Prabowo Panggil Sri Mulyani ke Kertanegara, Ekonom: Untuk Jaga Disiplin Fiskal

Saat dipanggil kemarin, Sri Mulyani mengakui dirinya akan melanjutkan tugas sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan baru. Ini menandai kali ketiga ia dipercaya menduduki posisi tersebut.

oleh Tim Bisnis diperbarui 15 Okt 2024, 11:45 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2024, 11:45 WIB
Hingga Malam Hari, Sejumlah Tokoh Berdatangan Penuhi Panggilan Prabowo
Sri Mulyani Indrawati adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia saat ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah tokoh yang akan menjadi menteri ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin kemarin. Pemanggilan tersebut akan berlanjut juga pada Selasa hari ini.

Salah satu nama yang sudah hadir kemarin adalah Sri Mulyani Indrawati. Ia digadang akan menjabat Menteri Keuangan lagi. Seperti diketahui, Sri Mulyani saat ini juga menjabat sebagai Menteri Keuangan. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai, keputusan Prabowo memilih Sri Mulyani sebagai calon menteri adalah hal yang tepat. Dia menyebut sosok Sri Mulyani dipilih kembali sebagai bendahara negara karena memiliki kemampuan dalam menjaga disiplin fiskal APBN.

"Saya pikir sudah tepat untuk menjaga disiplin fiskal," kata David kepada Merdeka.com di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Terkait banyaknya sejumlah nama menteri ekonomi era Presiden Jokowi yang kembali dipanggil Prabowo. David menyebut, jika Prabowo akan melanjutkan agenda pembangunan era Jokowi.

"Menteri-menteri terkait ekonomi kelihatannya tidak banyak berubah. Diharapkan kebijakan-kebijakannya ada kontinuitas dan stabilitas tetap terjaga," beber dia.

Seperti diketahui, saat dipanggil kemarin, Sri Mulyani mengakui dirinya akan melanjutkan tugas sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan baru. Ini menandai kali ketiga ia dipercaya menduduki posisi tersebut.

"Pada saat untuk pembentukan kabinet beliau meminta saya untuk menjadi menteri keuangan kembali," kata Sri Mulyani kepada media, Jakarta, Senin 14 Oktober 2024.

Bendahara Negara itu menuturkan dia dan Prabowo fokus pada pengelolaan penerimaan negara, termasuk pajak, bea cukai, serta optimalisasi belanja negara. Mereka juga membahas transfer anggaran ke daerah dan peningkatan kualitas investasi agar manfaatnya lebih terasa bagi masyarakat.

Selain Sri Mulyani, Presiden terpilih Prabowo Subianto juga mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Selanjutnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono, hingga Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Sri Mulyani Bakal jadi Menteri Keuangan Lagi, Ini Pesan Prabowo Subianto

Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Prabowo disebut meminta Sri Mulyani kembali menjadi Bendahara Negara.

Presiden Terpilih Prabowo Subianto kembai meminta Sri Mulyani Indrawati kembali menjadi Menteri Keuangan. Ada sejumlah pesan yang dititipkannya.

Hal tersebut diungkap Sri Mulyani usai bertemu Prabowo di kediamannya, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Dia mengakui sudah banyak diskusi yang dilakukan, tak hanya saat pemanggilan calon menteri kabinet Prabowo-Gibran ini.

"Jadi saya rasa yang disampaikan beliau tetap konsisten, jaga keuangan negara jaga APBN, jaga kementerian keuangan," ujar Sri Mulyani, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).

Dia diminta untuk memperkuat sisi penerimaan negara hingga aspek belanja negaranya. Baik langkah invesyasi dan penggunaan APBN.

"Perkuat terutama dari sisi baik penerimaannya maupun dari belanjanya serta berbagai langkah-langkah investasi dan penggunaan keuangan negara. Konsisten beliau selalu mengatakan begitu sampai sore hari ini," bebernya.

Setelah ditunjuk lagi jadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut nantinya akan dibahas lebih lanjut soal penyesuaian anggaran. Termasuk bagi kementerian dengan nomenklatur yang baru.

"Ya nanti kita akan berhubungan dengan para menteri untuk bisa membantu semaksimal mungkin dari kami, dari anggarannya, dari organisasinya dari penunjukan pejabatnya sehingga program-program yang akan dilakukan sehingga bisa jalan secara cepat," bebernya. 

Prabowo Subianto Minta Sri Mulyani Kembali Jadi Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambangi kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024) malam (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambangi kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024) malam (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Sebelumnnya, Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Prabowo disebut meminta Sri Mulyani kembali menjadi Bendahara Negara.

Sri Mulyani menjadi menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dipanggil Prabowo. Ada topik spesifik yang dibahas keduanya dalam pertemuan di rumah pribadi Prabowo Subianto.

Usai pertemuan, Sri Mulyani mengungkap permintaan Prabowo untuk dia menjadi Menteri Keuangan di kabinet pemerintahan periode 2024-2029.

"Beliau perhatian sangat kepada bagaimana dampak APBN kepada masyarakat itu menjadi tekanan beliau jadi kita diskusi cukup lama dan panjang ya selama ini dengan beliau," ujar Sri Mulyani di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).

"Oleh karena itu pada saat untuk pembentukan kabinet beliau meminta saya untuk menjadi Menteri Keuangan kembali," sambungnya.

Dia mengaku telah sering berdiskusi dengan Prabowo. Bahqsannya seputar penggunaan uang negara, termasuk rencana anggaran untuk tahun perdana pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Jadi kami selalu konsultasi kemudian kita juga berdiskusi mengenai berbagai langkah untuk memperkuat kementerian keuangan dan keuangan negara untuk bisa mendukung program-program beliau," bebernya.

Sri Mulyani mengungkap arahan Prabowo kedepannya. Misalnya dalam pengelolaan penerimaan negara, baik pajak, bea dan cukai, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), hingga belanja negara.

"Belanja negara untuk Kementerian lembaga maupun untuk transfer ke daerah dan juga berbagai investasi yang dilakukan itu perlu dioptimalkan ditingkatkan kualitasnya diyakinkan untuk efektivitasnya terutama untuk manfaat kepada masyarakat," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya