Dahlan Lobi IDB di Mekkah Berbuah Kredit Ekspor Buat PT DI

Masjidil Haram menjadi saksi pertemuan antara Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmed Mohammed Ali.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 06 Agu 2013, 08:50 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2013, 08:50 WIB
dahlan-mengganti-130722b.jpg
Masjidil Haram menjadi saksi pertemuan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dengan Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmed Mohammed Ali.

Pertemuan itu melahirkan kesepakatan pemberian fasilitas kredit ekspor bagi PT Dirgantara Indonesia (DI) Persero. Dahlan mengatakan, pihaknya meminta kepada IDB supaya mendukung ekspor pesawat produksi DI melalui fasilitas kredit ekspor IDB.

"Penjualan pesawat DI akan lancar kalau bisa menggunakan kredit ekspor. Sebab negara yang membeli pesawat buatan Bandung ini sekaligus meminta fasilitas pembiayaannya," tutur Dahlan seperti diceritakan Kepala Humas Kementerian BUMN, Faisal Halimi di Jakarta, Selasa (6/8/2013).

Dalam perbincangan di Clock Tower depan Masjidil Haram, Dahlan juga menjelaskan perusahaan pelat merah yang berbasis di Bandung ini tengah menawarkan pesawat kepada Bangladesh dan beberapa negara Afrika.

Gayung pun bersambut. Permintaan Dahlan langsung disetujui Ahmed yang saat itu hadir didampingi Pimpinan IDB Devisi Asia Selatan dan Tenggara.

"IDB tertarik untuk memberikan fasilitas kredit ekspor bagi Bangladesh. Bahkan saya juga ditanya negara mana saja yang sudah menyatakan minatnya tapi terhalang masalah pembiayaan. Saya pun menjawab Filipina," ucap Dahlan.

Sementara itu, dia menceritakan, Ahmed sendiri mengaku telah mengenal baik industri pesawat Indonesia lantaran pernah berkunjung ke kota Kembang pada awal tahun 1990-an. Kala itu, kunjungannya ke tanah air merupakan ajakan dari Mantan Presiden Habibie.

"Dia (Ahmed) berharap apa yang saya inginkan bisa dilakukan oleh IDB. Ahmed juga gembira mendengar paparan saya karena kini DI sudah maju pesat dan untuk pertama kalinya tidak lagi rugi," tukas Dahlan.

IDB, kata dia, memiliki komitmen untuk memberikan fasilitas kredit ekspor bagi negara-negara anggota, termasuk Indonesia. Pasalnya negara ini menjadi salah satu pendiri IDB yang memegang peranan penting, tepatnya 39 tahun yang lalu.

Selama tiga tahun ke depan, lanjut Dahlan, IDB menyediakan fasilitas pendanaan hingga US$ 3,3 miliar atau setara dengan Rp 30 triliun.

Menariknya, IDB bakal segera membuka kantor di Jakarta pada akhir tahun ini sebagai perpanjangan tangan dari kantor pusat IDB untuk Asia Tenggara yang selama ini berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Menurut Ahmed, IDB sudah berkembang pesat sejak beberapa tahun terakhir dengan pencapaian rating tertinggi, yakni AAA. Dia berharap bisa menjalin kerja sama dengan BUMN Indonesia untuk mengembangkan perekonomian Indonesia," pungkas Dahlan. (Fik/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya