Liputan6.com, Jakarta PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung target pemerintah menjadikan Indonesia bebas sampah plastik pada 2030. Melalui kerja sama dengan Plastic Pay, ASDP berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik selama 2023-2024 lewat program Reverse Vending Machine (RVM).
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menegaskan bahwa pengelolaan sampah plastik adalah tanggung jawab bersama.
Baca Juga
“Sebagai perusahaan BUMN di sektor transportasi, ASDP berupaya menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah plastik secara berkelanjutan. Program RVM ini adalah salah satu langkah konkret kami untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan,” ujar Shelvy, Minggu (12/1/2024).
Advertisement
Capaian Pengelolaan Sampah Plastik ASDP
Hingga akhir 2024, program RVM ASDP berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik, setara dengan 92.334 botol plastik dari partisipasi 571 orang. Program ini juga mengurangi jejak karbon hingga 9 ribu kilogram dan menyelamatkan ruang lingkungan sebesar 1.458 meter persegi.
Mesin RVM ditempatkan di lokasi strategis seperti Kantor Pusat ASDP, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian BUMN. Ke depan, ASDP berencana memperluas program ini ke pelabuhan-pelabuhan dan area operasional lainnya.
Dorong Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Selain teknologi RVM, ASDP juga aktif mengedukasi karyawan dan masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan. Kebiasaan sederhana seperti membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja ramah lingkungan, serta memilah sampah di rumah dan tempat kerja terus disosialisasikan.
“Kami percaya perubahan dimulai dari diri sendiri. Karyawan kami adalah agen perubahan yang akan membawa dampak besar bagi lingkungan,” tambah Shelvy.
Selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Inisiatif pengelolaan sampah plastik ASDP mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs):
- SDG 12: Produksi dan konsumsi bertanggung jawab melalui edukasi dan teknologi pengelolaan limbah.
- SDG 13: Aksi iklim dengan pengurangan jejak karbon.
- SDG 14: Konservasi kehidupan bawah laut dengan mencegah pencemaran plastik di ekosistem perairan.
Tantangan Sampah Plastik di Indonesia
Menurut data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga Juli 2024, Indonesia menghasilkan 31,9 juta ton sampah, di mana 11,3 juta ton tidak terkelola.
Sampah plastik menjadi salah satu kontributor utama pencemaran lingkungan, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada 2023, yang menemukan lebih dari 25.000 sampah plastik di sungai-sungai besar di Indonesia.
Advertisement
Komitmen ASDP Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Melihat tantangan besar ini, ASDP terus meningkatkan edukasi kepada karyawan, mitra kerja, dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah bertanggung jawab.
“Program ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang mengubah pola pikir masyarakat untuk mengelola sampah dengan bijak,” jelas Shelvy.
ASDP optimis bahwa dengan kolaborasi lebih luas dan partisipasi aktif masyarakat, target Indonesia bebas sampah plastik pada 2030 dapat tercapai.
“Kami ingin menginspirasi masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menciptakan masa depan yang bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang,” tutup Shelvy.