Indonesia Sumbang 30% Pekerja Pabrik Nike dan Adidas Global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sebagian besar pabrik pemasok Adidas dan Nike di Indonesia dimiliki oleh investor asing, utamanya dari China, Korea Selatan, dan Taiwan.

oleh Agustina Melani Diperbarui 17 Mar 2025, 08:31 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 08:31 WIB
Indonesia Sumbang 30% Pekerja Pabrik Nike dan Adidas Global
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief. (Foto: Kemenperin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Industri alas kaki dan pakaian Indonesia kembali menunjukkan tajinya di panggung global. Dalam setahun terakhir, Indonesia menjadi pilihan utama bagi merek-merek ternama dunia yakni Nike dan Adidas untuk memperluas produksinya.

"Indonesia sekarang menyumbang hampir 30% dari total tenaga kerja pabrik global Adidas dan Nike. Ini bukti nyata daya saing industri manufaktur kita semakin diakui dunia," tutur Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (17/3/2025).

Hal ini tidak hanya mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kelas dunia, tetapi juga menghadirkan peluang lapangan kerja yang semakin luas bagi tenaga kerja dalam negeri.

Indonesia berhasil menarik lebih banyak alokasi produksi dari dua raksasa global tersebut, bahkan menggeser pusat produksi dari negara-negara seperti China, Vietnam, dan Kamboja.

Di sektor alas kaki, sebanyak 7.644 tenaga kerja baru direkrut pada 2024, naik 3% dibanding tahun sebelumnya, menjadikan jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 271.774 orang. Sementara di sektor pakaian, pertumbuhan perekrutan lebih pesat dengan penambahan 10.013 pekerja baru, atau melonjak 30% year-on-year, total menjadi 36.409 tenaga kerja.

Sebagian besar pabrik pemasok Adidas dan Nike di Indonesia dimiliki oleh investor asing, utamanya dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. Mereka semakin aktif menambah tenaga kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi. Misalnya, Ontide (Korea Selatan) dan Korrun (Vietnam) telah merekrut lebih banyak pekerja Indonesia.

Di sisi lain, PT Pancaprima Ekabrothers mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 10,9%, sementara Adidas tengah menjajaki pembukaan pabrik baru di Indonesia lewat mitra lokal seperti PT Adonia dan PT Aroma.

Kemenperin mencatat, kinerja ekspor alas kaki dan pakaian kian perkasa sepanjang tahun 2024. Total ekspor alas kaki dan pakaian Indonesia pada 2024 tembus USD11,2 miliar, naik 9,8% dibanding tahun sebelumnya. Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar, menyerap 60% ekspor pakaian Indonesia. Untuk alas kaki, ekspor ke Negeri Paman Sam melonjak 24,6% (yoy), setara dengan USD2,9 miliar.

 

 

Promosi 1

Peluang Besar

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief. (Foto: Kemenperin)
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief. (Foto: Kemenperin)... Selengkapnya

Kemenperin melihat tren positif ini sebagai peluang besar bagi penguatan industri dalam negeri. Tidak hanya meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan memberikan multiplier effect yang luas.

"Kami berkomitmen untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan memperkuat infrastruktur industri agar Indonesia semakin menjadi mitra strategis dalam rantai pasok global," tegas Febri.

Kemenperin juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga momentum positif ini, guna mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Kemenperin: 20 Produk Apple Sudah Kantongi Sertifikat TKDN

Apple Store di Taiwan
Apple Bakal Luncurkan iPhone, MacBook Pro, dan Apple Watch dengan Desain Super Tipis! (Liputan6.com/ Yuslianson)... Selengkapnya

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan jika telah menerbitkan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi 20 produk Apple, yang terdiri dari 11 sertifikat TKDN untuk produk telepon seluler dan 9 sertifikat TKDN untuk 9 produk komputer tablet.

Masing-masing sertifikat TKDN tersebut telah ditandatangani Kepala P3DN (Pusat Pengembangan Produk Dalam Negeri) Kemenperin.

“Sertifikat TKDN 20 produk Apple telah kami terbitkan. Penerbitan 20 sertifikat tersebut dilakukan setelah Apple dijatuhi sanksi karena wanprestasi pada periode 2020-2023 dan kembali mematuhi regulasi terkait kebijakan TKDN HKT yakni, Permenperin No. 29 Tahun 2017,”kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat(7/3/2025).

Dia melanjutkan, Apple memilih skema 3 pada periode proposal 2025 – 2028 di mana salah satunya berisi komitmen Apple membangun fasilitas riset dan inovasi di Indonesia senilai USD 160 juta.

"Pusat Riset dan Inovasi di Indonesia merupakan fasilitas riset dan inovasi Apple kedua yang berada di luar Amerika Serikat dan yang pertama di Asia," tambahnya.

Selanjutnya, 20 produk Apple tersebut harus mendapatkan sertifikat postel (pos dan telekomunikasi) dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

 

 

TPP Impor

Apple iPhone 14 dan 14 Plus
Spesifikasi dan harga iPhone 14 dan 14 Plus yang baru diumumkan. (Doc: Apple)... Selengkapnya

Sertifikat postel dari Kementerian Komdigi selanjutnya menjadi syarat untuk mendapatkan TPP Impor (Tanda Pendaftaran Produk Impor) dari Kemenperin.

TPP Impor dari Kemenperin sebagai syarat bagi semua produk Apple yang di impor untuk mendapatkan IMEI dan PI (Persetujuan Impor) dari Kementerian Perdagangan.

”Setelah mendapatkan 20 sertifikat TKDN, pihak Apple sudah bisa mengurus mendapatkan sertifikat postel atas semua produk mereka tersebut ke Komdigi. Setelah mendapat sertifikat TKDN dan sertifikat postel dari Komdigi maka Apple kemudian berhak mendapatkan TPP Impor untuk seluruh produk Apple tersebut yang akan digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan nomor IMEI dari CEIR dan PI(Persetujuan Impor) dari Kemendag,” ujar Febri.

Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Keuntungan iPhone terhadap Apple (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya