Makan Bergizi Gratis Ideal Utamakan Daerah Terluar Indonesia, Simak Alasannya

Ekonom menyatakan pemenuhan target penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan dari penambahan anggaran, mengingat penganggaran program tersebut senilai Rp71 triliun bukan jumlah yang sedikit.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Jan 2025, 16:15 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 16:15 WIB
Melihat Kesibukan Dapur Penyedia dan Penyuplai Makan Bergizi Gratis
Untuk diketahui, menu yang dihadirkan dan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola langsung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai bahwa pemenuhan target penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya tidak memerlukan tambahan anggaran. Anggaran program senilai Rp71 triliun dianggap sudah mencukupi jika dialokasikan dengan tepat.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menyarankan agar program MBG berfokus pada dua pendekatan utama: geographic targeting dan individual targeting.

Geographic Targeting: Prioritaskan Daerah 3T

Dalam pendekatan geographic targeting, Bhima menekankan pentingnya memprioritaskan wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

“Program MBG seharusnya fokus terlebih dahulu di daerah 3T,” kata Bhima kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Menurut studi Celios, beberapa wilayah yang masuk kategori 3T meliputi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, dan Papua.

Individual Targeting: Subsidi untuk Keluarga Miskin

Selain geographic targeting, Bhima menyoroti pentingnya individual targeting.

“Untuk sekolah di perkotaan, pemerintah sebaiknya hanya mensubsidi MBG bagi masyarakat miskin. Sedangkan, pelajar dari keluarga mampu dapat menggunakan sistem iuran,” jelas Bhima.

Langkah ini dinilai mampu menghemat anggaran tanpa mengurangi dampak positif program.

 

Presiden Pertimbangkan Tambahan Anggaran MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Jakarta Selatan dimulai pada Senin, (13/1/2025). Salah satu sekolah yang menjadi sasaran adalah SDN Bangka 01 Pagi.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Jakarta Selatan dimulai pada Senin, (13/1/2025). Salah satu sekolah yang menjadi sasaran adalah SDN Bangka 01 Pagi.... Selengkapnya

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sedang mempertimbangkan penambahan anggaran untuk mempercepat pencapaian target MBG.

Presiden menargetkan sebanyak 82,9 juta penerima manfaat MBG pada akhir 2025. “Masih banyak anak yang belum menerima MBG. Presiden ingin mempercepat proses ini agar target tercapai,” ujar Dadan usai rapat bersama Presiden di Istana Kepresidenan, 17 Januari 2025.

Namun, Dadan belum merinci sumber dana tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung program tersebut.

 

Celios: Anggaran Negara Berpotensi Membengkak

Gibran Sidak Program Makan Bergizi Gratis di SMAN 60 Jakarta
Wapres Gibran Rakabuming Raka sidang program makan siang gratis di SMA Negeri 60 Jakarta. (Foto: BPMI Setwapres)... Selengkapnya

Studi Celios memperingatkan bahwa jika MBG diterapkan secara menyeluruh hingga 100 persen penerima pada 2029, belanja negara bisa melonjak hingga Rp4.962 triliun.

“Defisit anggaran berpotensi mencapai 3,1 persen dari PDB, melampaui batas yang diizinkan dalam UU Keuangan Negara 2003,” tulis Celios dalam laporan studinya.

Kebutuhan Anggaran Rp100 Triliun untuk Target 2025Saat ini, anggaran MBG berada di angka Rp71 triliun. Namun, Dadan menyebut bahwa setidaknya diperlukan Rp100 triliun untuk memenuhi kebutuhan 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025.

“Jika tambahan anggaran mulai dialokasikan pada September, Rp100 triliun sudah cukup untuk mencapai target tersebut,” tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya