Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti, mengaku belum memiliki strategi khusus untuk menjaga agar neraca perdagangan Indonesia tetap surplus ke depannya.
Diketahui, Indonesia kembali mengalami surplus neraca perdagangan pada September 2024. Dengan realisasi ini maka Indonesia mencetak surplus neraca perdagangan selama 53 bulan secara beruntun sejak Mei 2020.
Baca Juga
Perempuan yang akrab disapa Roro ini menegaskan pihaknya akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso mengenai strategi untuk menjaga neraca perdagangan RI tetap surplus.
Advertisement
"Tentu nanti Insya Allah kita akan melihat ya, strategi langkah-langkah apa yang sudah dilakukan, dan kita akan melihat apakah metode itu. Jadi kembali lagi saya ingin, mohon maaf, saya ingin sekali berkomunikasi terlebih dahulu dengan Pak Menteri," kata Roro usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024).
Ia mengaku tidak ingin asal bicara mengenai hal tersebut, karena diperlukan koordinasi antara Menteri Perdagangan dan Wamendag untuk menindaklanjuti rencana kerja ke depan.
"Saya tidak mau, bukan hanya salah bicara ya, tapi satu kementerian ini tentu mempunyai tujuan yang sama. Jadi, itu penting sekali," ujar dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2024 neraca perdagangan RI lebih tinggi USD 0,48 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Kondisi surplus ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar USD 4,62 miliar.
Adapun komoditas yang memberikan surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati serta besi dan baja. Di saat yang sama, komoditas migas Indonesia justru mencatatkan defisit sebesar USD 1,36 miliar. Defisit ini disumbang oleh komoditas hasil minyak dan minyak mentah.
Berdasarkan negara mitra, Indonesia mengalami surplus perdagangan pada September 2024 dengan Amerika Serikat sebesar USD 1,39 miliar, India sebesar USD 0,94 miliar, dan Filipina USD 0,78 miliar.
Resmi jadi Wamendag, Ini Rencana Kerja 100 Hari Dyah Roro Esti
Sebelumnya, Dyah Roro Esti resmi menjadi Wakil Menteri Perdagangan periode 2024-2029 di kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto. Hal itu ditandai dengan Serah Terima Jabatan (Sertijab) dari Jerry Sambuaga Wakil Menteri Perdagangan periode 2019-2024.
Perempuan yang akrab disapa Roro ini mengaku siap membantu Menteri Perdagangan Budi Santoso, untuk menjalankan amanah yang berikan oleh Presiden Prabowo di sektor perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Tentu untuk 100 hari ke depan kita akan menjalankan apa yang merupakan kebijakan dari Pak Menteri, Pak Budi Santoso. Baik itu untuk perdagangan dalam negeri, luar negeri, dan bagaimana kita bisa meningkatkan UMK (usaha mikro kecil)," kata Roro usai Sertijab di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024).
Dalam 100 hari ke depan, Roro mengatakan pihaknya akan terlebih melakukan rapat dengan Menteri Perdagangan. Tujuannya, untuk mengetahui tugas apa saja ke depannya yang akan ia kerjakan.
Advertisement
Kerja Sama Bilateral
"Itu sudah beliau sampaikan waktu serang terima jabatan kemarin. Yang pertama yang harus saya lakukan adalah rapat dengan Pak Menteri. Agar kita jelas nanti apa yang harus saya kerjakan dan apa yang beliau kerjakan agar sinergitas dan kolaborasi itu muncul," ujarnya.
Adapun berkaitan dengan kerja sama luar negeri, Roro akan melanjutkan berbagai kerja sama bilateral Indonesia dengan beberapa negara, yang sebelumnya telah dijalankan oleh Wamendag periode 2019-2024.
"Mengenai kerja sama luar negeri, Pak Jerry Sambuaga, yang merupakan mantan Wamendag, juga telah menjalankan berbagai macam kerjasama bilateral. Melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA, yang berjalan, yang sudah berjalan di beberapa negara dan juga yang masih pending di beberapa negara," katanya.
Roro meyakini dirinya mampu menyelesaikan kerja sama bilateral tersebut. Lantaran, ia pernah menjadi Ketua Bilateral antara Indonesia dengan Peru. "Kebetulan saya juga kemarin sempat memimpin sebagai ketua bilateral antara Indonesia dan Peru, salah satu yang kita bahas juga tentang CEPA. Jadi, mudah-mudahan kalau misalnya nanti terindentifikasi, ada beberapa negara yang harus kita percepat, kita akan lakukan," pungkasnya.
3 Target Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam 100 Hari
Sebelumnya, Budi Santoso resmi dilantik sebagai Menteri Perdagangan baru Kabinet Merah Putih, menggantikan Zulkifli Hasan.
Setelah resmi menjabat, Budi mengungkapkan ia telah menetapkan 3 target capaian kinerjanya dalam 100 hari pertama menjalankan tugas sebagai Mendag. Target pertama, adalah peningkatan industri dalam negeri hingga memperluas ekspor.
Budi Santoso menuturkan, pihaknya akan memacu industri lokal secara optimal, serta mengintegrasikan ke dalam rantai pasok global.
"Ekspor kita dalam 53 bulan selalu surplus. Maka dari itu, kita tingkatkan terus dengan cara memperluas pasar ekspor,” ungkap Budi dalam kegiatan Serah Terima Jabatan Mendag di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2024).
Target lainnya, adalah meningkatkan jumlah UMKM mencapai akses ke pasar internasional. Budi berharap, perwakilan Indonesia di luar negeri akan lebih aktif dalam membuka peluang ekspor bagi produk-produk lokal.
"Rasio kewirausahaan kita itu masih kecil ya, 3,47 persen,” bebernya.
Budi mengingatkan, Indonesia memerlukan rasio kewirausahaan mencapai 12 persen untuk menjadi negara maju.
"Nanti kita bikin program-program baru (untuk UMKM),” imbuhnya.
"UMKM harus go global, mereka harus berani inovasi kemudian adaptasi,” tambah dia.
Advertisement