Gempa Bumi Magnitudo 6,4 Guncang Gorontalo, Sederet Wilayah Ini Terdampak

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa bumi berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang wilayah Gorontalo pada Selasa, pukul 02.51 WIB.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Sep 2024, 09:04 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bum. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa bumi berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang wilayah Gorontalo pada Selasa, pukul 02.51 WIB. (Photo: AFP/Frederick Florin)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa bumi magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Gorontalo pada Selasa, pukul 02.51 WIB.

Menurut laman resmi BMKG seperti dikutip dafrri Antara, Selasa (24/9/2024), pusat gempa berada di laut, sekitar 74 km barat daya Gorontalo. Gempa tersebut memiliki koordinat pada 0.11 Lintang Selatan (LS) dan 122.92 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman mencapai 145 km.

Getaran gempa dirasakan di beberapa daerah, termasuk Kotamobagu, Bolaang Mongondow Selatan, dan Pohuwato dengan skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Sementara itu, di Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Gorontalo Utara, gempa dirasakan dengan skala III MMI.

 Skala Mercalli adalah salah satu satuan yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama di lokasi yang tidak memiliki peralatan seismometer, seperti yang dijelaskan di laman BMKG.

Pada skala III MMI, getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk besar yang lewat. Sedangkan pada skala IV MMI, getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, beberapa orang di luar rumah, dan dapat menyebabkan gerabah pecah, jendela atau pintu berderik, serta dinding berbunyi.

BMKG memastikan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun, masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

 

Mengenal Sesar Garsela, Patahan Paling Aktif di Jabar Pemicu Gempa Merusak di Bandung

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bermagnitudo 5 yang mengguncang wilayah Bandung pada Rabu 18 September 2024 lalu dipicu oleh sesar Garut Selatan (Garsela). Data itu berdasarakan hasil analisis yang valid.

“Gempa Kabupaten Bandung dan Garut 5,0 magnitudo tak terbantahkan lagi dipicu aktivitas Sesar Garsela,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi BMKG  Daryono, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/9/2024).

Dia menjabarkan, hal meyakinkan itu diketahui setelah BMKG kembali melakukan analisis ulang menggunakan data gempa susulan yang lebih banyak, dilakukan relokasi hiposenter dan analisis mekanisme sumber.

Dilansir dari sejumlah sumber, sesar Garsela atau Patahan Garsela adalah Sesar geser aktif di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Sesar ini adalah Patahan paling aktif di Jawa Barat, sesar memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 42 km. Terdapat dua segmen sesar Garsela, yaitu segmen Rakutak (utara) sepanjang 19 km dan segmen Kencana (selatan) sepanjang 17 km.

Sesar Garsela disebut sebagai sesar aktif karena sejak 2008, BMKG mencatat adanya kluster aktivitas kegempaan atau seismisitas di zona sesar ini. Menurut penjelasan Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, sesar Garsela adalah salah satu struktur sesar yang paling aktif di Provinsi Jawa Barat.

Namun sampai saat ini, para ahli belum mengetahui laju pergeseran sesar dan magnitudo tertarget yang dapat dilepaskan oleh sesar Garsela. Untuk itu, sesar Garsela menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapnya.

Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa Bandung

Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

BMKG mengklasifikasikan gempa dengan kekuatan magnitudo 5,0 yang mengakibatkan ratusan rumah rusak dan puluhan orang luka-luka pada Rabu (18/9/2024) itu tercatat sebagai gempa terbesar saat ini yang dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela.

Berdasarkan sebaran gempa susulan, gempa ini dikategorikan sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan mekanisme sumber sesar geser mengiri (sinistral strike-slip).

Sesar Garsela sebelumnya juga memicu gempa bermagnitudo 4,2 pada 6 November 2016, dan gempa bermagnitudo 3,9 pada 18 Juli 2017. Kedua gempa tersebut menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan di Pangalengan dan Kamojang.

Atau di sisi lain, Daryono menyebutkan, karena saat ini yang terpetakan baru Segmen Rakutai dan Segmen Kencana, bisa jadi gempa 5,0 magnitudo tersebut juga dapat dikenali sebagai segmen baru di zona Sesar Garsela, sehingga sebagian ahli menilai dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terbaru dalam rangka menguatkan upaya mitigasi dampak yang ditimbulkan oleh gempa di kemudian hari.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya