Indonesia-Africa Forum 2024 Digelar di Bali, Diliput 125 Media Nasional dan Asing

Ada sebanyak 125 media dari dalam dan luar negeri telah terdaftar untuk meliput HLF-MSP dan IAF 2024, dengan jumlah total jurnalis mencapai 486 orang.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Sep 2024, 22:20 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 22:20 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memberikan apresiasi kepada jurnalis yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga untuk meliput High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2. (Dok. Kominfo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memberikan apresiasi kepada jurnalis yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga untuk meliput High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2. 

“Acara internasional yang penting ini, diharapkan akan membawa dampak positif bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia, serta memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi global,” ungkapnya dalam Konferensi Pers di Media Center HLF-MSP dan IAF ke-2 di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Minggu (1/9/2024).

Ada sebanyak 125 media dari dalam dan luar negeri telah terdaftar untuk meliput HLF-MSP dan IAF 2024, dengan jumlah total jurnalis mencapai 486 orang. 

“Kehadiran jurnalis dari berbagai belahan dunia ini menunjukkan betapa besar perhatian global terhadap forum yang diadakan di Indonesia,” ungkapnya.

Rinciannya 125 media terdiri dari 83 media nasional, 26 media asing, 7 official media, 7 media kementerian dan 2 media host. 

“Berdasarkan jumlah individu total 393 orang jurnalis Indonesia, 41 orang jurnalis asing, dan 52 orang dari humas kementerian dan lembaga. Jadi ada 486 orang jurnalis peliput,” tuturnya.

Menteri Budi Arie pun menekankan komitmen untuk menyediakan fasilitas terbaik bagi para jurnalis dalam penyelenggaraan HLF-MSP dan IAF ke-2. 

Menurutnya, media center tidak sekadar tempat bekerja, namun wujud komitmen bersama dalam menyukseskan acara ini. 

“Kami ingin memastikan bahwa rekan-rekan jurnalis dapat menjalankan tugasnya dengan optimal, sehingga informasi mengenai HLF-MSP dan IAF ke-2 dapat tersebar luas ke seluruh penjuru dunia," tandasnya.

Media center HLF-MSP dan Indonesia-Afrika Forum ke-2 telah dilengkapi layanan unggulan meliputi ruang konferensi pers yang dilengkapi dengan peralatan canggih, area kerja dengan akses internet cepat, ruang wawancara yang nyaman, layanan medis untuk memastikan kesehatan para jurnalis, hospitality untuk kenyamanan selama peliputan dan  pendampingan media.

 

Media Center

Presiden Jokowi di jamuan santap malam Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Badung, Bali, Minggu malam (1/9/2024).
Presiden Jokowi di jamuan santap malam Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Badung, Bali, Minggu malam (1/9/2024). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Untuk kebutuhan layanan informasi, Menkominfo menyatakan media center juga menyediakan redaksi bersama yang menghasilkan foto, rilis, dan konten infografis berkualitas; layanan audio-video dalam berbagai format, termasuk siaran langsung; serta penerjemahan dan penjurubahasaan. Seluruh materi dan informasi dapat diakses melalui tautan https://media.msp-iaf.id/.

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan bahwa informasi yang disebarkan selama forum ini berlangsung dapat diakses dengan cepat, akurat, dan terverifikasi," ujarnya.

Menteri Budi Arie berharap media center dapat menjadi sarana yang efektif dalam mendukung kerja jurnalis. Menkominfo juga mengajak menyukseskan gelaran internasional ini. 

“Jangan ragu untuk menghubungi tim kami jika memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut. Mari kita bersama-sama sebagai bentuk tanggung jawab kita untuk mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian dunia," ungkapnya.

Dalam konferensi pers, Menkominfo Budi Arie Setiadi didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Prabunindya Revta Revolusi.

Forum Parlemen RI-Afrika Sepakati Kerja Sama Mulai dari Sektor Kesehatan hingga Ketahanan Pangan

Presiden Jokowi di jamuan santap malam Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Badung, Bali, Minggu malam (1/9/2024).
Presiden Jokowi di jamuan santap malam Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Badung, Bali, Minggu malam (1/9/2024). (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) menghasilkan kesepakatan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari sektor kesehatan hingga ketahanan pangan. Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai hosting berharap penyelenggaraan IAPF dapat semakin mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.

"Secara keseluruhan, forum seharian ini berjalan lancar, positif, konstruktif, dan menghasilkan the Chair’s Summary of the Indonesia-Africa Parliamentary Forum," ujar Puan Maharani usai menutup konferensi IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).

Dengan tema ‘Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan’, IAPF sendiri memiliki tiga sesi diskusi mendalam dengan topik yang berbeda. Antara lain terkait Kerja Sama Selatan-Selatan, Membangun Masyarakat yang Tangguh, serta terkait Kesehatan dan Ketahanan Pangan dan Potensi Perdagangan dan Investasi.

Adapun ini kali pertama IAPF digelar dengan DPR sebagai tuan rumah. Puan mengatakan perhelatan ini menjadi salah satu upaya DPR memperkuat hubungan Indonesia dengan Afrika melalui jalur parlemen.

"Inisiatif penyelenggaraan IAPF pertama ini menunjukkan upaya DPR RI untuk berkontribusi dalam memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika," kata perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu.

Selain Indonesia, IAPF dihadiri oleh delegasi dari 22 parlemen negara-negara Afrika di mana 7 ketua parlemen dan 2 wakil ketua parlemen turut hadir langsung. Beberapa negara Afrika yang hadir itu antara lain dari Algeria, Angola, Benin, Burundi, Djibouti, Eswatini, Ghana, Kenya, Malawi, Mauritius, Morocco, Nigeria, Tanzania, Tunisia, Zimbabwe, Ethiopia, Libya, Mozambique, Somalia, dan South Africa.

Puan pun menekankan betapa pentingnya penyelenggaraan IAPF untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika

"Forum ini berupaya menghidupkan kembali semangat KAA (Konferensi Asia Afrika) tahun 1955. Dengan mengemban misi perdamaian, menentang kolonialisme, serta mewujudkan kesejahteraan," jelas Puan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya