Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto akan dilantik menjadi Presiden pada 20 Oktober 2024. Saat ini sedang ramai diperbincangkan mengenai jajaran Menteri yang akan berada di kabinetnya. Pada Senin kemarin 49 calon menteri telah dipanggil ke kediaman Pabowo di bilangan Kartanegara Jakarta. Pemanggilan akan berlanjut pada hari ini dan Rabu besok.Â
Pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita menilai, pertimbangan pertama yang digunakan oleh Prabowo Subianto untuk memilih menteri adalah pertimbangan politik. Maka berdasarkan proyeksi akan lebih banyak menteri yang berlatar belakang dari politik.
Baca Juga
"Seorang menteri lama akan dipakai atau tidak, saya kira, adalah pertimbangan politik. Jadi, menteri-menteri lama dari partai koalisi nampaknya akan bertahan. Agus Gumiwang dan Bahlil, misalnya. Lalu Zulhas (Zulkifli Hasan). Sementara Rosan hampir pasti masuk juga, karena ia adalah ketua tim pemenangan Prabowo Gibran," kata Ronny, kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2024).
Advertisement
Maka dari pertimbangan ini, Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono, serta Amran Sulaiman dan berkemungkinan besar juga Erick Thohir nampaknya tidak akan dipakai lagi.
Sebagaimana sinyal dari Sri Mulyani sendiri, dan kekurangcocokan beliau dengan Prabowo, akan menjadi penyebab mengapa beliau tidak akan dipakai lagi.
"Prabowo, saya kira, akan berusaha meningkatkan ambang batas atas defisit, untuk menutupi belanja pemerintah yang berkemungkinan besar akan sangat besar. Dan saya kira, SMI tidak akan terlalu sepakat dekat itu, karena SMI selama ini sangat hati-hati soal defisit," ujarnya.
Â
Amran, Trenggono dan Erick Thohir
Sementara Amran yang menjabat sebagai Menteri Pertanian di era kepemimpinan Joko Widodo, diproyeksikan tidak akan menjadi Menteri lagi karena belum berhasil menunjukan tanda-tanda perbaikan ketahanan pangan Indonesia selama ia menjabat.
"Sama seperti SMI, sudah dipersiapkan wamen baru untuk memggantikannya. Lalu Basuki, nampaknya karena faktor politik dan faktor umur juga. Secara politik, Basuki tak memiliki cantelan partai. Sementara Prabowo membutuhkan banyak slot untuk mengakomodasi partai-partai yang banyak di belakangnya," ujarnya.
Lalu untuk Sakti Wahyu Trenggono bersama Erick Thohir ada kemungkinan menjabat Menteri lagi atau bisa juga tidak. Lantaran, Erick Thohir diketahui masuk dalam partai PAN, dan Sakti Wakyu Trenggono juga dikabarkan dekat dengan salah satu partai besar.
Â
Â
Advertisement
Profesionalisme
Namun demikian, secara politik tidak terlalu kuat dukungannya. Kendati demikian, dari sisi ekonomi, beliau berpotensi tetap bisa bergabung karena memiliki modal yang kuat dan koneksi kepartaian yang juga kuat, meski tidak terlalu resmi.
"Sementara faktor profesionalisme, akan menjadi faktor pertimbangan kedua. Untuk pos seperti Menkeu, Mentan, dan PUPR, selain faktor politik juga faktor profesionalism. Yakni akam diduduki oleh orang partai yang memang memiliki latar yang cocok dengan pos kementerian," pungkasnya.
Â
Â