Liputan6.com, Jakarta - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Pangan Hashim S Djojohadikusumo mengungkapkan sejumlah program pemerintah Prabowo Subianto dalam acara ESG Sustainability Forum 2025 dengan tema "ESG dan Pembiayaan Hijau untuk Ekonomi RI yang Inklusif dan Berkelanjutan". Salah satu program tersebut adalah pembangunan tanggul laut raksasa.
Hashim menjelaskan, pemerintah akan membangun tanggul laut sepanjang 700 km dari banten hingga Jawa Timur. Menurut Hashim, program tanggul laut ini bertujuan untuk melindungi lahan persawahan yang ada di wilayah pantai utara Jawa.
Advertisement
Diakui, program ini akan memakan waktu sangat lama dengan perkiraan 10 tahun hingga 20 tahun. "Tapi harus segera dimulai untuk kita melindungi jutaan hektare sawah di pantau utara Jawa," kata dia dikutip pada Senin (3/2/2025).
Advertisement
"Apa arti food estate di di Kalimantan atau di Merauke kalau nanti jutaan hektare sawah (di Jawa) terbenam, ditutup dengan laut," tambah dia.
Hashim menjelaskan, sebenarnya program tanggul laut raksasa ini sudah mulai dirancang sejak 1994 di zaman orde baru. Saat itu pemerintah sudah melihat ancaman kenaikan air laut. Saat ini, pembangunan itu akan diwujudkan meskipun sudah sedikit terlambat.
China Berminat
Sebelumnya, perusahaan asal China, Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) berminat untuk ikut serta dalam proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Kabar itu diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Saleh Atmawidjaja Sebagai informasi, proyek ini merupakan salah satu rencana pembangunan Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Belum Resmi
Endra menyebut, pihak NHRI telah menyampaikan minatnya untuk ikut berpartisipasi dalam proyek besar tersebut.
"Investor China dalam pertemuan terakhir di Beijing itu ada minat ya. Jadi ini sekali lagi masih minat, dari Nanjing Hydraulic Resource Institute (NHRI)," kata Endra saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).
Maka dari itu, NHRI belum secara resmi ikut terlibat dalam proyek tanggul laut Pulau Jawa.
Endra lebih lanjut menyebutkan, minat ini diharapkan akan ditindaklanjuti dengan Letter of Intent (LoI).
"Kalau sudah ada letter of intent kita bisa lakukan pertukaran data, pertukaran tenaga ahli kemudian mereka akan mendalami secara teknis kajian yang sudah dilakukan Korea dan Belanda," bebernya.
Â
Advertisement
Korea Tertarik
Tak hanya China, sejumlah negara lain,salah satunya Belanda dan Korea juga telah melakukan studi terkait pengembangan tanggul laut.
Endra pun optimis negara-negara tersebut akan tertarik untuk mengikuti mega proyek tanggul laut itu.
"Ini pekerjaan besar tidak mungkin hanya dilakukan oleh NHRI, pasti ada pemerintah Indonesia mungkin juga Korea tertarik mungkin juga Belanda tertarik juga yang sudah duluan men-deploy tenaga ahli," imbuhnya.Â