Hadapi Perdagangan Bebas ASEAN, Hatta: RI Tidak Akan Pasrah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memperingatkan Indonesia harus lebih berhati-hati dan cermat dalam sektor perdagangan.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Agu 2013, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2013, 17:15 WIB
hatta-rajasa-130513b.jpg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memperingatkan Indonesia harus lebih berhati-hati dan lebih cermat dalam sektor perdagangan mengingat pada 2015 Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC).

"Makanya kita harus cermat, karena free trade itu kan untuk meningkatkan volume perdagangan dunia secara lebih berkeadilan, artinya jangan sampai ada yang untung ada yang rugi, tidak ada gunanya jika membuat free trade jika menimbulkan dampak pukulan kepada produk dalam negeri," ujar dia di Jakarta, Jumat (30/8/2013).

Hatta mengatakan, keberadaan perdagangan bebas antar negara ASEAN ini, pemerintah sendiri tidak akan pasrah begitu saja. Pemerintah juga punya kepentingan untuk menjaga produk-produk dalam negeri.

"Kita tidak setuju hanya sekedar free trade, kita menginginkan CECA (Comprehensive Economic Coorperation Agreement), di situ ada suatu keseimbangan dan kebersamaan, tidak hanya sekedar free trade," lanjut dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah sendiri belum ingin merevisi perjanjian perdagangan bebas tersebut meskipun saat ini kondisi perekonomian Indonesia tengah melemah.

Menurut dia, bisa saja dilakukan revisi terhadap perjanjian dagang tersebut asalkan ada hal-hal tertentu yang mengakibatkan defisit secara bilateral.

"Saya kira yang dimaksud revisi itu ada beberapa protokol yang mengakibatkan defisit secara bilateral. Kita bisa saja mengajukan keberatan, makanya di perdagangan kita harus cermat jangan membiarkan defisit secara bilateral itu menganga, kita harus atasi itu," tutur dia.

Namun Hatta yakin jika produk Indonesia akan mampu bersaing saat AEC tersebut berlangsung. "Daya saing produk dalam negeri masih rendah?. Itu kan sudah meningkat, harus lihat pada survey yang ada, yang mengatakan 50% lebih akan investasi di Indonesia dibanding negara ASEAN lain. Ini ada mekanismenya, tinggal kita harus aktif, kan ada perjanjian yg ditandatangani bersama. Tinggal kita aktif atau tidak," tandas Hatta. (Dny/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya