Harga Emas Bisa Tembus Segini di Pertengahan Maret 2025, Siap-Siap!

Harga emas akhirnya mencapai tonggak sejarah dengan menembus angka USD 3.000 per ons, mencerminkan tren bullish yang kuat di pasar logam mulia.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 17 Mar 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 07:00 WIB
Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga emas akhirnya mencapai tonggak sejarah dengan menembus angka USD 3.000 per ons, mencerminkan tren bullish yang kuat di pasar logam mulia. 

Pada awal pekan kedua Maret 2025, harga emas dunia di pasar spot dibuka di USD 2.913,63 per ons dan bertahan stabil di atas USD 2.900 sebelum mengalami sedikit koreksi pada Senin sore ke kisaran USD 2.880.

Survei Mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis dan pedagang ritel masih optimis harga emas akan terus naik. 

Prediksi Analis

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menegaskan bahwa tren ini didukung oleh pembelian agresif dari bank sentral. 

"Pembelian bank sentral yang kuat terus berlanjut, dan emas akan bergerak di atas USD 3.000. Angka bulat itu bukan penghalang bagi pembeli asing yang menentukan harga emas dalam mata uang mereka sendiri," katanya, dikutip dari Kitco News, Minggu (16/3/2025).

Meski demikian, ada perbedaan pendapat di kalangan analis mengenai pergerakan emas dalam waktu dekat. Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, memperkirakan adanya aksi ambil untung sebelum harga kembali naik. 

"Setelah mencapai USD 3.000, saya perkirakan akan ada koreksi sebelum kita menyerang level ini lagi," ujarnya.

Sebaliknya, Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart.com, melihat situasi global sebagai pendorong utama harga emas. Menurutnya, baik analisis fundamental maupun teknis tidak terlalu relevan saat ini. Emas adalah aset safe haven ketika ekonomi dan politik global berada dalam pergolakan.

 

Beberapa Analis Pilih Pendekatan Hati-hati

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)... Selengkapnya

Namun, beberapa ahli strategi pasar lebih berhati-hati. James Stanley dari Forex.com percaya level USD 3.000 akan memicu aksi jual sementara. 

"Saya pikir level ini akan menarik beberapa penjual, tetapi lebih sebagai koreksi kecil daripada pembalikan tren," ungkapnya.

Sean Lusk, Direktur Lindung Nilai Komersial di Walsh Trading, menambahkan harga emas saat ini sangat dipengaruhi oleh dinamika berita harian. Artinya, volatilitas masih mungkin terjadi dalam beberapa pekan mendatang.

Dengan sentimen yang masih condong ke arah bullish, banyak investor kini menantikan bagaimana kebijakan Federal Reserve serta dinamika geopolitik akan memengaruhi pergerakan emas selanjutnya.

 

Hasil Survey Kitco

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Minggu ini, 15 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan Wall Street menarik kembali optimismenya dari minggu lalu, meskipun hanya sedikit. 

Sembilan pakar, atau 60%, memperkirakan harga emas akan naik sekali lagi selama minggu depan, sementara tiga analis, atau 20%, memperkirakan penurunan harga logam mulia, dan tiga pakar lainnya, melihat konsolidasi emas setelah pencapaian utamanya.

Sementara itu, 262 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco partisipasi terkuat sejauh ini pada tahun 2025 dengan sentimen Main Street hampir identik dengan minggu sebelumnya. 175 pedagang eceran, atau 67%, memperkirakan harga emas akan naik di atas USD 3.000 minggu depan.

Sementara itu, 47 lainnya, atau 18%, memperkirakan logam kuning akan diperdagangkan lebih rendah. 40 investor yang tersisa, mewakili 15% dari total, melihat harga emas cenderung bergerak menyamping dalam beberapa hari mendatang.

 

Sentimen Sepekan

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Minggu depan merupakan minggu yang sangat penting untuk berita ekonomi, yang jika ditambahkan dengan pergolakan geopolitik harian dari masa jabatan kedua Trump sebagai presiden, menjanjikan banyak peristiwa berisiko bagi para pedagang logam mulia.

Bank sentral kembali mendominasi kalender, dengan Bank of Japan (Selasa), Federal Reserve AS (Rabu), dan Bank Nasional Swiss serta Bank of England (Kamis) semuanya menyampaikan pengumuman suku bunga dan panduan terbaru.

Data penting lainnya termasuk Penjualan Ritel dan Indeks Manufaktur Empire State pada hari Senin, rilis Perumahan Baru dan Izin Bangunan pada hari Selasa, dengan klaim pengangguran mingguan, Penjualan Rumah yang Ada, dan Survei Manufaktur Philly Fed pada hari Kamis. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya