Liputan6.com, Jakarta Harga emas menguat tipis dan bertahan di dekat level tertinggi sepanjang masa pada Rabu. Sentimen harga emas ini setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sesuai dengan ekspektasi pasar dan mengindikasikan akan memangkas biaya pinjaman sebesar setengah poin persentase sebelum akhir tahun ini.
Dikutip dari CNBC, Kamis (20/3/2025), harga emas spot naik 0,2% menjadi USD 3.039,09 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di USD 3.045,24 sebelumnya di sesi perdagangan. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup nyaris tidak berubah di level $3.041,20.
Advertisement
Baca Juga
"Emas terus merangkak naik di tengah ketidakpastian yang tinggi, karena pernyataan dan proyeksi ekonomi The Fed memberikan sinyal yang beragam," kata Tai Wong, seorang trader logam independen.
Advertisement
"Emas saat ini berada dalam pasar bullish setelah melonjak kuat melewati $3.000 dan kemungkinan akan terus naik didorong ketidakpastian pasar aset dan kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi," tambahnya.
The Fed Tahan Suku Bunga
The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,50%, sementara para pejabat menaikkan proyeksi inflasi tahun ini dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, menyusul kebijakan tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Trump.
Presiden AS Donald Trump telah menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25% efektif sejak pekan lalu, dan mengatakan berencana memberlakukan tarif timbal balik baru serta tarif sektoral mulai 2 April mendatang.
Futures dana Fed mengindikasikan bahwa para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 62,1% bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Juni, naik dari 57% sebelum keputusan diumumkan.
Harga Emas Sudah Naik 15%
Emas secara tradisional dipandang sebagai investasi aman (safe haven) di tengah inflasi atau ketidakstabilan ekonomi. Harga emas telah naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini.
Emas menjadi lebih menarik ketika suku bunga rendah, karena emas merupakan aset tanpa imbal hasil.
Di sisi geopolitik, Rusia dan Ukraina saling menuduh melanggar kesepakatan baru untuk tidak menyerang infrastruktur energi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Advertisement
Harga Emas Bisa Tembus Segini di Pertengahan Maret 2025, Siap-Siap!
Harga emas akhirnya mencapai tonggak sejarah dengan menembus angka USD 3.000 per ons, mencerminkan tren bullish yang kuat di pasar logam mulia.
Pada awal pekan kedua Maret 2025, harga emas dunia di pasar spot dibuka di USD 2.913,63 per ons dan bertahan stabil di atas USD 2.900 sebelum mengalami sedikit koreksi pada Senin sore ke kisaran USD 2.880.
Survei Mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis dan pedagang ritel masih optimis harga emas akan terus naik.
Prediksi Analis
Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menegaskan bahwa tren ini didukung oleh pembelian agresif dari bank sentral.
"Pembelian bank sentral yang kuat terus berlanjut, dan emas akan bergerak di atas USD 3.000. Angka bulat itu bukan penghalang bagi pembeli asing yang menentukan harga emas dalam mata uang mereka sendiri," katanya, dikutip dari Kitco News, Minggu (16/3/2025).
Meski demikian, ada perbedaan pendapat di kalangan analis mengenai pergerakan emas dalam waktu dekat. Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, memperkirakan adanya aksi ambil untung sebelum harga kembali naik.
"Setelah mencapai USD 3.000, saya perkirakan akan ada koreksi sebelum kita menyerang level ini lagi," ujarnya.
Sebaliknya, Darin Newsom, analis pasar senior di Barchart.com, melihat situasi global sebagai pendorong utama harga emas. Menurutnya, baik analisis fundamental maupun teknis tidak terlalu relevan saat ini. Emas adalah aset safe haven ketika ekonomi dan politik global berada dalam pergolakan.
