Pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini tak hanya mempengaruhi pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Produsen alat berat menjadi industri yang terimbas dari kondisi ini.
PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors), perusahaan pemasok alat-alat berat mengaku penjualannya turun seiring pelemahan rupiah.
Presiden Direktur GM Tractors Tjandi Mulyono mengaku jika kinerja perusahaannya pada semester 1 tahun 2013 ini di luar target.
Awalnya perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 30% di semester I 2013. Namun realisasi penjualan ternyata hanya sebesar 25%.
"Tahun ini dari Januari hingga Juli naiknya 25%, sebenarnya target kami 30%. Kalau saya melihat terakhir ini gejolak rupiah yang sedemikian besar akan menjadi pelemahan (penjualan) juga," ujar dia di Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Sampai akhir tahun penjualan perusahaan diprediksi melemah bahkan bisa mencapai di bawah 25% jika dibandingkan dengan semester I.
"Ya dari Januari sampai Desember yang awalnya kita target pertumbuhan tahunan 30% kita adjust jadi 20%,"jelasnya.
Tjandi mengakui, selama ini penjualan alat berat perusahaan selalu memakai mata uang dolar AS per unit, pelemahan nilai rupiah tidak terlalu berpengaruh. Hal itu akan menjadi berpengaruh jika pembelian dilakukan dengan mata uang rupiah.
GM Tractor memiliki pangsa pasar setidaknya 30% pengadaan alat berat untuk pembangunan proyek jalan raya yang mayoritas berada di Pulau Jawa.
Menyiasati pelemahan penjualan ini, GM Tranctors akan lebih mengutamakan pelayanan purna jual dan penjualan spare part.
"Strategi lain secara khusus sekali tidak ada, hanya saja dengan situasi seperti ini cara pembiayaananya yang bagaimana, kalau pameran begini kita juga berikan bonus-bonus tertentu,"kata dia. (Yas/Nur)
PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors), perusahaan pemasok alat-alat berat mengaku penjualannya turun seiring pelemahan rupiah.
Presiden Direktur GM Tractors Tjandi Mulyono mengaku jika kinerja perusahaannya pada semester 1 tahun 2013 ini di luar target.
Awalnya perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 30% di semester I 2013. Namun realisasi penjualan ternyata hanya sebesar 25%.
"Tahun ini dari Januari hingga Juli naiknya 25%, sebenarnya target kami 30%. Kalau saya melihat terakhir ini gejolak rupiah yang sedemikian besar akan menjadi pelemahan (penjualan) juga," ujar dia di Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Sampai akhir tahun penjualan perusahaan diprediksi melemah bahkan bisa mencapai di bawah 25% jika dibandingkan dengan semester I.
"Ya dari Januari sampai Desember yang awalnya kita target pertumbuhan tahunan 30% kita adjust jadi 20%,"jelasnya.
Tjandi mengakui, selama ini penjualan alat berat perusahaan selalu memakai mata uang dolar AS per unit, pelemahan nilai rupiah tidak terlalu berpengaruh. Hal itu akan menjadi berpengaruh jika pembelian dilakukan dengan mata uang rupiah.
GM Tractor memiliki pangsa pasar setidaknya 30% pengadaan alat berat untuk pembangunan proyek jalan raya yang mayoritas berada di Pulau Jawa.
Menyiasati pelemahan penjualan ini, GM Tranctors akan lebih mengutamakan pelayanan purna jual dan penjualan spare part.
"Strategi lain secara khusus sekali tidak ada, hanya saja dengan situasi seperti ini cara pembiayaananya yang bagaimana, kalau pameran begini kita juga berikan bonus-bonus tertentu,"kata dia. (Yas/Nur)