi menegaskan, pelayanan di sektor maritim itu perlu jadi perhatian. Selain membantu masyarakat, hal itu juga ditaksir bisa meningkatkan daya saing Indonesia di mata dunia.

"Karena kita yakin bahwa kita memiliki kewajiban untuk mendukung tercapainya keunggulan komparatif atau daya saing kita terhadap negara-negara lain. Unsur daya saing itu tidak terlepas daripada konektivitas di Indonesia bagian timur," paparnya.

 

Bos Pelni Bidik Angkut 5,5 Juta Penumpang pada Akhir 2024

Kapal Pelni
Salah satu kapal Pelni untuk melayani pemudik (Liputan6.com / Yoseph Ikanubun)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, Tri Andayani membidik bisa melayani sebanyak 5,5 juta penumpang hingga akhir 2024 mendatang. Angka itu berarti melampaui jumlah penumpang pada periode sebelum pandemi Covid-19. 

Andayani mencatat jumlah penumpang Pelni sebelum masa pandemi Covid-19 kurang lebih 5,4 juta dalam satu tahun. Kemudian sempat menurun tajam di tahun 2020 dan 2021, dan meningkat lagi pada akhir tahun 2023 sebanyak 5,3 juta penumpang.

"Pada semester I-2024 jumlah penumpang kami sudah sebanyak 2,6 juta penumpang yang nanti saya proyeksikan di akhir tahun bisa mencapai 5,4 sampai 5,5 juta penumpang," ungkap Andayani dalam Talkshow Pelni, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Salah satu momentum yang dikejar adalah masa Natal dan Tahun Baru mendatang. Hal ini juga melihat permohonan tambahan jumlah penumpang yang diangkut lebih banyak dari kapasitasnya.

Andayani meminta dispensasi kepada Kementerian Perhubungan untuk bisa mengangku 150 persen dari kapasitas kapalnya. Pada saat yang sama, dibarengi dengan jaminan aspek keselamatan bagi penumpang.

"Kemudian melihat juga dari tren saat ini sepanjang tahun itu kami meminta tepatnya ke Kementerian Perhubungan dispensasi penumpang sebesar 150 persen dari kapasitas penumpang kapal," ucapnya.

Bukan semata mengejar jumlah angkut penumpang, tapi melihat permintaan dari para pengguna kapal tersebut.

"Karena memang jumlah permintaan atau demand dari masyarakat untuk berpergian dengan moda transportasi laut itu saat ini sangat besar atau tinggi," tegasnya.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya