Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia semakin mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Sektor ini memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh UMKM, terutama dalam hal akses pasar, masih menjadi kendala utama yang perlu diatasi. Program Desa BRILian yang diluncurkan oleh Bank BRI, hadir sebagai salah satu solusi meningkatkan daya saing dan aksesibilitas produk UMKM.
Baca Juga
Hal itu turut dirasakan oleh Sayat, pelaku UMKM Ubi Jalar asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ia merasa mendapatkan manfaat dari program Desa BRILiaN yang memberikan mereka akses pasar lebih luas melalui platform digital dan dukungan pemasaran.
Advertisement
“Dukungan tersebut tidak hanya berupa pembiayaan, tetapi juga kemudahan transaksi melalui BRImo dan sistem pembayaran digital berbasis QRIS, yang membantu memperlancar operasional bisnis," ujar Sayat.
"Mantri pendamping juga secara aktif memberikan edukasi mengenai kemudahan dan pentingnya melakukan transaksi secara digital,” jelasnya.
Ia pun merasa bersyukut atas pendampingan oleh BRI, khususnya mantri untuk bisa mendapatkan link promosi dan penjualan produk.
“Harapannya BRI dapat terus menjalin sinergi dengan kami pelaku usaha di desa," ujar Sayat.
Bazaar UMKM BRILiaN
Selain Program Desa BRILian, salah satu inisiatif yang dirasakan Sayat dari BRI adalah Bazaar UMKM BRILiaN. Terbaru, event tersebut digelar di di Area Taman BRI, Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Keripik Ubi Jalar dari Kubu Raya milik Sayat merupakan inovasi lokal yang memanfaatkan sumber daya alam melimpah. Pengembangan produk ini berawal dari kondisi harga ubi jalar yang terus menurun, sehingga mendorong para pelaku UMKM untuk menciptakan nilai tambah melalui pengolahan produk mentah menjadi camilan bernilai tinggi.
Dengan pendampingan dan pembiayaan dari BRI, UMKM ini berhasil meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, serta memberdayakan masyarakat lokal, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang berperan dalam proses produksi. Produk keripik berbahan baku ubi jalar dibanderol Rp10.000 per kemasan.
Bazaar UMKM BRILiaN tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan produk-produk Klaster UMKM kepada masyarakat luas, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen BRI dalam memberikan pendampingan yang komprehensif kepada pelaku UMKM.
Melalui berbagai kegiatan edukasi, BRI terus mendorong para pelaku usaha mikro untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi guna meningkatkan daya saing produk lokal.
Advertisement
Potensi Lokal
Senior Executive Vice President (SEVP) Ultra Mikro BRI, Muhammad Candra Utama mengapresiasi pencapaian Klaster UMKM Keripik Ubi Jalar ini.
"Klaster UMKM Keripik Ubi Jalar di Kubu Raya merupakan contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat dioptimalkan menjadi produk yang memiliki daya saing," ujarnya.
"Melalui pendampingan intensif dari BRI, UMKM ini mampu tumbuh dan merambah pasar yang lebih luas," imbuh Candra.
Ia optimis, dengan inovasi yang terus berkelanjutan serta perluasan akses pasar, usaha tersebut akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal yang signifikan.
(*)