PT Pertamina (Persero) berencana melakukan pemasangan Radio Frecuency Identification (RFID) pada semua kendaraan di Indonesia. Bahkan, RFID telah disimulasi melalui beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Jakarta.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, mengungkapkan dari hasil simulasi masih terdapat banyak kendaraan yang menolak untuk dipasangi alat tersebut.
"Memang ada waktu uji coba ada pemilik mobil yang menilak dipasangi alat, tapi sekarang sudah ada peraturan dari BPH Migas. Mobil yang menolak tidak akan punya hak mendapat BBM subsidi," ungkapnya saat ditemui usai mengadakan Rapat Pimpinan di Gedung Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dahlan menghimbau pemilik kendaraan pribadi untuk bersedia dipasangi RFID, karena dengan begitu mampu membantu mengurangi tindak korupsi.
"Jadi orang yang mau mobilnya dipasangi alat tersebut orang tersebut membantu permainan BBM subsidi. Kalo sudah itu maka tidak akan lagi permainan BBM subsidi. Misalnya begini, pemerintah kan memberi subsidi sekian juta liter, tapi apa betul Pertamina menyalurkan sekian juta betul disalurkan ke konsumen,"jelasnya.
Lebih lanjut mantan Direktur Utama PLN itu mengungkapkan pemasangan RFID tidak ada pengaruhnya dengan harga BBM yang akan dikonsumsi masyarakat.
"Karena nanti Pertamina hanya bisa nagih subsidi ke pemerintah berdasarkan bensin yang masuk ke konsumen. Jadi tidak ada hubungannya dengan harga atau apapun," pungkasnya. (Yas/Ndw)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, mengungkapkan dari hasil simulasi masih terdapat banyak kendaraan yang menolak untuk dipasangi alat tersebut.
"Memang ada waktu uji coba ada pemilik mobil yang menilak dipasangi alat, tapi sekarang sudah ada peraturan dari BPH Migas. Mobil yang menolak tidak akan punya hak mendapat BBM subsidi," ungkapnya saat ditemui usai mengadakan Rapat Pimpinan di Gedung Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dahlan menghimbau pemilik kendaraan pribadi untuk bersedia dipasangi RFID, karena dengan begitu mampu membantu mengurangi tindak korupsi.
"Jadi orang yang mau mobilnya dipasangi alat tersebut orang tersebut membantu permainan BBM subsidi. Kalo sudah itu maka tidak akan lagi permainan BBM subsidi. Misalnya begini, pemerintah kan memberi subsidi sekian juta liter, tapi apa betul Pertamina menyalurkan sekian juta betul disalurkan ke konsumen,"jelasnya.
Lebih lanjut mantan Direktur Utama PLN itu mengungkapkan pemasangan RFID tidak ada pengaruhnya dengan harga BBM yang akan dikonsumsi masyarakat.
"Karena nanti Pertamina hanya bisa nagih subsidi ke pemerintah berdasarkan bensin yang masuk ke konsumen. Jadi tidak ada hubungannya dengan harga atau apapun," pungkasnya. (Yas/Ndw)