Liputan6.com, Jakarta Majalah Forbes kembali merilis Daftar 50 Over 50 Global 2025. Daftar yang menampilkan 50 wanita inspiratif berusia di atas 50 tahun.
Mereka yang masuk dalam daftar ini merupakan para pelopor dalam berbagai bidang, berasal dari 32 negara. Para perempuan yang berkontribusi membentuk segala hal mulai dari keamanan siber, sains terkait masalah keselamatan lalu lintas.
Advertisement
Adapula yang berkecimpung membangun perusahaan pelayaran raksasa, bioteknologi inovatif, dan perusahaan modal ventura.
Advertisement
Melansir laman Forbes, Jumat (24/1/2025), para perempuan ini dinilai mampu membangun kekayaan, menciptakan lapangan kerja, dan membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk memberikan dampak yang besar bagi dunia.
Beberapa tokoh perempuan terkemuka dari kawasan Asia-Pasifik masuk dalam daftar. Mereka antara lain Kiran Mazumdar-Shaw dari Biocon (India), Annabelle Yu Long dari BAI Capital (Tiongkok), Bonnie Chan dari Hong Kong Exchanges and Clearing (Hong Kong),Maggi Chen dari Chenbro Micom (Taiwan), Lourdes Gutierrez-Alfonso dari Megaworld (Filipina), Mitsuko Tottori dari Japan Airlines (Jepang).
Dari daftar tersebut ternyata terselip juga salah satu pengusaha perempuan Indonesia. Dia adalah Shinta Widjaja Kamdani. Sang CEO Sintesa Group, salah satu perusahaan investasi di Indonesia yang mencakup berbagai industri, termasuk minyak kelapa sawit, energi panas bumi, real estat, dan bisnis lainnya.
Shinta Kamdani menjadi CEO grup tersebut pada tahun 1999 dan selama berada di posisi kepemimpinannya dinilai telah mampu menerapkan praktik keberlanjutan bagi perusahaannya.
Dia membawa perusahaan berfokus pada energi panas bumi dan tenaga surya, selain energi bertenaga gas. Di saat bersamaan terus mendorong sertifikasi minyak kelapa sawit berkelanjutan.
Saat ini, Shinta Kamdani menjabat sebagai ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan sempat menjabat sebagai Presiden B20 pada tahun 2022.
Pandangan Shinta Kamdani di Era Kepemimpinan Donald Trump
Sebelumnya, Shinta Kamdani dalam salah satu acara yang digelar Liputan6.com terkait Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 memberikan pandangan dampak dari kepemimpinan di era baru Trump.
Dia menyoroti rencana Trump mengenakan tarif impor lebih lanjut terhadap barang-barang China. Dikatakan jika rencana penerapan tarif dagang yang tinggi yang diberlakukan terhadap China memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi.
Shinta menjelaskan, dengan adanya tarif tinggi yang diterapkan pada produk-produk China, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi alternatif bagi perusahaan-perusahaan yang sebelumnya bergantung pada China untuk memindahkan produksi mereka ke negara lain.
"Indonesia bisa mengambil peluang kalau yang namanya China di-risking ya. Jadi, kalau kita lihat nantinya China akan dikenakan tarif tinggi sekali, apakah kita bisa mengambil, kemudian Indonesia mengambil peluang," kata Shinta dalam Liputan6 Update Spesial, Selasa (21/1/2025).
Bahkan APINDO telah mencatat terdapat beberapa perusahaan sudah mulai mempertimbangkan Indonesia sebagai lokasi alternatif investasi, khususnya dalam sektor-sektor tertentu.
"Terus terang saat ini sudah mulai nih ada perusahaan-perusahaan yang datang ke Indonesia untuk melihat sebagai alternatif dari China, spesifiknya di beberapa manfaat tertentu untuk melihat kemungkinan untuk bisa Indonesia menjadi satu alternatif," ujarnya.
Advertisement
Hadapi Tantangan
Namun, ia juga mengingatkan Indonesia harus siap menghadapi tantangan internal yang cukup besar. Agar bisa memanfaatkan peluang ini secara optimal, Indonesia perlu melakukan perbaikan signifikan dalam hal regulasi, infrastruktur, dan iklim investasi. Reformasi struktural yang mendalam menjadi salah satu kunci untuk memastikan Indonesia dapat menjadi tujuan investasi yang lebih menarik.
"Jadi kita melihat aspek kalau dari segi perdagangan memang Indonesia ini kalau kita mau mengalihkan potensi investasi dari ke Indonesia, kita juga banyak harus melakukan perbaikan-perbaikan di Indonesia begitu," jelasnya.